26.1 C
Jakarta

Kronologis Naiknya BBM dan Bahan Pokok di Indonesia, Siapa yang Salah?

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanKronologis Naiknya BBM dan Bahan Pokok di Indonesia, Siapa yang Salah?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Konflik Rusia-Ukraina menjadi isu internasional. Konflik ini memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap “cashflow” perekonomian masyarakat. Terbukti, perekonomian melorot tak terkendali. Harga BBM dan bahan pokok lainnya naik dari biasanya.

Kenaikan BBM dan bahan pokok tidak selamanya membuat semua masyarakat mengerti kronologisnya. Sehingga, masyarakat menduga semua kenaikan tersebut merupakan kelakuan pemerintah yang tidak “becus”. Pemerintah tega mencekik rakyat kecil yang serba kekurangan.

Kritik demi kritik tak henti-hentinya dilontarkan kepada pemerintah. Mirisnya lagi, kritik ini dibumbui dengan narasi-narasi kebencian yang dikendalikan oleh orang-orang yang benci pemerintah, apalagi kelompok radikal yang jelas memusuhi bahkan mengkafirkan pemerintah yang sah.

Pihak yang anti-pemerintah dan kelompok radikal sejatinya sama. Meski, keduanya ada secelah perbedaan. Jika pihak anti-pemerintah lebih dominan politiknya. Sedang, kelompok radikal lebih dominan isu keagamaannya. Tapi, keduanya memiliki tujuan yang sama: menurunkan pemerintah yang sah.

Ada banyak isu yang ditebar di tengah masyarakat. Misal, pihak anti-pemerintah menaikkan isu “Jokowi 3 Periode”. Padahal, Jokowi sendiri tidak memiliki ambisi yang besar untuk maju ke laga kepresidenan lagi. Rasanya, 2 periode sudah cukup membangun Indonesia. Paling tidak, pembangunan ini terlihat dari bersih-bersih atau membubarkan organisasi radikal.

Mendengar isu “Jokowi 3 Periode”, masyarakat yang tidak setuju dengan kenaikan BBM dan bahan pokok melakukan demonstrasi besar-besaran untuk menurunkan Jokowi dari meja kepresidenan. Mereka bersikeras Jokowi mundur seperti yang dilakukan Soeharto tempo dulu.

BACA JUGA  Kenapa Kita Harus Pilih Anies Sebagai Presiden di Indonesia?

Lebih dari itu, kelompok radikal menambah dengan hasutan yang tidak jelas kepada masyarakat. Masyarakat dibuat marah tak terkendali. Hasutan itu berupa pentingnya menegakkan sistem Khilafah yang tidak kunjung tegak di Indonesia.

Kelompok radikal mungkin saja menuding bahwa kenaikan BBM dan bahan bakar adalah salah satu dari sekian kesalahan terbesar pemerintah karena tidak menggunakan sistem Khilafah. Pemerintah terus dikafirkan atau dituduh orang yang berkhianat terhadap syariat Islam. Lucu, memang!

Kelakuan pihak anti-pemerintah dan kelompok radikal tersebut jelas sangat berbahaya terhadap masa depan masyarakat dalam membangun Indonesia. Indonesia akan dibuat runtuh sebab ulah tangan mereka sendiri. Bahkan, persatuan akan tercerai-berai sebab egoisme masing-masing dalam mencari kesalahan, bukan menemukan solusi.

Melihat kenyataan ini, masyarakat tidak perlu panik. Pelajari kronologis kenaikan BBM dan bahan pokok itu. Ketika tahu, bahwa kenaikan itu penyebab dari konflik Rusia-Ukraina, diharapkan masyarakat bergerak bersama untuk mencari solusi dalam mengatasi problem yang sedang dihadapi ini.

Pemerintah bagai orangtua bagi rakyatnya. Be positive thinking, orangtua tidak bakal menganiaya anaknya sendiri. Cinta orangtua jauh lebih besar dibanding dengan cinta anaknya. Namun, jika ada orangtua yang menganiaya anaknya, maka patut dipertanyakan kualitas cintanya. Jadi, pemerintah tidak selamanya benar, bisa jadi salah. Tegurlah dengan baik baik jika mereka salah.[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru