Harakatuna.com. Baghouz-Milisi Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) mengerahkan bom mobil saat berusaha mempertahankan basis terakhirnya di Baghouz, Suriah, dari serangan Pasukan Demokratik Suriah (SDF).
Upaya SDF untuk menguasai desa terkepung terakhir di Suriah timur itu menjadi tonggak bersejarah atas upaya internasional untuk mengusir para jihadis yang membangun kekhalifahan serta menguasai sepertiga Suriah dan Irak pada 2014.
Meski telah mengalami kekalahan utama sejak tahun 2017, ISIS diakui secara luas masih menjadi ancaman keamanan karena memiliki banyak sel-sel tertidur dan beberapa kantong wilayah terpencil.
SDF menyatakan pihaknya telah memperkirakan pertempuran yang menentukan pada Minggu (3/3) setelah maju secara bertahap selama 18 jam untuk menghindari ranjau darat ISIS. Para teroris ISIS menggunakan terowongan bawah tanah untuk melakukan penyergapan lalu menghilang.
Tapi tidak ada tanda-tanda serangan berakhir Minggu sore karena para tentara ISIS, yang diyakini didominasi jihadis asing, melakukan perlawanan sengit dan pasukan SDF dihalangi ranjau darat dan bom-bom mobil.
Para militan ISIS tampak berada di wilayah Baghouz saat baku tembak terjadi dan pasukan SDF menembakkan mortir dan peluru. Pesawat-pesawat perang dari koalisi pimpinan AS terbang di atasnya.
Juru bicara untuk koalisi pimpinan AS menayatakan langkah maju terhambat.
“Teroris ISIS menggunakan rompi bunuh diri dan bom-bom mobil untuk memperlambat serangan SDF dan bersembunyi dari serangan koalisi di wilayah Baghouz,” kata Kolonel Sean Ryan.