28.8 C
Jakarta

Serial Pengakuan Mantan Napiter (XL-IX): Abdurrahman Taib Mantan Teroris yang Menggagalkan Pengeboman karena Melihat Perempuan Berhijab

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Mantan Napiter (XL-IX): Abdurrahman Taib Mantan Teroris yang Menggagalkan Pengeboman...
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Segala perbuatan manusia mulanya berasal dari mindset atau, dalam bahasa yang lebih sederhana, cara berpikir. Seseorang yang mindset-nya terbuka akan cenderung bersikap moderat dalam merespons sesuatu. Sebaliknya, seseorang yang mindset-nya tertutup akan bersikap ekstrem.

Dalam kasus terorisme, mindset dapat dijadikan jawaban mengapa orang terjebak dalam paham yang picik ini. Salah seorang yang pernah terpapar terorisme adalah Abdurrahman Taib. Taib pernah berperan sebagai ketua kelompok teror di Palembang, Sumatera Selatan.

Taib terpapar terorisme dimulai dari sikap semangat dalam menjalankan perintah agama. Memang tidak keliru semangat Taib ini. Namun, yang keliru adalah kesalahan dalam memilih guru yang mengajarkan agama. Kesalahan mindset guru ini yang mengantarkan Taib terjerumus dalam kubangan terorisme.

Taib terjerumus dalam propaganda terorisme juga disebabkan berkenalan dengan pelarian kasus terorisme dari Singapura pada tahun 2004. Taib diajari tentang pemahaman jihad yang keliru. Sehingga, Taib terdoktrin, bahwa jihad yang paling baik adalah membunuh orang kafir dan jika pejihad mati sekalipun matinya syahid serta mendapat balasan surga.

Taib menerima begitu saja atau menelan mentah-mentah apa yang diajarkan gurunya terkait jihad karena ia belum memiliki basic pengetahuan agama yang kokoh. Taib tidak dapat membantah kesalahpahaman ini. Taib ngikut saja atau, dalam bahasa di pesantren, sami’na wa atha’na dalam kekeliruan. Taib kemudian terdorong melakukan aksi-aksi terorisme.

Sekitar tahun 2005, Taib memegang kendali sebagai pemimpin kelompok Palembang. Bahkan, Taib mendapat undangan dari seorang teroris Noordin M Top di Cilacap. Lewat perkenalan dengan Noordin, Taib diajari cara membuat bom. Sampai Taib tahu macam-macam bom. Ada bom tupperware dan ada bom pipa.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XL): Eks Napiter Inisial SL Bertobat dan Kembali ke NKRI

Taib merasa membuat bom itu mudah. Sehingga, tidak sedikit bom yang sudah dibuatnya. Ada 25 bom yang dibuat Taib di Palembang. Setelah Taib mendapat pelatihan dari Noordin, Taib merencanakan aksi-aksi terorisme. Salah satu tempat yang dijadikan objek adalah sebuah kafe di Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Taib memilih tempat ini karena untuk membunuh warga asing yang dianggapnya kafir.

Sesampainya di kafe yang dituju, Taib menggagalkan pengebomannya. Padahal, hanya tinggal klik tombol ‘on‘ atau meledak. Sesuatu yang mencegah Taib adalah kehadiran perempuan berhijab masuk ke kafe tersebut. Taib merasa, di tempat ini masih ada saudaranya yang seagama yang harus dijaga. Pada kesempatan yang lain, Taib kembali lagi ke tempat yang sama. Tapi, tetap Taib tidak jadi melakukan tindakan pengeboman. Karena, alasan yang sama juga.

Akhirnya, Taib mendapatkan vonis pengadilan 12 tahun penjara. Di penjara inilah Taib mengalami titik balik, sehingga menyadari perbuatan yang sudah-sudah tidak dibenarkan oleh agama. Karena, membunuh satu jiwa dalam Islam sama dengan membunuh semua manusia. Kemudian, Taib bertaubat atas dosa sosialnya.

Taib menebus dosa sosial tersebut dengan berdakwah di pelbagai tempat untuk mengajak semua orang memerangi terorisme. Bahwa paham ini sangat berbahaya, baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Saking berbahayanya terorisme dapat menyerang siapa saja. A’udzu billah min terorisme. Aku berlindung dari paham teror.[] Shallallahu ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru