27.3 C
Jakarta

Serial Pengakuan Mantan Teroris (LI-VI): Muhammad Ayyub Bergelar Teroris selama 19 Tahun

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Mantan Teroris (LI-VI): Muhammad Ayyub Bergelar Teroris selama 19 Tahun
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Paham radikal atau terorisme menjadi sesuatu yang tidak dapat diremehkan keberadaannya. Tidak perlu takut, tapi lebih berhati-hati terpapar virus membahayakan ini. Paham ini akan sangat mungkin menghilangkan masa depan seseorang.

Sudah banyak warga Negara Indonesia yang terpapar terorisme. Salah satunya, Abdurrahman Ayyub. Sembilan belas tahun Ayyub berkelana menjejaki beberapa negara berperan sebagai aktivis radikal. Ayyub pernah menjadi petinggi Jamaah Islamiyah (JI) dan sempat bergelar “teroris”, bahkan dikenal ditakuti hingga ke berbagai negara.

Selama lima tahun Ayyub pernah berlatih serta ikut berbagai pertempuran di Afganistan, termasuk melakukan penyerangan pasukan Rusia. Bahkan, Ayyub juga pernah menjalankan aksi-aksi terorisme mulai tahun 1982 hingga tahun 1999 di Australia.

Ayyub mengaku bahwa semangat jihadnya sudah tumbuh semenjak duduk di bangku Sekolah Teknik Menengah (STM). Pada waktu itu ia mendengarkan dakwah yang menyatakan bahwa Negara Indonesia termasuk negara jihiliyyah alias negara kafir, karena negara ini berpedoman kepada Pancasila dan UUD 1945, bukan berpedoman kepada Al-Qur’an dan Hadis Nabi Saw.

Perjalanan hidup Ayyub ketika aktif di dalam kelompok teroris merupakan sesuatu yang tidak disenangi oleh keluarga, terlebih orangtuanya sendiri. Ayyub sempat diabaikan di tengah-tengah keluarganya. Sehingga, dari situlah Ayyub merasa sedih karena perbuatannya membuat harmonisasi dengan keluarganya telah hancur.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXXV): Eks Napiter Mahmudi Kini Memilih Jalan Hidup Sebagai Pengusaha

Kesedihan ini membuat Ayyub bertobat dengan meninggalkan perbuatannya aktif di tengah-tengah kelompok teroris. Ayyub menyesal dan memilih kembali ke pangkuan NKRI. Karena, NKRI adalah tempat di mana ia dilahirkan. Maka, sangat tidak terpuji ia melakukan perbuatan yang merusak negeri ini.

Sekarang Ayyub lebih banyak berdakwah untuk melawan pemikirannya yang dulu, bahkan pemikiran kelompok teroris. Ayyub berpesan, bahwa hendaknya kita lebih berhati-hati bila ada ajakan yang bersifat rahasia, tempatnya pun rahasia, dan gurunya tidak jelas sanad keilmuannya.

Pesan Ayyub tersebut dapat dipahami, bahwa perekruatan anggota teroris memang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Selain itu, agar selamat dari terorisme hendaknya lebih berhati-hati mengonsumsi informasi atau belajar agama kepada seseorang. Teliti terlebih dahulu rekam jejak sang guru.

Sebagai penutup, Ayyub termasuk manta teroris yang beruntung karena ia mendapat hidayah sehingga ia sempat bertobat dari pemahaman dan perbuatannya yang merugikana orang lain, termasuk keluarganya sendiri. Cerita perjalanan hidup Ayyub ini dapat dijadikan ibrah bagi kita semua, agar selamat dari terorisme.[] Shallallah ala Muhammad.

*Tulisan ini disadur dari cerita Abdurrahman Ayyub yang dimuat media online Sultrakini.com

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru