29.2 C
Jakarta

Tidak Puasa Saat Ramadhan, Dahulukan Mana Qodho Puasa Ramadhan Atau Puasa Syawal?

Artikel Trending

Asas-asas IslamFikih IslamTidak Puasa Saat Ramadhan, Dahulukan Mana Qodho Puasa Ramadhan Atau Puasa Syawal?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Salah satu hal yang diwajibkan kepada umat Islam di seluruh dunia adalah puasa Ramadhan. Namun demikian karena beberapa alasan seperti sakit, haid, safar, dan lain sebagainya, seseorang diperbolehkan tidak melaksanakan puasa Ramadhan. Namun demikian, setelah Ramadhan berakhir dan memasuki bulan Syawal, manakah yang harus didahulukan antara qodho puasa Ramadhan atau puasa Syawal?

Dalam Al-Quran dijelaskan orang yang meninggalkan puasa saat bulan Ramadhan wajib menggantinya di bulan-bulan setelah Ramadhan.

فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضاً أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْراً فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُون  

Artinya: “Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan orang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS Al-Baqarah: 184)

Memang, ketika meninggalkan puasa Ramadhan wajib menggantinya, namun demikian, saat memasuki bulan Syawal, ketika melaksanakan puasa sunnah Syawal maka seperti puasa setahun, hal ini seperti yang digambarkan dalam sebuah hadis Nabi Muhammad:

BACA JUGA  Hukum Mengucapkan Selamat Hari Raya Nyepi

 مَنْ صَامَ رَمَضَانَ، ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ اَلدَّهْرِ  

Artinya: “Barangsiapa puasa Ramadhan, kemudian ia sertakan dengan puasa enam hari dari bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun penuh.” (HR Muslim)

Melihat keterangan di atas, lantas mana yang lebih didahulukan antara qodho Ramadhan atau puasa Syawal? Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali mengatakan bahwa yang lebih utama untuk didahulukan adalah qodho puasa Ramadhan dari puasa Syawal. Karena hal itu juga bisa mempercepat orang terbebas dari kewajiban mengganti puasa.

مَنْ كَانَ عَلَيْهِ قَضَاءٌ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ فَلْيَبْدَأْ بِقَضَائِهِ فِي شَوَّالٍ فَإِنَّهُ أَسْرَعُ لِبَرَاءَةِ ذِمَّتِهِ، وَهُوَ أَوْلَى مِنَ التَّطَوُّعِ بِصِيَامِ سِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ

Artinya: “Barangsiapa memiliki utang puasa dari bulan Ramadhan, maka segeralah untuk menggantinya di bulan Syawal. Karena hal itu mempercepat bebas dari tanggungannya. Ini lebih utama dari puasa sunnah enam hari di bulan Syawal.” (Ibnu Rajab, Lathaiful Ma’arif fima li Mawasimil ‘Am minal Wazhaif, [Daru Ibn Hazm: 2004], halaman 244). 

Merujuk pendapat Imam Ibnu Rajab ini, maka menjadi jelas yang diutamakan terlebih dahulu adalah qodho puasa Ramadhan yang statusnya wajib. Baru setelah selesai qodho melanjutkan puasa Syawal yang statusnya sunnah, Wallahu A’lam Bishowab.

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru