Harakatuna.com. Bandar Lampung – Gubernur Provinsi Lampung Arinal Djunaidi berharap Provinsi Lampung bersih, aman dan nyaman dari paham radikalisme serta terorisme.
Karena keterlibatan antar instansi harus disinergikan dengan pendekatan kesejahteraan dan ekonomi hingga nilai-nilai kebangsaan.
“Karena terorisme dan radikalisme tidak sejalan dengan apapun, jadi tidak ada toleransi bagi terorisme atau radikalisme yang tidak sejalan dengan agama apapun,” kata Gubernur Lampung Arinal Djunaidi saat diwawancarai usai menerima
audiensi Kepala Satuan Tugas Wilayah Lampung Densus 88 Antiteror Polri Kombes I Ketut Widhiarto kepada di Mahan Agung, Senin (8/11/2021).
Dirinya meyakinkan bahwa Lampung harus kondusifitas, dimulai dari sektor ekonomi dan pengendalian Covid-19 berjalan dengan baik.
Dirinya melihat memang banyak persoalan yang timbul, yang pada akhirnya memunculkan kenakalan remaja dan hal-hal yang bertentangan dengan agama.
Hal itu semua karena kesiapan untuk memberikan langkah utama supaya para masyarakat atau anak muda mempunyai pendapatan dan penghasilan.
Lalu yang kedua, infrastruktur yang di wilayahnya masing-masing seperti di Lampung Timur sekarang sudah merasa nyaman.
Makanya program harus bersinergi dengan pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten dalam menumbuhkan kembangkan wilayah yang sangat potensial, tetapi dikelola dengan baik.
Sehingga akan memberikan dampak positif bagi masyarakat terutama di kalangan mileneal.
Apapun bentuknya seperti radikalisme dan terorisme itu kan hanya dampaknya saja, tetapi kalau dia sudah bagus ekonominya. Maka pada perinsipnya orang tidak mau berbuat jahat.
Terkait terduga terorisme yang merupakan seorang guru pihaknya akan melakukan cara tersendiri. Tetapi perubahan cara-cara ini yang harus dilakukan.
“Karena saya sudah mengingatkan sejak awal, apabila dibiarkan maka akan terjadi perubahan-perubahan besar, ” kata Arinal.
Tetapi ada pendapat bahwa jangan dilakukan tindakan dan tetapi diawasi. Kasatgaswil Lampung Densus 88 Anti Teror Polda Lampung Kombes I Ketut Widiarto mengatakan bahwa apa yang diminta Gubernur Arinal saat audiensi tadi harus adanya keterlibatan dari masing-masing instansi dalam penanganan radikalisme di Lampung.
Hal tersebut untuk lebih disinergikan antara intansi, jadi melalui pendekatan kesejahteraan dan ekonomi kemudian pendekatan nilai-nilai kebangsaan.
“Salah satunya kita memang harus bekerja untuk mengelola keluarga daripada mereka yang terlibat radikalisme ini dengan mendekat kepada seluruh anggota keluarga termasuk anak-anak, ” terangnya.
Hal ini tentunya harus diberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan yang jelas nilai nasionalismenya.
“Jadi jangan ekslusif yang dibuat sendiri oleh kelompok mereka kemudian justru paham radikal berkembang disitu,” kata Ketut.
Sampai dengan saat ini sudah ada 7 orang yang sudah berhasil diamankan aparat kepolisian.