26.1 C
Jakarta

Benarkah Politik Itu Tidak Boleh Bergandengan dengan Agama?

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanBenarkah Politik Itu Tidak Boleh Bergandengan dengan Agama?
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Pembahasan tentang politik pada akhir-akhir ini menjadi tema yang cukup menarik. Pasalnya, warga negara Indonesia sedang menghadapi kontestasi politik pada tahun 2024 nanti. Beberapa calon yang sudah dideklarasikan oleh beberapa partai tertentu telah melakukan kampanye di berbagai wilayah yang ada di Indonesia.

Berbicara tentang politik menjadi menarik ketika politik itu dihadapkan dengan Islam karena ada yang setuju bahwa Islam dan politik itu semestinya saling bergandengan dan ada yang menolak bahwa politik dan Islam harus dipisah. Masing-masing di antara mereka memiliki argumentasi yang cukup logis dan kuat.

Bagi yang setuju Islam dan politik saling bergandengan mereka berasumsi bahwa nilai-nilai Islam semestinya harus diterapkan dalam politik agar politik itu berjalan pada rel yang dibenarkan oleh Islam. Diantara nilai-nilai yang dibenarkan oleh Islam meliputi nilai persatuan, perdamaian, dan keadilan.

Beberapa nilai ini mulai banyak dilupakan oleh para politisi sehingga politik itu melaju tanpa kendali. Berpolitik dengan kebencian dan permusuhan. Model politik seperti ini jelas tidak diajarkan dalam Islam. Hal ini justru sangat berbahaya terhadap perkembangan politik. Ini bisa mengakibatkan warga negara terpecah belah dan negara akan mengalami kehancuran.

BACA JUGA  Pilkada dan Masa Depan Indonesia: Pilih Pemimpin Jujur atau Korup?

Maka, penting menyikapi politik dengan benar agar warga negara terhadap dalam kondisi yang damai. Karena agama memiliki peran yang cukup sentral dalam mengatur kehidupan manusia sehingga perlu selalu menghadirkan agama dalam perjalanan hidup mereka, termasuk dalam aktivitas politiknya.

Sedangkan, bagi sebagian yang tidak setuju politik dipadukan dengan Islam mereka berpendapat bahwa Islam itu merupakan agama yang fokus kepada peribadahan terhadap Tuhan sehingga jika melibatkan politik di sana dapat mengganggu aktivitas ibadah ini. Sebab, politik itu berkutat pada kegiatan yang cukup pragmatis.

Maka dari itu, kita tinggal memilih apakah penting politik itu disandingkan dengan agama atau tidak. Pilihan yang kita tentukan itu memiliki konsekuensi tersendiri. Jadi pilihlah konsekuensi yang cukup kecil kemafsadatannya.[] Shallallahu ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru