31.9 C
Jakarta

Pancasila Adalah Pembungkam Cita-cita Terorisme di Indonesia

Artikel Trending

KhazanahOpiniPancasila Adalah Pembungkam Cita-cita Terorisme di Indonesia
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Masyarakat kembali dikejutkan oleh penangkapan seorang karyawan BUMN di Bekasi, pada 14 Agustus 2023 lalu. Densus 88 menetapkan pria dengan inisial DE sebagai terduga terlibat terorisme. Dalam penggeledahan ada bukti bahwa tersangka merupakan bagian dari pecahan isis di Indonesia.

Seperti misalnya bendera isis, sampai dengan akun media sosial juga aktif dalam mengaungkan ajaran isis. Selain itu, juga ditemukan belasan senjata tajam yang disimpan dalam rumah terduka terorisme.

Ini seharusnya menjadi pukulan yang sangat keras bagi kita semua masyarakat Indonesia. Bahwasanya terorisme belum benar-benar hilang. Bisa dikatakan mereka masih ada sisa-sisa yang sedang menyusun rencana untuk menyuarakan apa yang dianggapnya benar tapi tidak melihat konteks kehidupan bangsa Indonesia yang majemuk.

Lebih-lebih orang yang sudah terdoktrin oleh organisasi Isis, dirinya akan menghalalkan apapun, seperti halnya bom bunuh diri sampai dengan saling membunuh.

Hal ini sesuai dengan fakta sejarah kelamnya Isis yang memang dengan tega melakukan pembunuhan dan pembantaian tanpa memikirkan belas kasihan. Bahkan wanita juga dijadikan sebagai budak seks. Sejarah sendiri menyebutkan 1.700 orang sekolah militer di kota Tikrit irak dibantai oleh tentara Isis pada tahun 2014.

Jejak ini tentunya menjadi was-was atau kecemasan bagi beberapa masyarakat. Tidak lain karena mereka dengan tega melakukan kekerasan tanpa pandang bulu. Dari sinilah seharusnya kita menjadi masyarakat yang ikut aktif dalam menjaga kedamaian yang ada di bangsa Indonesia.

Salah satu yang dilakukan ialah meminimalisir hal tersebut dengan mengantisipasi sejak dari diri sendiri. Sadar akan pentingnya keberagaman yang ada di Indonesia sampai dengan pentinya bersosialisasi dengan masyarakat. Sebab, terduga DE juga kurang bersosialisasi dengan warga sekitar.

Untuk itu, sudah seharusnya kita menambah wawasan kebangsaan. Mengenal lebih dekat bagaimana ideologi Pancasila mampu menaungi kehidupan yang penuh perbedaan, seperti di Indonesia ini.

Bisa dikatakan dalam tatanan bangsa Indonesi Pancasila merupakan pedoman hidup bagi masyarakat Indonesia. Sebagaimana jurnal filsafat Pancasila, yang diterbitkan Desember 1998 ditulis oleh Sastraprateja, juga mengatakan bahwa fungsi utama Pancasila adalah menjadi dasar negara dan kalau disebut filsafat yang dimaksud adalah dasar filsafat hidup kenegaraan atau ideologi negara.

BACA JUGA  Apakah Dakwah Harus Mengislamkan non-Muslim?

Pancasila adalah dasar politik yang mengatur dan mengarahkan segala kegiatan yang berkaitan dengan hidup kenegaraan.

Hal ini mengindikasikan Pancasila menjadi pengelola sekaligus jalan panjang bangsa Indonesia untuk membingkai kerukunan dalam berbangsa dan bernegara. Tentu dengan mengamalkan konsep demokrasi Pancasila kita akan menjadi manusia yang pandai menghormati sesama manusia dan siap menjaga kerukunan yang sudah diajarkan turun-temurun.

Sebagaimana yang diajarkan oleh Gus Dur dalam menyuarakan perdamaian, bahwa ia tidak pernah mengedepankan agama, suku, dan perbedaan-perbedaan, melainkan yang paling utama adalah kemanusiaan.

Maka, dengan adanya Pancasila, orang-orang yang ada di Indonesia, baik yang beragama Islam, Hindu, Budha, Kristen, dan beberapa agama lainya, ataupun mereka yang ber-suku Jawa, Madura, Bugis, dan suku-suku yang lainnya, bisa hidup berdampingan dengan penuh perdamaian.

Sebab, mereka paham betul, bahwa perdamaian tidak bisa diusung dari egoisme dari beragama, melainkan dapat diusung dengan ajaran dan memahami apa yang diajarkan agama dengan benar dan baik, yaitu memanusiakan manusia, menjunjung nilai persaudaraan dan mengedepankan sikap menolong.

Pancasila sejatinya mengajarkan kepada setiap insan, bagaimana menjadi manusia yang bisa menghargai orang lain. tanpa memandang kultur agama, budaya, ras, suku ataupun kebudayaan. Sebab mencintai yang ada di Indonesia adalah seni menghargai sesama, dan selalu mengedepankan solidaritas kemanusiaannya.

Dari sini sudah sangat jelas, bahwasanya syarat sahnya menjadi bagian dari Indonesia ialah memegang teguh ideologi Pancasila dan mengamalkan sikap-sikap kemanusiaan yang terkandung di dalamnya.

Maka apapun alasannya, apabila ada ideologi yang berusaha mengusik kenyamanan dan kedigdayaan Pancasila yang sudah turun-temurun harus disingkirkan.Sebab keutuhan NKRI bukan lagi untuk kepentingan kita sendiri. Melainkan kepentingan untuk seluruh bangsa Indonesia yang memiliki banyak keragaman.

Suroso, S.Ag
Suroso, S.Ag
Alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru