30.1 C
Jakarta

Mitra Deradikalisasi Diminta Makin Bijak Menyikapi Keragaman Indonesia

Artikel Trending

AkhbarNasionalMitra Deradikalisasi Diminta Makin Bijak Menyikapi Keragaman Indonesia
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta – Mitra deradikalisasi atau mantan narapidana terorisme (napiter) diminta main bijak dalam menyikapi keragaman yang ada di Indonesia.

Pasalnya, perbedaan di Indonesia sudah menjadi sunatullah dan negara ini pun lahir sebagai kesepakatan dalam Bhineka Tunggal Ika.

“Kita berbeda pemikiran dalam menjalankan agama sesuatu hal yang wajar tetapi jangan sampai jadi permusuhan di antara kita. Oleh sebab itu apabila masih ada perbedaan pemikiran, lebih baik dibicarakan secara baik-baik. Karena yang berbeda itu sejatinya sama-sama mencari kebaikan, artinya sama-sama mencari keselamatan di dunia akhirat,” jelas Kasubdit Binmas Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kolonel Pas. Sujatmiko, dalam keterangan yang dikutip, Minggu (17/9/2023).

Pernyataan itu juga disampaikan Sujatmiko pada Silaturahmi Bersama Mitra Deradikalisasi di Pondok Kekayuan, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, pekan ini.

Kegiatan yang digelar Subdit Bina Masyarakat, Direktorat Deradikalisasi BNPT itu dihadiri 19 mitra deradikalisasi yang merupakan mantan narapidana terorisme yang telah kembali ke tengah-tengah masyarakat. Mitra deradikalisasi tersebut berasal dari wilayah Kota Bima, Kabupaten Bima, Kabupaten Dompu dan Kabupaten Sumbawa Barat.

Sujatmiko berpesan para mitra deradikalisasi agar benar-benar menjauhi virus radikalisme. Pasalnya, virus itulah yang membuat mereka harus berurusan dengan hukum dan tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

“Agar kita sebagai Warga Negara menyadari virus radikalisme yang dapat merusak sendi-sendi berbangsa dan bernegara yang baik seperti anti Pancasila, anti NKRI, anti Kebhinnekaan, menganut paham takfiri dan kekerasan serta anti-terhadap pemerintahan yang sah,” ujarnya.

Juga ditekankan kepada para mitra deradikalisasi agar jangan sampai mereka memelihara sikap anti terhadap pemerintahan yang sah.

“Pemerintahan yang sah artinya didirikan sesuai kesepakatan seluruh bangsa Indonesia, oleh sebab itu perlu kita hormati dengan kritik yang baik,” kata Sujatmiko.

BACA JUGA  BNPT bersama UNODC akan Lindungi Anak-anak dari Kejahatan Terorisme

Kepala Badan Kesbangpol Kota Bima, Muh. Hasyim, memberikan pesan kepada para mitra deradikalisasi. Ia meminta agar semua anak bangsa ikut berperan aktif menjaga keutuhan dan kemakmuran NKRI.

Kegiatan ini turut menghadirkan narasumber yang juga mitra deradikalisasi dari Surabaya, Ustaz Saifudin Umar.

Dalam paparannya, dia menjelaskan keunikan pandangan Ibnu Taymiyyah mengenai jihad toleransi yang dituliskan dalam bukunya berjudul “Jihad Toleransi Ibn Taymiyyah”.

Saifudin mengungkapkan, Ibnu Taymiyyah sudah hampir tujuh kali masuk penjara karena pemikirannya dan ketika ditawarkan untuk membalas memenjarakan ulama yang pernah memenjarakannya Ibnu Taymiyyah menolak dengan alasan ulama tersebut masih bermanfaat untuk masyarakat.

“Uniknya pemikiran Ibnu Taymiyyah juga dipakai di mana-mana. Orang-orang liberal memakai pemikiran Ibnu Taymiyyah dan orang-orang keras pun memakai pemikiran Ibnu Taymiyyah meski fatwa Ibnu Taymiyyah tersebut didistorsi oleh orang-orang keras,” bebernya.

Saifudin juga memaprakan tentang lima kaidah takfir Ibnu Taymiyyah, yakni tidak boleh memudahkan pengkafiran; mengkafirkan adalah tuntutan syar’i, bukan akal; bahasanya bukan mengkafirkan tetapi menyalahkan; mujtahid apabila melakukan kesalahan, tidak boleh dikafirkan; serta semua masalah membutuhkan pemaknaan atau tafsir yang tepat.

Dia menutup materinya dengan menggarisbawahi bagaimana menjadikan Ibnu Taymiyyah sebagai yaitu bersifat lapang dada.

Dalam paparannya Saifuddin juga berpesan bahwa ghuluw bisa diobati dan bisa diperbaiki.

“Dan fungsi kita adalah meniatkan diri untuk dakwah dalam nama Allah SWT,” tuturnya menjawab pertanyaan mengenai perbedaan bid’ah dan penyebab ghuluw dalam takfir serta bagaimana cara menangkal ghuluw takfir.

Kegiatan silaturahmi ini juga dihadiri aparat wilayah dan unsur pemerintah daerah, di antaranya Kesbangpol Kota Bima, Kodim 1608/Bima, Polresta Bima dan Fasda Sinergitas.

Ahmad Fairozi
Ahmad Fairozihttps://www.penasantri.id/
Mahasiswa UNUSIA Jakarta, Alumni PP. Annuqayah daerah Lubangsa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru