27.1 C
Jakarta

Al-Quran sebagai Penguat Keimanan, Bukan Penebar Kebencian

Artikel Trending

KhazanahPerspektifAl-Quran sebagai Penguat Keimanan, Bukan Penebar Kebencian
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Al-Quran merupakan kitab suci yang sudah tidak asing lagi bagi setiap orang. Khususnya bagi kalangan muslim. Al-Quran diyakini sebagai kitab suci, sekaligus petunjuk bagi manusia untuk menjalani kehidupan dengan baik dan menghindari hal-hal yang buruk.

Al-Quran memuat berbagai macam persoalan sekaligus menawarkan solusi yang terbaik. Seperti misalnya, hubungan manusia dengan Allah Swt. (hablum minallah), hubungan manusia dengan sesama (hablum minannas), dan hubungan manusia dengan lingkungan (hablum minal‘alam ). Bisa dikatakan semua yang terjadi di dunia ini termuat di dalam Al-Quran

Hal ini sejalan dengan apa yang  dikatakan oleh Fazlur Rahman dalam bukunya Tema-Tema pokok Al-Quran, menyebutkan bahwa Al-Quran bertujuan untuk menunjukkan bahwa eksistensi Tuhan tidak dipahami sebagai sesuatu yang irasional melainkan sebagai kebenaran tertinggi. Dengan kata lain, mereka dikatakan beriman apabila dirinya bisa mengalihkan fakta yang jelas, menjadi sebuah fakta-fakta yang mengingatkan seseorang pada eksistensi Tuhan.

Hal ini dapat diartikan, bahwa Tuhan memberikan kehidupan arti dan kehidupan pada setiap sesuatu, Tuhan serba bisa dan selalu meliputi yang ada di dunia ini. Itulah mengapa Tuhan itu Esa. Apabila Tuhan lebih dari satu, maka hanya satu saja yang tampil sebagai yang pertama. Dan dalam al-Quran sendiri Tuhan ialah Allah.

Al-Quran bukanlah sebuah risalah tentang Tuhan dan sifat-Nya. Dia pencipta, pemelihara alam semesta dan manusia, dan khususnya pemberi petunjuk kepada manusia dan pada saatnya mengadilinya, baik perorangan ataupun kolektif, dengan keadilan yang penuh kasih sayang. Dia tunggal, tidak berbagi dengan yang lain. “Dia adalah dimensi yang membuat dimensi-dimensi yang lain menjadi mungkin.

Hal ini seharusnya sudah mewakili bahwa al-Quran merupakan salah satu media yang memberikan pemahaman tentang pentingnya memanusiakan manusia. Hal ini sesuai fakta  bahwa banyak ayat perdamaian yang disampaikan dalam al-Quran, seperti misalnya Dalam surat an-Nahl, ayat 12 yang mengatakan,

“Serahkanlah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan jalan bijaksana dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan lebih baik”. Selaras dengan itu hal ini juga ditegaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 256 yang mengatakan, “Tidak ada paksaan dalam (memeluk) agama, sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.

BACA JUGA  Pancasila: Fondasi Bangsa untuk Melawan Ideologi Radikal Pemecah Persatuan

Kemudian dikuat dalam QS Al-Hujarah ayat 13, juga mengatakan. “Wahai para manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki, dan perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa, dan bersuku-suku, supaya kamu saling mengenal. Sebagaimana yang disampaikan oleh Al-Hanifiyah. Beliau mengatakan “Dan sesungguhnya sebaik-baiknya agama di sisi Allah adalah semangat pencarian kebenaran yang lapang”.

Hal ini menunjukkan, untuk mencapai kepasrahan yang tulus kepada Tuhan, diperlukan pemahaman yang sadar, tidak hanya ikut-ikutan. Oleh karena itulah sikap kelapangan dalam mencapai kebenaran ini bisa dikatakan sebagai makna terdalam, dalam memahami keberagaman

Dengan kata lain, Al-Quran menunjukkan sikap yang optimis terkait dengan perjuangan manusia. Secara garis besarnya, memposisikan manusia sebagai makhluk yang bernegosiasi dengan Tuhannya. Yaitu membenahi kesalahan yang dilakukan menuju kebaikan sesuai dengan yang diajarkan al-Quran itu sendiri.

Hal ini menjadi jembatan berpikir yang lebih mendalam. Bahwasanya, al-Quran tidak hanya dipandang sebagai perspektif yang searah. Perlu adanya sebuah pemahaman yang bisa menguatkan, terkhusus di era yang serba teknologi ini.

Itulah mengapa, sangat penting untuk mempelajari al-Quran secara detail kepada generasi sekarang ini. Selain pembelajaran ini mendapatkan hikmah dan berkah. Kita juga memahami petunjuk-petunjuk untuk menuai kebaikan. Dengan kata lain, mempelajari, memahami, dan mengamalkan ajaran al-Quran merupakan kebutuhan setiap muslim. Karena hal inilah yang akan menjadi jembatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Dengan begitu pemahaman ini akan mengantarkan manusia pada penjiwaan yang mengajarkan bagaimana menjadi manusia berguna untuk orang lain dan dirinya sendiri. Selain itu, mengimami al-Quran sudah menjadi kewajiban setiap muslim. Untuk itu, sudah seharusnya, menjadikan al-Quran sebagai teman hidup. Agar seseorang mendapatkan petunjuk ke jalan yang benar. Hingga akan menemukan pemahaman-pemahaman baru yang membangun dan mencerdaskan dirinya dalam bertuhan yang baik.

Suroso, S.Ag
Suroso, S.Ag
Alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru