29.5 C
Jakarta

Negara Arab Lakukan Pembicaraan Damai dengan Israel

Artikel Trending

AkhbarInternasionalNegara Arab Lakukan Pembicaraan Damai dengan Israel
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Abu Dhabi – Beberapa negara Arab berada dalam tahap yang berbeda dalam perjalanan menuju hubungan dengan Israel. Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri.

“Ada beberapa negara Arab yang berada pada skala ini dalam tahapan yang berbeda. Kawasan memang membutuhkan terobosan strategis” kata Gargash dalam pembicaraan virtual dengan lembaga pemikir Amerika Serikat (AS), Dewan Atlantik.

“Hubungan UEA dengan Israel ke depan akan menjadi perdamaian yang hangat. Ini akan menjadi kedamaian yang hangat. Karena tidak seperti Yordania atau Mesir, kami tidak berperang dengan Israel,” sambungnya, seperti dilansir Al Arabiya pada Sabtu (22/8/2020).

Gargash kemudian menyatakan bahwa Kedutaan Besar UEA di Israel akan berada di Tel Aviv dan bukan di Yerusalem.

Negara Arab Terancam Pecah, Kesepakatan UEA-Israel Dikhawatirkan Berujugn Konflik

Kesepakatan untuk menormalisasi hubungan antara Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel meningkatkan kekhawatiran di Palestina akan celah dalam posisi resmi Arab terkait mereka. Israel dan UEA telah mencapai kesepakatan, yang ditengahi oleh Amerika Serikat (AS), untuk bekerja menuju normalisasi penuh hubungan kedua negara.

Di bawah perjanjian tersebut, Israel telah setuju untuk menangguhkan aneksasi tanah Palestina di Tepi Barat yang diduduki, sementara itu berfokus pada perluasan hubungan dengan negara-negara Arab lainnya.

UEA adalah negara Arab ketiga yang menjalin hubungan dengan Israel setelah Mesir, yang menandatangani perjanjian damai dengan Israel pada 1979, dan Yordania, yang menandatangani perjanjian serupa pada 1994.
Pejabat dan pengamat Palestina menyatakan keprihatinan mereka bahwa lebih banyak negara Arab akan mengikuti contoh UEA dalam membangun hubungan resmi dengan Israel tanpa menghubungkan mencapai kesepakatan untuk menyelesaikan masalah Palestina.

BACA JUGA  Serangan Rudal Rusia Menarget Kyiv dan Mykolaiv

Nabil Amr, mantan perwakilan Palestina di Liga Arab, mengatakan tren umum menunjukkan bahwa sejumlah negara Arab dan Islam sedang menuju normalisasi penuh dengan Israel, terlepas dari penyelesaian masalah Palestina.

“Ini akan sangat merugikan Palestina dan perjuangan mereka, dan menghalangi peluang untuk mencapai perdamaian yang adil dan komprehensif,” kata Amr, seperti dilansir Xinhua. Palestina, jelasnya, prihatin tentang menempatkan hambatan untuk mengadakan pertemuan darurat Arab untuk membahas kesepakatan UEA-Israel.

“Mereka juga prihatin bahwa pertemuan mungkin diadakan pada tingkat rendah, sehingga keputusan tersebut tidak akan mengambil tindakan serius terhadap UEA mengingat fakta bahwa normalisasi hubungan adalah keputusan berdaulat,” ucapnya.

Sementara itu, pengamat politik yang berbasis di Ramallah Ahmed Awad menegaskan bahwa kesepakatan UEA-Israel melemahkan posisi Palestina dan mendorong negara lain untuk mencontoh UEA. “Perjanjian itu tidak berguna tanpa menyelesaikan masalah Palestina, UEA ingin melindungi dirinya dari ancaman Iran melalui sekutu dengan Israel,” kata Awad.

Dia menambahkan bahwa langkah UEA untuk normalisasi secara sepihak dengan Israel tidak akan menyelesaikan konflik Israel-Palestina, tetapi akan memperumitnya karena negara-negara lain akan menandatangani perjanjian serupa tanpa memperhatikan perjuangan Palestina.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru