Harakatuna.com. Semarang – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) Komjen Pol. Prof. Dr. H. Mohammed Rycko Amelza Dahniel, M.Si., menegaskan perempuan dan anak sangat rentan terpapar radikalisme. Tren penyebaran ideologi radikalisme dan terorisme kini telah menyasar perempuan, anak dan remaja.
Pernyataan ini disampaikan Rycko dalam kegiatan silaturahmi BNPT RI dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah. Acara ini juga melibatkan Duta Damai dan Duta Damai Santri Jawa Tengah.
Dalam acara yang dilaksanakan di Hotel Tentrem Semarang pada Selasa (6/2) Prof. Rycko menegaskan tren sasaran kelompok radikal saat ini bergeser kepada perempuan, anak dan remaja. “Maka Kabid Perempuan dan Anak ini sangat penting berperan. Mereka disusupi doktrin radikal dan lebih intoleran pasif bahkan sampai ada yang terpapar,” ungkapnya.
Pihaknya mengatakan bahwa kerja-kerja yang dilakukan BNPT, FKPT, Duta Damai, Duta Damai Santri adalah pekerjaan mulia karena menjaga keutuhan negara dan martabat manusia. Pihaknya juga menegaskan bahwa tidak ada satu pun agama di dunia yang mengajarkan kekerasan.
“Jika ada itu bukan agama, melainkan oknum ideolog yang mendoktrin. Saya banyak ketemu eks napiter menyesal karena mereka tertipu, karena tidak ketemu bidadari setelah menyalahkan orang lain, menghalalkan darah sehingga mereka melakukan bom bunuh diri,” ujar polisi bintang tiga tersebut.
Prof. Rycko juga berpesan dengan mengutip pendapat Malala Yousafzai penerima Nobel Perdamaian Dunia tahun 2014. “Kita bisa melawan teroris dengan senjata, tapi ini bukan tugas kita tapi urusan Densus dan Polri. Kita bisa melawan terorisme melalui ilmu pengetahuan,” katanya.
Pihaknya juga menyebut, di tengah konflik dunia termasuk di Gaza, kondisi Indonesia selama 2023 aman dan damai. “Kita di tahun 2023 zero tindakan. Tapi kita harus waspada,” pesannya.
Dalam kesempatan itu, selain silaturahmi, tanya jawab, Kepala BNPT juga bertukar pengalaman serta bertukar informasi untuk melakukan pencegahan terorisme. FKPT, Duta Damai dan Duta Damai Santri menjadi kepanjangan tangan dari BNPT untuk melakukan daya tangkal, daya perlawanan, dan daya cegah terhadap paham radikal yang mengarah kepada radikalisme dan terorisme.