Harakatuna.com – Salah satu hal yang mulai luntur di kalangan generasi milenial dan gen z adalah hilangnya rasa malu. Sedikit sekali anak muda zaman sekarang yang tahu etika dalam menjalani kehidupan. Bahkan mereka ini sekarang tidak malu-malu untuk berbuat sesuatu yang dilarang oleh agama di hadapan khalayak ramai. Oleh karena yang demikian, marilah kita ajarkan rasa malu kepada generasi sekarang dan mendatang, karena rasa malu adalah warisan akhlak dari para Nabi.
Nabi Muhammad dalam sabdanya menjelaskan bahwa malu merupakan akhlak para Nabi yang harus terus dijaga dan diajarkan kepada seluruh generasi
عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ عُقْبَةَ بْنِ عَمْرٍو الأَنْصَارِي البَدْرِي رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ الْأُولَى إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ، رَوَاهُ البُخَارِيْ
Artinya: “Dari Abu Mas’ud ‘Uqbah bin ‘Amr Al-Anshari Al-Badri radhiyallahu ‘anhu, beliau bercerita bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya di antara ungkapan yang telah dikenal oleh manusia dari ucapan kenabian terdahulu ialah: Jika engkau tidak malu, maka berbuatlah sesuka hatimu” [HR. Bukhari]
Ibnu Rajab rahimahullah berkata di dalam Jami’ al-‘Ulum wa al-Hikam (1/497) bahwa sabda Nabi. “Sesungguhnya di antara ungkapan yang telah dikenal oleh manusia dari ucapan kenabian terdahulu”. Mengisyaratkan bahwa sifat malu merupakan warisan yang telah terdapat sejak zaman nabi-nabi terdahulu. Manusia dari generasi ke generasi selanjutnya senantiasa saling mewarisi akhlak terpuji ini. Hal ini jelas menunjukkan bahwa kenabian terdahulu telah membawa perkataan ini, dan terus menyebar di kalangan manusia hingga akhirnya sampai pada generasi pertama umat Islam ini”.
Malu merupakan akhlaknya para Nabi, sehingga Nabi Muhammad sendiri mengaitkan rasa malu ini menjadi bagian dari pada iman. Itu artinya orang yang tidak memiliki rasa ini maka berkuranglah kadar keimanannya
وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْإِيمَان
Artinya: “Sifat malu adalah satu di antara cabang-cabang keimanan” (HR. Bukhari dan Muslim)
Selain menjadi bagian daripada keimanan, dalam hadisnya yang lain Nabi Muhammad menjelaskan bahwa rasa malu ini apabila dimiliki oleh seseorang maka tiada hal yang diperolehnya melainkan kebaikan
الْحَيَاءُ لَا يَأْتِي إِلَّا بِخَيْرٍ
Artinya: “Sifat malu itu tidaklah mendatangkan sesuatu melainkan kebaikan” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari penjelasan ini semua, marilah kita semua wariskan dan ajarkan rasa malu kepada generasi mendatang, Wallahu A’lam Bishowab