26.1 C
Jakarta

Hukum Orang Sakit Menggunakan Kalung yang Tertuliskan al-Quran Perspektif Empat Madzhab

Artikel Trending

Asas-asas IslamFikih IslamHukum Orang Sakit Menggunakan Kalung yang Tertuliskan al-Quran Perspektif Empat Madzhab
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Al-Quran memiliki nilai dan keutamaan yang tinggi di dalam ajaran Islam. Selain sebagai sumber hukum, al-Quran juga menjadi pedoman bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Selain itu al-Quran dianggap sebagai obat atau penyembuh bagi berbagai masalah dan penyakit, baik fisik maupun mental. Ayat-ayat yang ada didalam al-Quran memiliki kekuatan untuk menyembuhkan, menghilangkan kesedihan, serta memperbaiki kondisi kesehatan tubuh dan jiwa.

Dari sini sangat dianjurkan bagi yang sakit untuk selalu membaca ayat-ayat suci al-Quran dengan harapan mendapat barakah dari membacanya. Akan tetapi, bagaimana saat al-Quran bukan dibaca melainkan dituliskan dikalung dan digunakan oleh orang yang sakit. Bagaimana respon Ulama menanggapi hal itu ?

Berikut ini penjelasan empat madzhab tentang orang sakit yang menuliskan al-Quran dan menggunakannya dikalung.

Imam Al-Matrazi Al-Hanafi dalam kalangan Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa menggunakan kalung yang digantung di leher, sekalipun tertuliskan ayat al-Quran, doa atau dzikir adalah boleh. Sebagaimana beliau katakana dalam kitab Al-Maghrib hal 62 berikut:

قال القتبي: وبعضهم يتوهم أن المعاذات هي التمائم, وليس كذلك إنما التميمة هي الخرزة, ولا بأس بالمعاذات إذا كتب فيها القرآن أو أسماء الله عز وجل

“Al-Qutbi berkata; sebagian dari mereka menduga bahwa ma’adzat (pengobatan) adalah tamimah, Padahal bukan. Karena tamimah itu dibuat dari manik. Ma’adzah tidak apa-apa asalkan yang ditulis di dalamnya adalah Al-Quran atau nama-nama Allah”

Tidak jauh berbeda dengan pendapat diatas, Ibnu Abdul Barr dari kalangan Malikiyah pun berpendapat sama, bahwa boleh menggunakan, terlebih bagi orang yang sedang sakit dengan tujuan tabarruk. Sebagaimana imam Ibnu Abdul Barr dalam At-Tamhid juz 16 hal 171 mengatakan:

قال مالك : لا بأس بتعليق الكتب التي فيها أسماء الله – عز وجل – على أعناق المرضى على وجه التبرك بها إذا لم يرد معلقها بتعليقها مدافعة العين .

“Malik berkata: Boleh menggantungkan kitab yang mengandung nama-nama Allah pada leher orang yang sakit untuk tabarruk (mendapat berkah) asal menggantungkannya tidak dimaksudkan untuk mencegah bala/penyakit”

Sementara dari Madzhab Syafi’i berpendapat boleh. Imam Nawawi mengutip dari Imam al-Baihaqi bahwa secara umum penggunaan kalung untuk orang sakit dikembalikan kepada asal yang digunakan sebagai pengobatan. Menggunakan kalung sebagai pengobatan dengan cara seperti orang jahiliyah maka tidak boleh. Sementara pengobatan dengan menggunakan al-Quran dan dzikir ialah boleh. Sebagaimana yang dikatakan Imam Nawawi  dalam kitab al- Majmuk Syarhul Muhadzab juz 9 hal 77 berikut:

BACA JUGA  Hukum Mengambil Uang di Saku Suami Tanpa Izin

قال البيهقي هذا كله راجع إلى ما قلنا إنه إن رقى بما لا يعرف أو على ما كانت عليه الجاهلية من إضافة العافية إلى الرقى لم يجز وإن رقى بكتاب الله أو بما يعرف من ذكر الله تعالى متبركا به وهو يرى نزول الشفاء من الله تعالى فلا بأس به والله تعالى أعلم

Baihaqi berkata: Ini semua kembali pada apa yang kita katakan: Bahwasanya apabila pengobatan dilakukan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau dengan cara jahiliyah maka tidak boleh. Apabila pengobatan dilakukan dengan memakai Al-Quran atau dengan sesuatu yang dikenal seperti dzikir pada Allah dengan mengharap berkahnya dzikir dan berkeyakinan bahwa penyembuhan berasal dari Allah maka tidak apa-apa.”

Pun juga demikian Imam al-Mardawi dalam kitab al-Furu’ wa Tashihul Furu’ juz 2 hal 173, seorang Ulama dari Madzhab Hanbali berpendapat boleh. Sebagaimana perkataan beliau berikut:

وَيُبَاحُ تَعْلِيقُ قِلَادَةٍ فِيهَا قُرْآنٌ أَوْ ذِكْرٌ غَيْرُهُ، نَصَّ عَلَيْهِ، وَكَذَا التعاويذ، وَيَجُوزُ أَنْ يُكْتَبَ الْقُرْآنُ أَوْ ذِكْرٌ غَيْرُهُ بالعربية، ويعلق على مريض، ومطلقة1، وَفِي إنَاءٍ ثُمَّ يُسْقَيَانِ مِنْهُ وَيُرْقَى مِنْ ذَلِكَ وَغَيْرِهِ بِمَا وَرَدَ مِنْ قُرْآنٍ وَذِكْرٍ وَدُعَاءٍ، انْتَهَى.

Dan boleh menggantungkan/memakai kalung yang berisi ayat-ayat al-Quran, dzikir, doa dan lainnya. Begitu juga pengobatan. Juga boleh menulis ayat al-Quran dan dzikir maupun doa dengan bahasa Arab dan digantungkan di leher yang sakit atau wanita hamil. Dan (boleh dengan) diletakkan di wadah berisi air kemudian airnya diminum dan dibuat pengobatan (ruqyah) dengan sesuatu yang berasal dari Quran,dzikir atau do’a”

Dapat disimpulkan bahwa hukum orang sakit menggunakan kalung yang tertuliskan al-Quran dan dzikir adalah boleh, apalagi mereka menggunakannya dengan tujuan mendapat keberkahan. Tapi tetap diingat bahwa yang menyembuhkan mereka adalah Allah SWT.

Demikian penjelasan seputar hukum orang sakit menggunakan kalung yang tertuliskan al-Quran. Sekian!

 

Oleh Fahmil Ulum (Santri Ma’had aly Situbondo PP. Salafiyah Syafiiyah. Peminat kajian Fikih dan Ushul Fikih)

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru