28.2 C
Jakarta

BNPT: NII Induk Semua Gerakan Terorisme di Indonesiaa

Artikel Trending

AkhbarNasionalBNPT: NII Induk Semua Gerakan Terorisme di Indonesiaa
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta – Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigadir Jenderal Ahmad Nurwakhid menegaskan NII merupakan salah satu gerakan politik yang patut diwaspadai karena memiliki ideologi yang bertentangan dengan Pancasila dan bahkan telah mempunyai struktur pemerintahan rahasia. Selain berpotensi melakukan kekerasan dan teror, NII juga bercita-cita mendirikan negara bersyariat Islam di Indonesia.

“BNPT sebagai fungsi koordinasi dan Densus sebagai fungsi eksekutor dalam menjalankan hukum itu selalu sinergi untuk mencegah,” kata Nurwakhid.

Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian Republik Indonesia (Polri) bulan lalu menangkap 16 tersangka teroris yang berafiliasi dengan jaringan Negara Islam Indonesia (NII) di Sumatera Barat. Ini menunjukkan kegiatan NII tidak vakum.

Menurut Nurwakhid, NII masih eksis dan telah bermetamorfosa dalam berbagai jaringan teroris, salah satunya adalah Jamaah Islamiyah yang didirikan oleh Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Baasyir pada 1990-an.

Karena itulah, lanjut Nurwakhid, gerakan dan ideologi NII harus diwaspadai karena dapat mendorong pada tindakan pidana terorisme. Di samping itu, ideologi NII terbukti telah memakan banyak korban indoktrinasi dalam beragam usia.

Sependapat dengan Nurwakhid, pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan, mengakui organisasi tersebut adalah ibu kandung dari semua gerakan radikalisme di Indonesia. Dia membantah kalau kegiatan NII selama ini vakum. Menurutnya NII terus beroperasi secara diam-diam.

Ken mangatakan anggota NII pintar menyembunyikan jati diri, membaur dengan masyarakat lewat organisasi, kegiatan-kegiatan sosial, berbeda dengan kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang muncul ke permukaan dengan berdemonstrasi.

Ken menambahkan banyak pihak, baik aparat maupun keluarga yang tidak mengetahui jika ada kerabat mereka bergabung dengan NII. Namun, karena tidak ada publikasi di media, katanya, NII justru gencar merekrut anggota melalui media sosial dan pertemanan serta menggalang dana.

BACA JUGA  Pakar Minta Pemerintah Waspada Kebangkitan Sel Terorisme sebagai Imbas Konflik Timur Tengah

Ken menambahkan NII juga merekrut dengan cara menggelar sebuah acara untuk menyaring masyarakat. Dia mencontohkan di Lampung ada komunitas pejuang hijrah untuk mengumpulkan anak-anak muda. Yang tertarik akan diajak ke kajian agama lanjutan yang dilakukan secara tertutup.

Dia mengatakan ideologi NII seperti virus yang bisa menjangkiti siapa saja. Apalagi di masa pandemi COVID-19, pihaknya mendapat banyak laporan soal kegiatan bawah tanah yang dilakukan NII makin masif. Dia mencontohkan hanya satu kecamatan yang belum dimasuki oleh NII di Kabupaten Garut.

Di Lampung, ada 30 warga terpapar ideologi NII. Salah satu mahasiswa program pascara sarjana di sebuah universitas di Lampung terpapar NII hingga depresi. Dia memperkirakan 30 persen mahasiswi di sebuah universitas di Lampung sudah terjangkit ideologi NII.

Ken mengungkapkan dari 15 orang terpapar NII di Sumatera Selatan, setelah dikembangkan kasusnya lebih lanjut oleh NII Crisis Center, ditemukan jumlah orang terpapar NII sudah mencapai ribuan.

“(Target NII adalah) semua kalangan namun memang diprioritaskan anak muda. karena anak muda ini biasanya sedang mencari jati diri. Anak muda semangatnya sedang membara. Ketika ditawarkan hal baru, apalagi bicara perubahan yang positif, banyak anak muda cepat nyangkut, cepat langsung merespon,” ujar Ken.

Ken menambahkan harus ada sosialisasi yang masif kepada masyarakat soal bahayanya idiologi NII.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru