29.3 C
Jakarta
Array

Tiga Orang yang Tak Bisa Dimaafkan Oleh Negara Menurut al-Ghazali

Artikel Trending

Tiga Orang yang Tak Bisa Dimaafkan Oleh Negara Menurut al-Ghazali
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Kepada Negara adalah simbol kekuasaan sebuah negara, apabila takluk seorang kepala negara berarti takluk juga negaranya, kepala negara juga merupakan simbol dari pemerintahan, karena semua urusan dalam sebuah negara diatur dan dikepalai oleh seorang kepala Negara.

Begitu beratnya tugas seorang kepala negara maka seseorang yang menjadi kepala negara adalah orang yang bijaksana, orang yang tegas dan mempunyai visi untuk terus membangun dan meningkatkan kemajuan negaranya.

Imam Ghazali mengutip pendapat Raja Iskandar dalam kitabnya Tibrul Masbuk Fi Nasihatil Muluk menerangkan bahwa seorang kepala negara yang baik adalah mereka yang mampu mengubah aturan-aturan serta kebijakan-kebijakan yang buruk menjadi aturan dan kebijakan yang baik, sebaliknya pula kepala negara yang buruk adalah mereka yang mengubah kebijakan yang baik dengan kebijakan yang buruk.

Biasanya pengubahan kebijkan ini terkait dengan kepentingan-kepentingan pribadi atau kelompoknya saja, sehingga kebijakan yang sudah dinilai maslahat untuk masyarakat banyak diubah agar sesuai dengan kepentingannya.

Imam Ghazali juga menerangkan bahwa seorang kepala Negara wajib juga membantu rakyatnya ketika sedang terjadi paceklik atau krisis, terlebih lagi ketika datang musim-musim yang menyebabkan harga pangan kian melonjak dan lapangan pekerjaan sulit didapatkan.

Dan juga merupakan tugas kepala negara adalah memastikan bahwa orang-orang yang bekerja dibawahnya dan aparatur negara, seperti menteri, ajudan dll tidak menganiaya rakyatnya.

Hal ini agar kondisi rakyat tidak melemah dan berpindah untuk berusaha mencari kekuasan baru, maka ketika hal ini terjadi maka kedudukan kepala negara semakin melemah dihadapan rakyatnya, berkurangnya pemasukan negara, dan yag paling berbahaya adalah semua aset negara mengalir kepada tangan-tangan kapitalis.

Selain itu seorang kepala Negara harus menindak tegas siapa-siapa saja yang menghujat dan berusaha menurunkan marwah kepala negara. Hal ini penting agar kestabilan negara terjaga.

Imam Ghazali mengutip pendapat Abrois seorang raja persia mengatakan bahwa ada tiga orang yang bagi seorang kepala negara tidak boleh dibiarkan berkeliaran dan tidak bisa dimaafkan kesalahannya.

Tiga orang tersebut adalah satu orang yang menghujat kepala negara, dua orang yang merusak tatanan negara, tiga orang yang membongkar rahasia-rahasia negara.

Yang pertama adalah orang yang menghujat kepala negara ini sangat berbahaya apabila keberadaanya dibiarkan, hal ini karena akan menurunkan marwah seorang kepala negara, belom lama ini terjadi kejadian di Indonesia, ketika sesorang menghujat kepala negara dengan kata-kata yang tidak senonoh, hujatan akan memenggal kepala seorang presiden gara-gara menilai bahwa ada kecurangan terhadap penyelenggaraan kegiatan negara.

Orang yang seperti ini apabila tidak segera ditindak akan sangat membahayakan negara dan mengganggu kestabilan negara. Begitupun orang yang berusaha merusak tatanan negara karena apabila dibiarkan mereka akan menyusun stategi untuk makar dan menggulingkan kepala negara. Dan berbahaya lagi apabila negara tidak menindak tegas orang-orang yang membongkar dan membocorkan rahasia negara.

Dengan mengutip pendapat Ghazali ini sudah sepantasnya negara menjaga keamanan negara dengan menindak tegas ketiga orang tersebut. Namun demikian dalam menindak mereka harus sesuai dengan prinsip dan undang-undang yang berlaku di negara tersebut.

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru