28.4 C
Jakarta

Warga Gaza Takut akan Perang Pasca Konflik Israel-Palestina Meningkat

Artikel Trending

AkhbarInternasionalWarga Gaza Takut akan Perang Pasca Konflik Israel-Palestina Meningkat
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com.  Gaza – Para analis politik memperkirakan, ketegangan di wilayah Palestina yang diduduki Israel sedang menuju letusan skala besar pada Ramadhan ini. Penduduk Jalur Gaza yang terkepung takut akan perang lagi.

“Kami bergerak secara bertahap menuju eskalasi, kondisinya sudah siap untuk ledakan,” kata analis politik yang berbasis di Yerusalem, Mazen Jaabari dilansir dari Aljazirah, Kamis (14/4/2022).

Tahun lalu, meningkatnya ketegangan seputar pengusiran keluarga Palestina dari rumah mereka di Yerusalem adalah katalisator meluasnya protes Palestina di seluruh Israel dan wilayah Palestina yang diduduki.

Penggerebekan Masjid Al-Aqsa oleh pasukan keamanan Israel selama bulan suci Ramadhan semakin meningkatkan ketegangan lebih lanjut. “Eskalasi mungkin datang dari tempat yang berbeda, termasuk tidak harus dari Yerusalem,” kata Jaabari.

Sejak 22 Maret 2022, peningkatan tajam dalam serangan telah menyebabkan meninggalnya 14 orang, termasuk tiga petugas polisi. Sementara itu, menurut kementerian kesehatan Palestina, 36 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel sejak Januari, termasuk dua Kamis lalu di kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki.

Jenin telah muncul sebagai titik nyala dalam kekerasan baru-baru ini. Konfrontasi bersenjata antara pejuang Palestina dan pasukan Israel di sana dalam beberapa hari terakhir terjadi di tengah peningkatan serangan tentara Israel.

Kekhawatiran tumbuh dari kemungkinan invasi besar-besaran Israel ke kamp pengungsi Jenin, di mana sayap bersenjata Jihad Islam Palestina (PIJ) dan gerakan Fatah aktif.

BACA JUGA  Kepolisian Turki Tangkap 36 Tersangka Anggota ISIS

Pada 10 April, seorang juru bicara PIJ mengancam bahwa agresi yang berkelanjutan di kamp Jenin akan segera mengarah pada konfrontasi terbuka dan penuh. “Hal-hal kemungkinan akan meletus melihat perkembangan di lapangan,” ujar juru bicara Hamas, Hazem Qassem yang memerintah Jalur Gaza yang terkepung.

“Hamas tidak akan tinggal diam jika pemukim Israel terus menyerbu Masjid Al-Aqsha,” kata Qassem, seraya menambahkan bahwa Hamas mendukung kelompok bersenjata Palestina di Jenin.

Penduduk Jalur Gaza mengatakan bahwa, di mana pun potensi konfrontasi terjadi, mereka percaya bahwa merekalah yang akan mengalami nasib paling buruk.

Ramadhan telah berulang kali disertai dengan perang di Gaza, di mana dua gerakan perlawanan bersenjata utama Palestina, Hamas dan PIJ, bermarkas. Dari empat perang Israel di Jalur Gaza, dua telah meletus di bulan suci.

Selama pemboman Israel pada Mei 2021, setidaknya 260 warga Palestina tewas, termasuk 39 wanita dan 67 anak-anak, dan lebih dari 1.900 orang terluka. Sekitar 1.800 unit rumah dihancurkan, dan sedikitnya 14.300 lainnya rusak parah.

Seorang ibu dari lima anak, Buthaina al-Qamo (48), mengatakan bahwa dia takut akan perang Israel lainnya di Gaza pada Ramadhan ini. Ia mengatakan, bahwa suaminya meninggal dalam serangan udara Israel yang menargetkan bangunan tempat tinggal mereka dan satu lagi di dekatnya pada 16 Mei 2021. Secara total, 45 warga Palestina tewas dalam serangan itu, termasuk 18 anak-anak dan 12 wanita

Ahmad Fairozi
Ahmad Fairozihttps://www.penasantri.id/
Mahasiswa UNUSIA Jakarta, Alumni PP. Annuqayah daerah Lubangsa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru