35.1 C
Jakarta

Secangkir Tips Semangat Untuk Penulis Pemula

Artikel Trending

KhazanahLiterasiSecangkir Tips Semangat Untuk Penulis Pemula
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Menulis adalah kegiatan yang sangat membahagiakan, menyehatkan dan mencerdaskan. Banyak orang ingin terjun dalam dunia yang menyenangkan ini dengan berbagai motif. Ada yang berhasil, tidak sedikit juga yang berhenti dan balik arah. Hal ini bisa datang pada siapa saja, terutama penulis yang baru memulai.

Mereka mungkin terpaksa harus melupakan mimpi menjadi penulis sukses karena pahitnya menelan kegagalan. Seperti tokoh Aku dalam novel Lapar karya Knut Hamsun. Ia telah berusaha sekuat tenaga menghidupi dirinya dengan menulis tanpa kenal menyerah. Tapi kelaparan memaksanya meninggalkan kota dan beralih profesi menjadi awak kapal.

Saya yakin cerita semacam itu tidak ada lagi di zaman sekarang. Apalagi saat ini semua serba mudah. Kita punya pilihan menulis di banyak platform. Akan tetapi jika mungkin Anda mengalami kesulitan serupa itu padahal baru memulai, berikut ini beberapa tips agar mimpi-mimpi Anda menjadi penulis tidak mati.

Janganlah memberi syarat yang berat pada diri sendiri

Jika belum memulai saja Anda sudah memberi syarat yang berat pada diri sendiri, dijamin Anda tak akan pernah memulai menulis. Biasanya hal ini terjadi karena kita selalu melihat penulis lain yang sudah sukses duluan. Rasarasanya kita juga ingin segera seperti mereka. Kita memberikan syarat yang berat kepada diri sendiri, misalnya, harus berpendidikan, ide harus cemerlang, bahasa harus intelek, dll.

Syaratsyarat abstrak tersebutlah yang justru menambah beban pikiran kita. Di saat kita bisa memfokuskan pikiran dan energi untuk menulis, pikiranpikiran semacam itu malah membuat kita tak mampu berpikir jernih, lalu macet dan tak jadi menulis.

Oleh karena itu, bagi Anda yang baru memulai menulis, usahlah memberi syaratsyarat seperti di atas. Anda hendak menulis bukan melamar kerja. Menulis tidak perlu syarat apaapa hanya pena dan kertas serta tangan Anda untuk menggoreskan kata pertama.

Jangan malas berlatih

Sudah tahu Anda pemula, tapi malas berlatih. Sungguh aneh! Seorang penulis yang mahir adalah hasil dari berjam-jam latihan menulis setiap harinya. Sebagai pemula, kita dilarang malas untuk berlatih menulis! Justru kita harus menambah jam latihan agar lekas menjadi mahir.

Pada awalnya mungkin kita sudah lelah dan pusing jika menulis 500 kata, misalnya. Namun jika kita tak berhenti latihan, 500 kata bisa kita usaikan dalam 30 menit atau bahkan kurang. Lalu bisa saja dalam sehari kita bisa menulis 5000 kata atau bahkan 10000 kata. Luar biasa!

Bruce Lee pernah berkata, bahwa ia tidak takut dengan orang yang punya 10.000 jurus tendangan tapi tidak pernah dilatih. Beliau lebih takut dengan orang yang hanya punya satu jurus tapi dilatih hingga 10.000 kali, karena sudah pasti, jurus tersebut akan sangat mematikan.

Itulah manfaat konsistensi dalam berlatih. Kemahiran akan suatu keterampilan adalah hasil dari latihan-latihan yang gagal di harihari pertama, tapi tak berhenti dilatih sampai digapai kemahiran tersebut.

Jangan gemar beralasan

Mengapa lebih banyak calon penulis yang  gagal dibanding mereka yang berhasil? Karena mereka lebih memilih mengeluh daripada mencoba menuliskan kalimat pertamanya. Alasanalasan seperti tidak punya waktu, tidak punya komputer, tak berbakat, dan alasan-alasan lain sebenarnya bisa dicarikan solusinya.

Misalnya alasan tidak punya waktu, tentu hal semacam itu tidak benar, karena sebenarnya menulis tidak membutuhkan waktu yang lama. Dalam sehari, luangkan sebentar saja untuk menulis, sekitar 30 menit hingga 1 jam.

BACA JUGA  Mengenal Karakteristik Kejahatan Siber dengan Memahami Literasi Digital

Untuk yang beralasan tidak punya komputer, itu juga alasan yang aneh. Menulis bisa dilakukan di mana saja tidak mesti di komputer. Tidak ada komputer masih ada ponsel. Tak ada ponsel, pabrik buku tulis dan pena masih berproduksi. Belilah buku tulis dan menulislah di situ. Setelah selesai menulis Anda bisa mengetiknya di warnet lalu kirimkan ke redaksi, penerbit maupun platform menulis lainnya.

Sekadar info, saya mengetik artikel ini di ponsel saya.

Ingatlah perkataan penyair Widji Thukul berikut ini:

Jika tak ada mesin ketik aku akan menulis dengan tangan.

Jika tak ada tinta hitam aku akan menulis dengan arang.

Jika tak ada kertas, aku akan menulis pada dinding.

Jika aku menulis dilarang, aku akan menulis dengan tetes darah.

Jika keluhan Anda adalah merasa tak berbakat, tenang saja. Banyak penulis merasakan hal yang sama seperti Anda di awal karir mereka. Tapi mereka tak peduli dan tetap berlatih menulis, hingga menjadi penulis betulan.

Jangan mudah putus asa

Setiap penulis yang telah terbit dulunya juga penulis yang tak terbit, kata James Frey.

Ketahuilah bahwa ditolak itu adalah resiko setiap penulis dan merupakan hal yang sangat wajar untuk pemula. Bahkan penulis yang sudah punya nama pun kadang tulisannya masih ditolak. Jadi tenang saja karena Anda tidak sendiri.

Penolakan merupakan pelajaran yang sangat berharga untuk para penulis. Saat ditolak, pasti harga diri kita sedikit tergores. Penulis yang gigih tidak akan berhenti hanya karena ditolak satu redaktur. Ia justru akan membuktikan bahwa ia bisa menulis dengan lebih baik.

Kegigihan Anda untuk terus menulis akan menghasilkan kuantitas yang Anda sendiri mungkin takjub mendengar jumlahnya. Dari kuantitas yang banyak itu, terbitlah kualitas dalam tulisan Anda.

Kata Winna Efendi, bahwa seorang penulis berkembang dengan setiap kata yang ia tuliskan. Maka Anda pun suatu saat nanti akan menjadi penulis dengan kualitas yang lebih baik. Anda hanya perlu menikmati prosesnya.

Ciptakan strategi Anda sendiri

Untuk pemula yang sedang membangun portofolio sekaligus kepercayaan diri, menulislah di media yang membuka kontribusi konten dari pembaca. Misalnya situs Harakatuna.com, mojok.co. dan puluhan media daring lainnya.

Menulis di media semacam itu akan membiasakan otak Anda terus berpikir dan tangan Anda berusaha menghasilkan karya berkualitas agar dimuat. Perasaan puas saat tulisan dimuat merupakan candu bagi seorang penulis.

Jika Anda menyukai menulis panjang dan tanpa batasan, menulislah di platform seperti Wattpad atau Karya Karsa.

Sebagai pemula, Anda sendiri yang tahu kemampuan, ketahanan mental dan kegigihan Anda. Pilihlah cara yang menurut Anda paling cocok untuk diikuti dan bisa membantu mengembangkan kemampuan menulis Anda.

Teruslah menulis

Setiap orang bisa menjadi penulis. Jangan khawatir jika sekarang Anda baru memulai. Anda tidak sendiri dan juga tidak terlambat. Ada seorang penulis yang menerbitkan buku pertamanya di usia 60 tahun, menulis puluhan judul buku hingga akhir hayatnya.

Tidak ada hal yang salah waktu atau terlambat. Hal yang membedakan penulis dengan bukan penulis adalah hasil karyanya. Penulis punya karya yang menjadikan ia berhak dilabeli penulis. Seseorang yang tidak punya karya dan tidak menulis, pantaskah disebut penulis?

Jika memang ingin menjadi penulis sukses, Anda tidak punya pilihan lain selain terus menulis. Ada usaha maka ada hasil, sebagaimana ucapan James Allen, pengarang dari Inggris, “Semua urusan manusia melibatkan usaha dan hasil. Kegigihan dalam berusaha adalah ukuran untuk meraih hasil itu.”

Athi Suqya Rohmah
Athi Suqya Rohmah
Freelancer, mukim di Kebumen Jawa Tengah.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru