Harakatuna.com. Kaduna – Bandit bersenjata di negara bagian Kaduna, Nigeria , menculik sekitar 30 mahasiswa. Ini terjadi semalam dari perguruan tinggi kehutanan dekat akademi militer. Ini menjadi penculikan sekolah massal keempat sejak Desember.
Sekolah Tinggi Mekanisasi Kehutanan Federal terletak di pinggiran kota Kaduna, ibu kota negara bagian Kaduna. Tempat para bandit bersenjata bersarang selama bertahun-tahun. Komisioner keamanan Kaduna, Samuel Aruwan, mengatakan satu geng bersenjata menyerang kampus sekitar pukul 11:30 malam pada Kamis (11/3).
“Para tentara telah menyelamatkan 180 orang pada dini hari Jumat. Akan tetapi sekitar 30 mahasiswa, campuran laki-laki dan perempuan, belum terdeteksi,” ungkap dia.
Warga lokal Haruna Salisu, berbicara melalui telepon. Ia mengatakan bahwa dia mendengar suara tembakan sporadis sekitar pukul 11:30 malam. “Kami tidak panik, mengira itu adalah latihan militer biasa yang di Akademi Pertahanan Nigeria,” ujar dia.
“Kami keluar untuk sholat subuh, pukul 5:20 pagi, dan melihat beberapa mahasiswa, dosen, dan petugas keamanan di seluruh lingkungan kampus. Mereka memberi tahu kami bahwa orang-orang bersenjata menyerbu kampus dan menculik beberapa mahasiswa,” papar dia.
Salisu mengatakan dia telah melihat personel militer membawa mahasiswa yang tersisa ke akademi. Pada Jumat pagi, kerabat para mahasiswa berkumpul di gerbang kampus sekitar 20 truk tentara.
Trend Kejahatan Oleh Bandit Bersenjata Meningkat Tajam
Tren penculikan dari kampus dan sekolah pada kelompok Boko Haram. Ia menangkap 270 siswi dari satu sekolah. Peristiwa ini di Chibok di timur laut pada 2014, sekitar 100 orang yang tidak pernah terdeteksi lagi.
Sejak itu telah terjadi sejumlah penculikan oleh geng-geng kriminal bersenjata yang menuntut uang tebusan.
Dalam beberapa pekan terakhir, 279 siswi bebaskan setelah mereka ciduk dari sekolah asrama mereka. Asrama ini terletak di Jangebe di negara bagian Zamfara, Nigeria barat laut, dan 27 remaja laki-laki. Ia bebaskan setelah penculikan dari sekolah mereka di negara bagian Niger. Penculikan ini bersama dengan tiga staf dan 12 anggota keluarga. Seorang siswa tertembak mati dalam serangan itu.
Upaya militer dan polisi untuk menangani geng-geng bersenjata tersebut tidak banyak berhasil, sementara banyak yang khawatir bahwa otoritas negara bagian memperburuk situasi dengan membiarkan penculik tidak dihukum, membayar mereka atau memberikan insentif.
Di Zamfara, pejabat pemerintah mengatakan mereka telah memberikan akses bagi para bandit pada tanah untuk penggembalaan ternak, sembari membangun sekolah dan fasilitas medis.
Mereka tidak secara spesifik mengidentifikasi para penerima uang tebusan itu sebagai penculik.
Pada akhir Februari, Presiden Muhammadu Buhari mendesak pemerintah negara bagian untuk “meninjau kembali kebijakan mereka dalam memberi penghargaan kepada para bandit dengan uang dan kendaraan, memperingatkan bahwa kebijakan tersebut dapat menjadi bumerang yang menghancurkan.”
Kerusuhan telah menjadi masalah politik bagi Buhari, purnawirawan jenderal dan mantan penguasa militer yang menghadapi kritik yang meningkat atas meningkatnya kejahatan kekerasan.
Dia juga menggantikan panglima militernya yang sudah lama menjabat pada awal tahun ini.