Harakatuna.com. Jakarta – Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri kerap kali melakukan penangkapan terduga teroris di wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat.
Terkait hal itu, Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bekasi tak menampiknya. Sehingga perlu ada upaya bersama dalam pencegahan agar Kota Bekasi tidak jadi sarang teroris.
“Ya dari data BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) dan Densus 88 memang banyak keluarga eks teoris dan sejumlah penangkapan teroris di wilayah Bekasi,” kata Kabid Kaormas Kesbangpol Kota Bekasi, Agus Enap kepada media.
Agus menerangkan, berdasarkan hasil penelusuran juga ke masyarakat terkait kelompok atau organisasi yang akan merubah Pancasila dan lainnya.
Kota Bekasi menjadi titik rawan keberadaan teroris. Maka harus diantisipasi dengan lakukan upaya pencegahan.
“Kami tidak bisa buka data itu, tapi dari data cukup jadi perhatian kita lah, untuk kita terus-menerus lakukan sosialisasi ke masyarakat terkait toleransi dan radikalisme,” ungkapnya.
Upayanya, kata Agus, pada tahun 2022 lalu pihaknya bekerjasama dengan BNPT dan Densus 88 untuk roadshow sosialisasi kepada guru-guru di Kota Bekasi sebanyak 1.200 pada tahun 2022.
Lalu tahun 2023 ini, Kesbangpol lakukan sosialisasi ke tokoh masyarakat untuk diberikan pemahaman.
Selain itu, pihaknya koordinasi dengan camat kelurahan, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementerian Agama.
“Kita terus berupaya mengawasi mencegah agar Kota Bekasi jangan sampai jadi tempat nyaman mereka bersarang,” imbuhnya.
Dia menambahkan, Kota Bekasi berdasarkan penilaian menjadi peringkat ketiga kota toleran.
Akan tetapi kenapa masih banyak yang intoleran dan radikal.Maka artinya perlu meningkatkan kewaspadaan berkembangnya paham-paham intoleran dan radikal.
“Dan ini perlu upaya lapisan masyarakat karena paham ideologi ini bisa menyasar ke seluruh komponen tak kenal siapa dia. Mau di ASN Polri TNI BUMN dan sebagainya sangat mudah bisa disasar,” tutupnya.