Dengarkan artikel ini
Harakatuna.com. Jakarta – TNI mengungkapkan ancaman potensial radikalisme di sekitar Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur. Angkatan bersenjata Indonesia itu berupaya mengantisipasi dan memastikan pusat pemerintahan baru itu aman dari aksi terorisme.
“Potensi ancaman yang dihadapi dalam pembangunan IKN salah satunya adalah ancaman radikalisme,” kata Kepala Kelompok Staf Ahli (Kapoksahli) Pangdam VI/Mulawarman Brigjen Ivancius Siagian dalam diskusi virtual, Selasa, 21 Maret 2023.
Ivancius mengatakan ruang lingkup Pangdam VI/Mulawarman berada di Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan.
Dia menyampaikan Kalimantan Utara masuk lima besar wilayah rawan aksi radikalisme. Hal itu berdasarkan hasil survei Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada 2017.
“Kemudian wilayah yang berbatasan dengan negara tetangga dan memiliki akses besar dari dan keluar negeri,” ujar dia.
Menurut Ivancius, data tersebut harus diwaspadai terutama potensi kejahatan transnasional. Misalnya penyelundupan bahkan perdagangan orang.
Ivancius juga memaparkan ancaman potensial radikalisme di Kalimantan Timur. Wilayah itu menjadi wilayah yang dekat dengan jaringan teroris Filipina bagian selatan.
“Kemajemukan masyarakat setempat bisa dimanfaatkan untuk deception (tipu muslihat) bagi kelompok-kelompok terorisme,” jelas dia.
Senada, Kalimantan Selatan menjadi provinsi dengan tingkat kemajemukan masyarakat yang tinggi. Kemudian memiliki garis pantai cukup panjang yang bisa dimanfaatkan sebagai akses infiltrasi.
“Kemudian skala masyarakat terpapar paham radikalisme di Kalimantan Selatan berada di angka 55,5 dari rentang 0 hingga 100 atau ambang menengah,” ucap Ivancius.
