27.6 C
Jakarta
Array

Jalan Hidup Paska HTI (Pesan Moral dari Dosen UNNES)

Artikel Trending

Jalan Hidup Paska HTI (Pesan Moral dari Dosen UNNES)
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Jalan Hidup Paska HTI (Pesan Moral dari Dosen UNNES)

Oleh: Moh Yasir Alimi*

Untuk adik-adik HTI

Bagaimana menyikapi keputusan pemerintah itu secara dewasa dan positif?

Renungkanlah ini. “Dulu saya berfikir untuk mengubah dunia, dan tidak ada hasil apa-apa. Kemudian bercita-cita merubah diri saya, dan saya berhasil mengubah dunia”.

Kalimat Syaikh Jalaluddn Rumi ini menyampaikan pelajaran yang sangat berharga.

Keinginan untuk mendirikan khilafah tidak akan pernah menghasilkan apapun.

Rumusan diatas adalah teori psikologi yang sangat mendasar.

Mana mungkin Alloh menyuruh sesuatu yang tidak menghasilkan apapun jua?

Lebih baik mendirikan khilafah itu dalam diri sendiri. Laksanakan semua sunnah Nabi secara maksimal pada diri sendiri.

Kata sahabat saya: “Lebih baik melakukan tindakan kecil namun bermanfaat bagi sesama, daripada memperjuangkan impian besar yang belum tentu bermanfaat bagi sesama”.

Energi untuk khilafah bisa dialihkan diantaranya untuk meraih ridho Alloh dengan cara berikut ini:

(1) Berbakti kepada bapak ibu. Pengabdian kita pada mereka pasti sangat kurang. Ingat beliau berdua saja sangat jarang, apalagi mendoakan atau melayani beliau berdua.

Para wali wali Alloh, mereka orang yang kesalehannya tidak diragukan, mereka orang yang terbaik kasih sayangnya pada ayah ibu.

Ada wali yang suka menggendong ibunya, ada yang menungguin ibunya tertidur sambil memegang gelas minuman yang dipesan sebelum tidurnya.

Daripada menyibukkkan jiwa dengan khilafah yang oleh ulama jumhur dibilang tidak diajarkan nabi, lebih baik menyibukkan jiwa dengan ayah ibu kita.

Berani jamin, mereka yang berbakti pada orang tuanya pasti akan jadi orang hebat.

Kalau mau melakukan apa-apa, ijin dulu minta ridho orang tua. Tanya kepada beliau berdua, Sudah bolehkah “bertaaruf” dengan orang lain?

Pulang ke rumah, peluk erat-erat beliau. Itu sangat membahagiakan mereka.

(2) kita sedikit syukurnya. Banyak keluh kesahnya. Berjuang untuk bisa banyak syukurnya, banyak amal sholehnya.

(3). Kita banyak hasad iri dengkinya. Gunakan waktu untuk hilangkan hasad iri dengki. Itu lebih bermafaat.

(4). Lihat kesalahan pribadi lebih dahulu, jangan sibuk melihat kesalahan orang lain. Ini perjuangan yang sangat berat, lebih baik energi digunakan utk mengusahakan ini daripada memikirkan khilafah yang pasti tidak akan menghasilkan apa-apa.

(5). Sholat kita tidak khusuk. Berjuanglah untuk mewujudkan sholat khusuk daripada capek untuk usaha yang mubazir.

(6). Kita malas, pelit dan maunya menang sendiri. Berjuanglah menjadi orang yang bersemangat, santun dan bermanfaaat bagi sesama.

(7). Kita belum mengenal Allah. Lebih baik mengingat Allah dan Dia akan mengingatmu. Mengingat khilafah perbuatan sia sia.

(8). Kita belum mengenal Rasulullah. Berjuanglah untuk bisa merasakan cinta padanya. Ini perkara sulit, belajarlah kepada guru dan mursyid yang mumpuni. Bukan pada orang yang baru belajar agama.

(9). Lakukan hal kecil namun bermanfaat untuk mencari ridho Allah. Jebakan manusia akhir zaman adalah sibuk dengan cita-cita yang besar, melupakan hal yang kecil. Solusinya lakukan hal hal kecil bermanfaat dengan cinta yg besar.

(10). Fokus, fokus dan fokus pada cita-cita, untuk mewujudkan suatu kebermanfaatan dan inovasi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Pastikan tujuan utama hidup adalah Allah, bukan khilafah.

Kata guru saya Maulana Syaikh Hisyam Kabbani: “Allah sudah sangat rindu kita sampai padaNya, kita datang padaNya”.

Tanpa ini kalian tidak akan pernah berbahagia. Tidak akan pernah bisa sholat khusuk tak akan pernah kenal Allah, tak kan pernah kenal dg diri sendiri.

Dulu pun aku merasakannya. Selalu menginginkan pemberlakuan syariat Islam tapi diri sendiri jauh dari sifat-sifat Rasul.

Orang lain salah terus.

Adanya pelarangan HTI adalah waktunya kalian melihat diri sendiri, dan mengingat Alloh. Bukan khilafah.

Menginginkan khalifah itu sama dengan mengingginkan segala sesuatu sesuai keinginan kita.

Anak istri orang tua tetangga, teman, orang satu RT orang satu kampung, satu bangsa sesuai keinginan kita.

Seperti menginginkan segala sesuatu yang terjadi pada kita sesuai keinginan kita.

Suatu hal yang sangat mustahil bisa terwujud.

Esensi Islam adalah berserah diri. Berhentilah mengatur-atur. Rela dan ikhlaslah dengan ketetapan Allah.

Kalian tidak mengetahui kesibukan dengan khalifah itu skenario untuk menyibukkan kalian dengan pekerjaan yang tidak akan mungkin tercapai agar kalian tidak sempatmelakuka sesuatu yang bermanfaat untuk diri kalian sendiri dan orang lain.

Saatnya belajar agama kepada para ulama, kiai dan syaikh yang sangat mendalam ilmu dan kebijaksanaannya. Sanat mereka sambung menyambung kepada Rasululloh SAW.

Mereka memelihara cahaya agama dalam hati mereka dengan adab, disiplin, semangat dan istqomah yg tinggi.

Mereka berhasil menaklukkan ego mereka. Mereka sudah lama  mendirikan “khilafah” dalam diri mereka.

Mereka terlimpahi cahaya dan rahmat Allah.

Mereka akan membantumu bisa merasakan bahagia, bisa merasakan sholat khusuk, lebih sayang kpdorang tua, mereka juga akan mmbantumu mewujudkan cita-citamu jadi hamba Alloh yang sukses dunia akhirat.

Tabik,

Semoga Alloh merahmati kita semua

*Penulis adalah dosen UNNES

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru