32.7 C
Jakarta
Array

Kemuliaan Malam Nishfu Sya’ban

Artikel Trending

Kemuliaan Malam Nishfu Sya’ban
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Kemuliaan Malam Nishfu Sya’ban

Oleh: Ahmad Fairuzabadi

Bulan Sya’ban merupakan bulan yang memiliki satu malam yang sangat mulia dan mengandung keberkahan di dalamnya. Malam tersebut sudah masyhur di kalangan kaum muslimin dengan sebutan malam nishfu Sya’ban. Di dalam kitab Maadzaa Fii Sya’ban, Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani menjelaskan bahwa pada malam tersebut Allah SWT mengampuni dosa-dosa bagi orang yang memohon ampunan-Nya, memberikan kasih sayang untuk orang yang meminta kasih sayang-Nya, menjawab permintaan orang yang bermunajat kepada-Nya, serta membebaskan hamba-Nya dari siksa api neraka.

Di dalam kitab Husnu Al-Bayan fii Lailah Al-Nishf min Sya’ban karya Abdullah bin Muhammad Al-Ghamari dijelaskan bahwa perayaan malam nishfu Sya’ban ini dimulai pada zaman tabi’in dari negeri Syam. Mereka adalah Khalid bin Ma’dan, Makhul as-Syami, dan Luqman bin Amir. Mereka mengagungkan serta menghidupkan malam nishfu Sya’ban di masjid dengan memperbanyak ibadah kepada Allah SWT.

Menghidupkan malam nishfu Sya’ban termasuk salah satu sunnah Nabi Muhammad SAW. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh imam Al-Ashfahani  di dalam kitab Al-Targhib:

عن معاذ بن جبل قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: من أحيا الليالي الخمس وجبت له الجنة، ليلة التروية وليلة عرفة وليلة النحر وليلة الفطر وليلة النصف من شعبان.

Dari sahabat Mu’adz bin Jabal RA, Nabi SAW bersabda: “Siapa yang menghidupkan malam-malam yang lima maka wajib baginya surga, yakni malam tarwiyah, malam arafah, malam idul adha, malam idul fitri dan malam nishfu Sya’ban”. Sebagian ulama mengatakan:

فضل رجب في العشر الأول لأجل فضل أول ليلة منه، وفضل شعبان في العشر الأوسط لأجل ليلة النصف منه، وفضل رمضان في العشر الأخيرة لأجل ليلة القدر.

Keutamaan bulan Rajab terletak di sepuluh hari pertama karena terdapat keutamaan pada malam pertama bulan Rajab, keutamaan bulan Sya’ban terletak di sepuluh hari pertengahan karena terdapat malam nishfu Sya’ban dan keutamaan bulan Ramadhan  terletak di sepuluh hari terakhir karena terdapat malam lailatul qadr. Syaikh Wahbah Zuhaily juga mengatakan di dalam kitab Al-Fiqh Al-Islamiy wa Adillatuhu bahwa disunnahkan menghidupkan malam dua hari raya (idul fitri dan idul adha), malam sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan karena terdapat lailatul qadr, malam tanggal 10 bulan Dzulhijjah, dan malam nishfu Sya’ban dengan memperbanyak ibadah serta istighfar di dalamnya.

Sebagian ulama menyebutkan bahwa malam nishfu Sya’ban memiliki banyak nama. Hal ini menunjukkan atas kemuliaan malam nishfu Sya’ban. Di antara nama-nama tersebut adalah:

  1. Al-Lailah Al-Mubarakah (الليلة المباركة )

Malam nishfu Sya’ban dinamakan dengan Al-Lailah Al-Mubarokah karena malam tersebut memiliki keberkahan.

  1. Lailah Al-Qismah (ليلة القسمة)

Malam nishfu Sya’ban dinamakan dengan lailah al-Qismah karena pada malam tersebut Allah SWT membagikan berbagai rezeki dan takdir-Nya kepada para hamba-Nya.

  1. Lailah Al-Takfir (ليلة التكفير)

Malam nishfu Sya’ban dinamakan dengan lailah Al-Takfir karena pada malam tersebut Allah SWT menghapus dosa setahun. Imam Taqiyyuddin al-Subki berkata bahwa malam nishfu Sya’ban menghapus dosa setahun, malam Jum’at menghapus dosa seminggu, dan malam lailatul qadr menghapus dosa seumur hidup.

  1. Lailah Al-Ijabah (ليلة الإجابة)

Di antara nama malam nishfu Sya’ban yakni lailah al-Ijabah karena pada malam tersebut Allah SWT menerima dan tidak menolak doa hambanya. Imam as-Syafi’i berkata dalam karyanya Al-Umm:

بلغنا أنه كان يقال: إن الدعاء يستجاب في خمس ليال في ليلة الجمعة وليلة الأضحى وليلة الفطر وأول ليلة من رجب وليلة النصف من شعبان.

Telah sampai kepada kami dikatakan: bahwasanya doa itu diijabah pada lima malam, yakni malam Jum’at, malam idul adha, malam idul fitri, malam pertama bulan Rajab, serta malam nishfu Sya’ban.

  1. Lailah Id alAl-Malaikah (ليلة عيد الملائكة)

Abu Abdullah Thahih bin Muhammad bin Ahmad al-Haddadi menyebutkan di dalam karyanya Uyun al-Majalis bahwa para malaikat di langit memiliki dua hari raya sama seperti umat muslim di muka bumi. Hari raya malaikat adalah malam nishfu Sya’ban dan malam lailatul qadr, sedangkan hari raya umat muslim adalah hari raya idul fitri dan idul adha. Hari raya malaikat itu pada malam hari karena mereka tidak tidur, sedangkan hari raya umat islam di muka bumi itu pada pagi atau siang hari.

  1. Lailah Al-Syafa’ah (ليلة الشفاعة)

Abu Mansur bin Abdullah al-Hakim an-Naisabury menamakan malam nishfu Sya’ban dengan nama lailah asy-Syafa’ah yakni malam pertolongan.

  1. Lailah Al-Ghufran (ليلة الغفران)

Di dalam kitab Tuhfat al-Ikhwan fii Qiraat Al-Mi’aad fi Rajab wa Sya’ban wa Ramadhan karya Syekh Syihabuddin Ahmad bin Hijazi Al-Fasyani disebutkan bahwa malam nishfu Sya’ban dinamakan lailah Al-Ghufran karena pada malam tersebut Allah mengampuni dosa hambanya serta membebaskan dari api neraka. Tetapi ada beberapa orang yang dosanya tidak diampuni oleh Allah SWT pada malam nishfu Sya’ban, yakni orang musyrik, orang yang di hatinya masih mempunyai rasa berselisih dengan muslim yang lain, orang yang memanjangkan pakaiannya untuk menyombongkan diri, orang yang durhaka kepada kedua orang tua, orang yang memutuskan tali silaturrahim, orang yang membunuh, orang yang mencandu khamr (alkohol), dan orang yang berzina dengan kemaluannya.

Dengan demikian, apabila kita merayakan malam nishfu Sya’ban dengan memperbanyak ibadah kepada Allah SWT dan mengharapkan ampunan-Nya maka hal itu merupakan amaliyah yang positif dan tidak bertentangan dengan syari’at Islam. Memang benar ini merupakan sebuah bid’ah, tetapi ini bukan “bid’ah dhalalah”  atau “sayyi’ah”.

Sumber:

  1. Kitab Madzaa fi Sya’ban
  2. Kitab Husnu Al-Bayan fi Lailah an-Nishf min Sya’ban
  3. Kitab Al-Umm
  4. Kitab Al-Fiqh Al-Islamiy wa Adillatuhu
  5. Kitab Kanzu Al-Najah wa Al-Surur
Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru