31.2 C
Jakarta
Array

TKN Nilai Opsi Penanggulangan Terorisme Ma’ruf Amin Konkret, Prabowo Gagal Paham

Artikel Trending

TKN Nilai Opsi Penanggulangan Terorisme Ma'ruf Amin Konkret, Prabowo Gagal Paham
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta – Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi– Ma’ruf Amin, Ace Hasan Syadzily menilai, Prabowo Subianto menunjukkan ketidakpahaman mengenai akar masalah munculnya terorisme dalam debat Pilpres perdana berlangsung semalam.

Dia menilai jawaban mengenai penanggulangan terorisme cawapres nomor urut 2, Ma’ruf Amin sangat tajam dan mengena.

“Walaupun mengklaim bahwa Prabowo berpengalaman tapi Prabowo salah besar kalau mengatakan teroris dikirim dari negara lain serta menyederhanakan masalah terorisme sebagai persoalan ekonomi,” kata Ace dalam keterangan tertulis, Jum’at (18/1).

Menurut Ace, gagasan Jokowi-Ma’ruf terkait isu terorisme tegas dan berbeda dengan Prabowo. Politisi Partai Golkar ini mengatakan, terorisme adalah kejahatan karenanya harus diberantas ke akar-akarmya.

Dia menganggap, Ma’ruf juga telah berbicara konkret dan paham akan teori terorisme. MUI memfatwakan bahwa terorisme bukan jihad, namun perbuatan kerusakan yang harus dicegah melalui pendekatan kontra-terorisme dan deradikalisasi.

Tentunya, juga tanpa harus melanggar HAM melalui kerjasama dengan organisasi masyarakat. Maruf pun telah menyebutkan dua pendekatan deradikalisasi.

“Kalau disebabkan faktor ekonomi, maka pendekatannya adalah pemberian lapangan kerja agar para teroris mendapatkan pekerjaan dan nafkah yang layak. Jika penyebabnya adalah paham agama yang menyimpang, maka negara wajib membawanya ke jalan yang lurus,” kata Ace.

Ace menegaskan, jawaban Ma’ruf Amin ini menunjukkan penguasaan masalah dan ketangkasan dalam menjawab isu hukum dan terorisme. “Banyak pihak yang mengunderestimate KH Ma’ruf Amin dalam debat tapi semalam justru dengan ketenangan dan jawabannya yang sistimatis KH Ma’ruf Amin jadi bintang,” kata Ace.

Menurutnya, Ma’ruf dengan sengaja telah memberikan ruang yang lebih luas kepada Jokowi untuk menjawab. Sebab, presiden adalah pemegang kendali pemerintahan tertinggi menurut konstitusi.

“Jadi Pak Jokowi yang perlu lebih banyak menyampaikan visi misi dan juga pandangannya terkait tema debat,” tandas Ace.

Dalam debat berlangsung semalam, cawapres nomor urut 02 Ma’ruf Amin menegaskan permasalahan terorisme harus diberantas hingga ke akar-akarnya. Pernyataan Ma’ruf Amin itu menanggapi pertanyaan panelis mengenai pemberantasan terorisme tanpa terjadinya pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).

Ma’ruf Amin menjelaskan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa mengenai terorisme. Menurut dia, fatwa MUI dengan tegas menjelaskan bahwa terorisme bukan termasuk jihad dan haram dilakukan karena dianggao melakukan kerusakan.

“Dalam Alquran dinyatakan bahwa orang melakukan kerusakan dihukum berat oleh karen itu upaya-upaya menanggulangi terorisme harus dilakukan dengan dua cara mensinergikan pencegahan dan penindakan,” kata Ma’ruf Amin dalam debat digelar di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (17/1).

Ketua MUI ini mengatakan, dalam menanggulangi terorisme ke depan pihaknya akan mengutamakan pencegahan dengan melakukan kontra radikalisme untuk menghilangkan dan menemukan paham radikal dan intoleran. Serta mengutamakan deradikalisasi untuk mengembalikan paham radikal kembali ke paradigma yang benar.

“Kami akan melalui pendekatan humanis dan manusia dengan tidak melanggar HAM untuk itu menanggulangi terorisme di masa datang kami akan mengajak ormas-ormas khususnya ormas keagamaan,” kata Ma’ruf Amin.

Penjelasan Ma’ruf Amin itu ditanggapi Capres nomor 02 Prabowo Subianto dengan mengenang semasa berkarier di militer. Prabowo mengungkapkan semasa berkarier di militer khusus dibidang spesialisasi anti teror. Bahkan, Prabowo mengaku bersama Luhut Binsar Pandjaitan yang pertama membentuk pasukan anti teror pertama sehingga sangat paham mengenai terorisme. Dari pengalaman itu, Prabowo mengaku meragukan terorisme selalu terkait dengan Islam.

“Masalahnya adalah karena dari pengalaman itu saya itu bahwa terorisme ini adalah dikirim dari negala lain, sering juga dibuat nyamar seolah teroris dari orang Islam padahal itu dia dikendalikan oleh orang yang mungkin bukan orang Islam, atau orang asing, atau bekerja untuk orang asing. Saya mengerti benar-benar. Banyak stigmatisai, saya menolak itu. Saya setuju deradikalisasi,” kata Prabowo.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru