31.2 C
Jakarta

Apakah Alasan Dibalik Dipilihnya Debu Sebagai Pengganti Air dalam Bersuci?

Artikel Trending

Asas-asas IslamFikih IslamApakah Alasan Dibalik Dipilihnya Debu Sebagai Pengganti Air dalam Bersuci?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. – Secara bahasa, tayammum mempunyai makna menyengaja. Sedangkan secara terminology Fiqh, tayammum adalah mengusapkan debu pada wajah dan kedua tangan dengan ketentuan-ketentuan khusus. Dalam berbagai literatur Fiqh, praktik tayammum adalah sebuah ritual yang menjadi pengganti ritual wudhu ketika tidak bisa dilakukan, karena adanya suatu halangan tertentu. Seseorang yang sakit cukup parah, misalnya, hingga sampai pada kondisi bila menyentuh air akan menjadikan penyakitnya bertambah akut, diperbolehkan mengganti wudhunya dengan bertayammum. Demikian pula seorang yang berada di sebuah lokasi dan kesulitan untuk mendaptakan air sebagai alat berwudhu, maka baginya juga diperbolehkan untuk bertayammum.

Namun, meskipun demikian, banyak orang yang menganggap janggal atas dipilihnya debu sebagai pengganti air sebagai sarana bersuci pada praktik tayammum. Air dalam berwudhu menjadi media yang berguna sebagai pembersih, sedangkan mengusapkan debu ke wajah dan kedua tangan ketika tayammum justru berakibat sebaliknya. Debu dapat mengotori wajah dan kedua tangan. Lalu, sebenarnya apakah alasan dibalik dipilihnya debu sebagai pengganti air?

Debu dipilih sebagai pengganti air karena diantara keduanya terdapat banyak kesamaan dan hubungan yang sangat erat. Allah Swt menjadikan sesuatu yang hidup dari air, sedangkan tanah merupakan materi asal penciptaan manusia (Nabi Adam As). Jadi, penciptaan manusia melibatkan dua unsur, yakni air dan tanah. Syekh ash-Showy dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa Nabi Adam As diciptakan dengan memadukan seluruh jenis tanah dan segala macam air yang ada di bumi. Perbedaan jenis tanah tersebut menyebabkan anak turunnya memiliki perbedaan warna kulit. Sedangkan keberanekamacam air tersebut membuat karakter dan akhlak keturunannya menjadi bermacam-macam pula. Dari keterangan ini dapat diketahui alasan mengapa manusia  di seluruh penjuru dunia dijumpai banyak sekali warna kulit dan karakternya, padahal seluruhnya merupakan keturunan Nabi Adam As dan Siti Hawa. (Hasyiah ash-Showy, Juz. 2, Hal. 2).

BACA JUGA  Tidak Puasa Saat Ramadhan, Dahulukan Mana Qodho Puasa Ramadhan Atau Puasa Syawal?

Lebih jauh, menurut Syekh Ibnu Qayyim al-Jauzy dalam kitabnya, I’lam al-Muwaqqi’in ‘an Rabb al-‘Alamin bahwa makanan pokok -baik bagi manusia ataupun hewan- berasal dari tumbuh-tumbuhan. Hidup dan berkembangbiaknya tumbuh-tumbuhan juga sangat tergantung dengan aadanya dua hal, yakni air dan tanah. Keduanya juga sangat mudah didapatkan di seluruh penjuru bumi. Karena wilayah manapun di permukaan bumi hampir dapat dipastikan terdapat salah satu dari kedua hal tersebut. (I’lam al-Muwaqqi’in ‘an Rabb al-‘Alamin, Hal. 313).

Sedangkan menurut Syekh Abdul Wahab asy-Sya’rony dalam kitabnya, Mizan al-Kubro (Juz. 1, Hal. 107) alasan dipilihnya debu sebagai pengganti dari air adalah karena air dan debu memiliki kedekatan ruhaniyyah. Meskipun tampaknya mengotori, namun pada hakikatnya debu dapat membangkitkan kelesuan anggota tubuh (dalam beribadah) akibat dosa dan maksiat yang dilakukan seseorang. Jadi, selain kedekatan lahiriah antara air dan debu, juga terdapat kedekatan ruhaniyyah antara keduanya. Oleh karena itu, sangat layak jika debu dipakai sebagai pengganti air.

Demikianlah kiranya alasan mengapa debu dipilih menjadi pengganti air dalam bersuci yang dapat penulis dihidangkan kepada para pembaca. Tentunya masih banyak alasan lain yang tidak dapat dihidangkan pada kesempatan kali ini. Semoga bermanfaat.

 

و إن تَجِد عَيْبًا فَسُدَّ الخَلَلَا  #  فَجَلَّ مَنْ لاَ عَيْبَ فِيْهِ وَ عَلَا

 

Wallahu a’lamu bishshowab

Muhammad Ryan Romadhon
Muhammad Ryan Romadhon
Mahasantri Ma'had Aly Ponpes Al-Iman Bulus Purworejo Jawa Tengah

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru