35.1 C
Jakarta

Konflik Israel-Palestina, Mungkinkah Berakhir?

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanKonflik Israel-Palestina, Mungkinkah Berakhir?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Konflik Israel-Palestina menjadi isu yang cukup sengit dan tak kunjung selesai diperbincangkan. Pro-kontra dan saling mendukung masing-masing pihak. Ada yang mengatakan bahwa yang benar Palestina dan Israel yang keliru. Ada yang berpendapat sebaliknya.

Terlepas dari pro-kontra konflik Israel-Palestina, mana yang benar dan mana yang salah, saya pada tulisan ini hanya ingin menawarkan solusi dan mungkin dengan solusi ini konflik memanas itu segera berakhir. Bukankan hidup yang sebenernya ketika hidup itu berada dalam perdamaian. Bukankah hidup damai itu ketika tidak punya konflik?

Satu-satunya cara mengakhiri konflik adalah berdamai. Kedua belah pihak, Israel dan Palestina, hendaknya mengingat nilai-nilai global yang diperjuangkan oleh semua agama, termasuk Islam, yaitu perdamaian. Apalagi Islam sendiri dengan namanya sudah bermakna ”damai” dan artinya agama ini mencita-citakan perdamaian.

Perdamaian ini tidak terbatas pada pemeluk agama tertentu, kelompok tertentu, bahkan ras tertentu. Semuanya membutuhkan perdamaian. Maka, tidak ada jalan keluar selain perdamaian itu sendiri dalam mengatasi konflik Israel-Palestina tersebut.

Israel-Palestina hendaknya menyadari bahwa konflik itu adalah pemicu perpecahan. Apakah agama membenarkan perpecahan itu terjadi di tengah-tengah umat? Jelas semua agama menginginkan persatuan. Bersatu itu dapat menghadirkan kekuatan. Kekuatan itu dapat membentengi diri dari lawan, sehingga keselamatan akan terwujud.

BACA JUGA  Momen Tobat Para Teroris Di Malam Nisfu Sa'ban

Perpecahan itu terjadi sebab kita belum mampu mengontrol ego. Masing-masing manusia dianugerahi emosi. Jika mereka mampu mengendalikan emosinya dengan baik, maka yang terbayang dalam benak masing-masing terwujudnya perdamaian. Sebab, perdamaian adalah langkah menuju kebahagiaan hidup.

Maka, kurang dibenarkan jika ada beberapa orang yang memberikan komentar bahwa perlawanan Palestina itu untuk membela agama. Berhentilah untuk berdalih atas nama agama jika pada akhirnya akan terjadi pertumpahan darah.

Memang dalam sejarah dakwah Nabi Muhammad Saw. beliau beserta sahabatnya pernah melakukan perang. Tapi, itu hanya terjadi beberapa kali saja dalam hidup Nabi. Jika ditimbang-timbang dengan sepanjang usia Nabi, maka Nabi lebih banyak menggunakan hidupnya untuk menegakkan perdamaian.

Tidak ada alasan jika Anda berkata mengagumi Nabi lalu melakukan pertumpahan darah. Nabi sebenarnya tidak menginginkan perang terjadi. Sebab itu, sangat membahayakan jiwa seseorang.

Agama sangat menjaga keselamatan jiwa. Maka tidak keliru, jika agama menegakkan bahwa membunuh satu jiwa sama dengan membunuh semua jiwa dan sebaliknya menjaga keselamatan satu jiwa sama dengan menjaga keselamatan semua jiwa.

Sebagai penutup, sudah berjuta-juta darah membanjiri Palestina-Israel. Maka, sebaiknya mengakhiri konflik ini dengan mewujudkan perdamaian bersama. Sungguh Tuhan lebih senang jika hamba-Nya berdamai. Di situ nanti akan terwujud peradaban.[] Shallallahu ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru