Harakatuna.com. Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT RI) bersama Pemerintah Amerika Serikat menggelar 3rd ASEAN – U.S. Regional Workshop on Preventing and Countering Violent Extremism: Community Resilience in ASEAN. Acara ini berlangsung selama 2 hari, yakni pada 6-7 Juni 2023.
Seperti diketahui BNPT merupakan ketua kelompok pejabat senior Association of Southeast Asian Nations. Adapun pertemuan tahunan ini diikuti oleh sekitar 80 peserta dari negara-negara anggota ASEAN, serta perwakilan para mitra, ahli, akademisi, organisasi internasional dan organisasi masyarakat sipil.
Kepala BNPT RI Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel menuturkan pertemuan kali ini membahas sejumlah isu penting, di antaranya pertukaran informasi perkembangan terorisme global dan regional dan situasi terkini dari negara anggota ASEAN.
Selain itu juga membahas perspektif pemuda dan perempuan dalam memperkuat ketahanan masyarakat, tanggapan dini serta kemitraan dalam merespons propaganda ekstremisme kekerasan atau Early Warning Early Response (EWER), dan tantangan daring lainnya.
Ia menyampaikan pertemuan antara Indonesia dan Amerika Serikat telah berkontribusi bagi pembangunan strategi dan kebijakan nasional dalam mencegah ekstremisme berbasis kekerasan, khususnya di wilayah Asia Tenggara.
“Ini merupakan yang ketiga kalinya, di mana SOMTC Indonesia dan Pemerintah Amerika Serikat menjadi co-host dalam ASEAN-U.S. Workshop on P/CVE. Kedua lokakarya sebelumnya telah terlaksana dengan baik, melalui identifikasi pendekatan dan praktik baik dalam membangun strategi dan kebijakan nasional, termasuk pengembangan rencana aksi nasional pencegahan dan penanggulangan ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Selasa (6/6/2023).
Sementara itu, Mission Director USAID Regional Development for Asia Steven Olive menekankan pentingnya keterlibatan banyak pihak dalam membangun ketahanan masyarakat untuk menghadapi kelompok ekstremisme kekerasan.
“Oleh karena itu, lokakarya tahun ini mengangkat tema ketahanan masyarakat, untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengantisipasi, beradaptasi, bertahan, dan pulih dengan cepat secara bersama-sama,” katanya.