28.1 C
Jakarta

Hizbullah Siap Perang Terbuka dengan Israel

Artikel Trending

AkhbarInternasionalHizbullah Siap Perang Terbuka dengan Israel
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Bairut – Eskalasi saling serang antara pasukan penjajahan Israel (IDF) dan kelompok Hizbullah di perbatasan utara Israel terus meningkat. Kelompok Hizbullah Lebanon menyatakan siap berperang tanpa batas dengan Israel.  

“Israel dan tentara serta pemukimnya adalah pihak yang takut akan perang, bukan Lebanon,” kata Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah dalam pidatonya satu pekan setelah komandan senior Hizbullah, Wissam al-Tawil, terbunuh dalam serangan udara Israel di Lebanon, Ahad (14/1/2024), dikutip laman Middle East Monitor. 

“Kami telah siap berperang dalam 99 hari terakhir. Kami akan menerima perang dan akan berperang tanpa batasan atau kendali jika perang dipaksakan kepada kami,” tambah Nasrallah.

Belum lama ini Hizbullah meluncurkan serangan pesawat nirawak (drone) ke pusat komando militer Israel di wilayah Safed. Serangan itu merupakan pembalasan atas terbunuhnya pemimpin senior Hizbullah Wissam Hassan al-Tawil oleh serangan Israel. “(Kami) meluncurkan sejumlah drone penyerang eksplosif (ke markas militer Israel di Safed),” kata Hizbullah dalam keterangannya pada Selasa (9/1/2024). 

Tak ada keterangan dari militer Israel terkait dampak yang ditimbulkan akibat serangan drone Hizbullah. Pada Senin (8/1/2024) lalu, serangan Israel ke wilayah selatan Lebanon membunuh Wissam Hassan al-Tawil. Dia adalah wakil kepala unit Radwan, pasukan elite Hizbullah.

Menurut tiga sumber keamanan di Lebanon, al-Tawil dan seorang anggota Hizbullah lainnya tewas ketika mobil yang mereka tumpangi dihantam serangan udara di Desa Majdal Selm, sekitar 6 kilometer dari perbatasan Lebanon-Israel. Al-Tawil menjadi tokoh paling senior yang berhasil dibunuh Israel sejak mereka terlibat konfrontasi dengan Hizbullah di wilayah perbatasan. 

Belum ada komentar dari Israel terkait kematian al-Tawil. Pada 8 Januari 2024 lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam akan mengubah Lebanon menjadi seperti Jalur Gaza. Dia geram dengan Hizbullah yang terus melancarkan serangan lintas batas ke Israel. Pekan lalu, misalnya, Hizbullah menembakkan lebih dari 60 roket ke pangkalan militer Israel. 

“Hizbullah membuat kesalahan serius terhadap kami pada tahun 2006 dan melakukannya lagi sekarang. Mereka menganggap kami lemah seperti jaring laba-laba, dan sekarang mereka melihat laba-laba seperti apa kami ini,” kata Netanyahu saat bertemu dengan pasukan Israel di pemukiman Kiryat Shmona di utara dekat dengan perbatasan Lebanon, 8 Januari 2024 lalu.

Pada 2006, Israel dan Hizbullah memang pernah terlibat konflik mematikan selama sebulan. Netanyahu mengatakan, pasukan Israel akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mengembalikan keamanan di perbatasan utara.

“Saya beri tahu Anda bahwa ini adalah kebijakan saya. Kami telah memberikan contoh kepada Hizbullah tentang apa yang terjadi pada teman-temannya di selatan,” ujar Netanyahu merujuk pada agresi Israel ke Jalur Gaza dalam rangka menumpas kelompok Hamas. 

BACA JUGA  Menteri Sayap Kanan Israel Kecam Qatar atas Serangan Hamas

“Itulah yang akan terjadi di sini, di utara. Kami akan melakukan apa pun untuk mengembalikan keamanan,” tambah Netanyahu.

Sejak pecahnya perang di Gaza pada 7 Oktober 2023, Hizbullah pun mulai melancarkan serangan secara berkala ke wilayah Israel. Hal itu memaksa Israel mengevakuasi warganya yang tinggal di dekat perbatasan dengan Lebanon. Israel pun selalu merespons dan membalas serangan Hizbullah. Sekitar 130 anggota Hizbullah telah terbunuh sejak dimulainya konfrontasi dengan Israel di wilayah perbatasan. 

Laut Merah

Kelompok Houthi di Yaman mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka akan melanjutkan tindakan militer terhadap Israel dan mencegah kapal-kapalnya melewati Laut Merah, Anadolu Agency melaporkan. “Agresi Amerika dan Inggris tidak akan luput dari hukuman,” bunyi pernyataan itu.

Pernyataan itu dikeluarkan beberapa jam setelah ibu kota Yaman, Sanaa, menjadi sasaran serangan udara Amerika Serikat. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa “agresi terang-terangan Amerika dan Inggris, yang datang untuk mendukung entitas Zionis, tidak akan menghalangi Yaman untuk melanjutkan operasi militernya melawan musuh Israel dan mencegah kapal-kapalnya serta kapal-kapal lain menuju pelabuhan-pelabuhan Palestina yang diduduki.”​​​​​​​

Sedangkan, Komando Pusat AS mengumumkan sebelum fajar pada Senin bahwa Houthi menargetkan kapal perusak USS Laboon dengan rudal antikapal di Laut Merah. Serangan itu tampaknya merupakan respons terhadap serangan yang dilancarkan oleh Washington dan London di situs mereka di Yaman.

Komando Pusat mengatakan melalui cuitan di X bahwa seorang pejuang Amerika menembak jatuh rudal jelajah yang diluncurkan dari daerah di bawah kendali Houthi di kapal perusak Amerika di pantai Kegubernuran Hodeidah, Yaman barat. Dia menambahkan bahwa serangan Houthi di Laut Merah bagian selatan tidak mengakibatkan kerusakan atau cedera.

Koresponden Aljazirah di Washington, Abdel Fattah Fayed, menggambarkan penargetan kapal perang Amerika sebagai perkembangan signifikan karena ini berarti konflik semakin meluas di Laut Merah, Laut Arab, dan Bab al-Mandab.

Fayed mengatakan, apa yang terjadi menunjukkan bahwa Houthi menerapkan ancaman mereka untuk menargetkan “pasukan musuh” di darat dan di laut, seperti yang dinyatakan dalam pernyataan kelompok tersebut menyusul pemboman Amerika-Inggris di beberapa wilayah di Yaman.

Dengan dalih menanggapi penargetan kapal komersial oleh Houthi di Laut Merah dan Bab al-Mandab, Amerika Serikat dan Inggris Jumat lalu melakukan penggerebekan terhadap puluhan sasaran di Yaman, dalam kerangka koalisi baru yang diumumkan. Keesokan harinya, tentara AS melakukan pemboman sepihak di Sanaa dan Hodeidah, dan kelompok Houthi berjanji akan memberikan tanggapan yang kuat terhadap serangan tersebut.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru