31.2 C
Jakarta

Kaderisasi Radikalisme Sasar Anak-anak

Artikel Trending

AkhbarNasionalKaderisasi Radikalisme Sasar Anak-anak
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta – Pemerintah terus melakukan pencegahan terhadap kaderisasi radikalisme dan terorisme di Indonesia yang kini menyasar anak-anak. Kegiatan doktrin radikalisme ini tentu berbahaya bagi tumbuh kembang anak di Tanah Air.

Mitra Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Iqbal Khusaini pun menjelaskan, ada beberapa sumber intoleransi dan radikalisme yang sering kali ditemui pada anak. Pertama ada congenital knowledge atau pengetahuan yang diyakini turun temurun.

Kemudian, sumber eksternal berupa pendidikan formal, non-formal dan media sosial. Lalu, sumber lainnya adalah anak-anak di wilayah eks-konflik atau ketika orang tua, guru dan ustadznya ditangkap oleh pihak berwajib serta anak-anak yang dibesarkan saat orang tuanya di dalam penjara dan lingkungan sosial berekonomi rendah.

“Generasi Y dan Z mudah terbawa dan terpapar, apalagi dengan perkembangan teknologi dan media sosial saat ini dimana semua informasi dapat dengan mudah di akses. Virus-virus ideologi banyak bermunculan di dunia maya dengan menanamkan makna thoghut,” ujar dia dalam keterangannya, Kamis (17/2).

BACA JUGA  Indonesia Terancam Kena 5 Imbas Serangan Iran ke Israel

Lebih lanjut, Psikolog Densus Mabes Polri, Iptu Sidik Laskar menambahkan, anak sebagai pelaku teroris adalah korban karena anak bukanlah pelaku intelektual terorisme, namun hanya menjadi korban janji dan iming-iming orang dewasa.

“Secara psikososial anak – anak itu juga bukanlah anak yang sehat dan cukup matang dalam menerima informasi baru, sebab kinerja otak mereka sudah terdoktrin dan terpapar oleh nilai-nilai pemahaman radikal,” kata dia.

Adapun, Kepala Balai Rehabilitasi Sosial Anak Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Handayani Kementerian Sosial, Sulistya Ariadhi menegaskan pentingnya upaya pembinaan kepada anak korban terorisme dan radikalisme menggunakan proses yang komprehensif, kerjasama dan sinergi berbagai pihak terkait yang erat.

“Pendekatan secara emosional dengan dialog ringan dan mencari sosok yang dapat dijadikan tauladan positif adalah salah satu kunci proses rehabilitasi,” pungkasnya.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru