26.1 C
Jakarta

Serial Pengakuan Eks Napiter (C-XLV): Mantan Teroris Iqbal Kini Bantu Densus 88 Sadarkan Pengikut Paham Radikal

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Eks Napiter (C-XLV): Mantan Teroris Iqbal Kini Bantu Densus 88...
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Menjadi teroris itu bukan semuanya pilihan hati. Kadang ada banyak dari bangsanya hanya sebagai korban dari penyebaran paham radikal yang tak dapat dibendung. Meski begitu, deradikalisasi tetap harus dilakukan mengingat angka korban radikalisme mulai meningkat.

Deradikalisasi yang dilakukan oleh pemerintah dan beberapa bangsa ini cukup berpengaruh. Tak sedikit yang sadar dan kembali ke pangkuan NKRI. Salah satunya, Muhammad Iqbal. Iqbal adalah mantan narapidana teroris (napiter) yang pernah menyebarkan paham radikal dan berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.

Iqbal adalah alumni sebuah pondok pesantren di Jawa Tengah itu dan pernah terlibat dengan organisasi Jamaah Ansharut Daulah (JAD) akibat mempelajari ajaran Wahabi. Dia merupakan pengajar di JAD Tasikmalaya yang memberikan ilmu-ilmu tentang Wahabi kepada masyarakat.

Setahun gabung di JAD Tasikmalaya, tepatnya pada 2015, Iqbal memutuskan berangkat ke Suriah. Dia pun mengajak belasan murid-murid dari Tasikmalaya. Namun, digagalkan Densus 88 Antiteror. Iqbal pun menjalani hukuman selama dua tahun. Dia ditahan 1 tahun 8 bulan di Mako Brimob. Sisanya di Nusa Kambangan.

Iqbal mengirup udara bebas pada 2018 lalu. Dia pun memperdalam ilmu agamanya dengan mengikuti majelis-majelis ilmu dan mendengar kajian-kajian secara daring. Seiring bertambahnya wawasan, Iqbal menyadari metode beragama ala Wahabi adalah kesalahan besar. Kini, Iqbal bersama tiga rekannya justru sibuk membantu berkolaborasi dengan Densus 88 Antiteror menyebarkan paham Islam ahlussunnah wal jama’ah melalui Yayasan Ansharul Islam.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XLI): Eks Napiter Inisial MI Kembali ke NKRI dan Siap Bantu Pemerintah

Iqbal mengakui, bahwa tak mudah memperbaiki pemahaman seorang narapidana teroris. Namun, melalui pendekatan kemanusiaan bersama-sama Indensos 88 Antiteror, Iqbal meyakini pelan-pelan para napiter akan berubah. Karena, pendekatan yang lemah lembut akan mampu membukakan hati orang yang belum mendapatkan hidayah.

Pada suatu kesempatan Iqbal menegaskan bahwa penegakan hukum perlu dilakukan Densus 88 Antiteror terhadap aksi terorisme. Tapi, Densus 88 Antiteror tidak lupa melakukan pendekatan kemanusiaan. Karena itu cara terbaik untuk mengubah pemikiran radikal para napiter.

Sebagai penutup, perjalanan Iqbal memang tidak harus diikuti. Tapi, pesan yang disampaikan dalam deradikalisasi itu penting diperhatikan. Bahwa pendekatan kemanusiaan harus selalu disertakan dalam melakukan deradikalisasi terhadap para napiter.[] Shallallah ala Muhammad.

*Tulisan ini disadur dari cerita mantan napi teroris Muhammad Iqbal yang dimuat di media online Liputan6.com

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru