Dengarkan artikel ini
Harakatuna.com. Jakarta – Wakil Ketua MPR RI, Dr. Ahmad Basarah, mengajak orang tua untuk menjadi benteng pertahanan bagi anak-anak mereka dari ancaman paham kebebasan yang masuk melalui teknologi.
Dia menekankan pentingnya keluarga sebagai benteng pertahanan negara untuk mencegah penyebaran kebebasan liberal, termasuk paham LGBT yang kabarnya akan mengadakan pertemuan internasional di Indonesia dengan upaya mendapatkan dukungan untuk pernikahan sejenis.
Basarah juga mengajak para kader Keluarga Berencana untuk tidak hanya fokus pada kampanye penurunan angka stunting, tetapi juga mengajak keluarga untuk kuat menolak paham LGBT dan pernikahan sejenis yang kini menyerang melalui anak-anak kita melalui penggunaan teknologi yang canggih.
Selain itu, beliau mengingatkan tentang bahaya paham intoleransi yang dapat melahirkan kelompok ekstremis dan terorisme. Ancaman ini terjadi karena masuknya paham intoleransi yang ajakannya kepada anak-anak kita untuk menolak berteman dengan teman-teman mereka yang berbeda agama, dengan terus mengkampanyekan bahwa berteman dengan beda agama adalah haram.
“Kelompok intoleransi ini dapat membahayakan kehidupan beragama dan perdamaian,” kata Basarah, (Rabu 19/7/2023)
Basarah mempercayai bahwa masyarakat Kabupaten Malang yang religius dan cinta tanah air mampu untuk membentengi ancaman tersebut. Dia juga memberikan apresiasi atas kerja keras para kader kesehatan di Kabupaten Malang yang telah berhasil menurunkan angka stunting.
Sebagai wakil rakyat di MPR dan DPR, Basarah akan turut memperjuangkan pemberian insentif bagi para kader kesehatan dan Keluarga Berencana. Dalam hal ini, kerjasama dengan partai politik menjadi penting, dan beliau mengungkapkan bahwa semua pimpinan jajaran Pemkab Malang dan DPRD berada dalam wadah partai politik yang sama, yaitu PDI Perjuangan.
Dia berharap akan memudahkan koordinasi dalam mewujudkan upaya perlindungan keluarga dan pemberian insentif yang lebih baik. Dia juga menyampaikan kesadaran dan kerja sama dari keluarga, masyarakat, dan pemerintah, diharapkan Kabupaten Malang dapat tetap menjaga nilai-nilai ideologi, membentengi keluarga dari paham radikalisme dan intoleransi, serta menciptakan generasi muda yang berakhlak mulia, berdaya saing, dan mencintai tanah air.
