Harakatuna.com. Jakarta. Intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU) Ahmad Baso menjelaskan bahwa upaya NU dalam meredakan konflik di Afghanistan melalui International Conference of Islamic Scholars (ICIS) yang dibentuk pada tahun 2003.
Hasilnya, sejumlah ulama Afghanistan menginisiasi berdirinya NU Afghanistan. Secara kepengurusan, organisasi tersebut tidak terikat dengan PBNU di Indonesia. Akan tetapi, aturan organisasi yang dibuat mengadopsi PBNU.
Mengutip situs resmi Nahdlatul Ulama (www.nu.or.id), Kompas memberitakan bahwa pada tahun 2014, NU Afghanistan pernah membebaskan sandera yang ditahan kelompok Taliban.
Pada 2013 lalu, NU juga mendelegasikan KH Saifuddin Amsir, H Asad Said Ali, H Abdul Munim DZ, dan Adnan Anwar berbagi pengetahuan dan pengalaman Indonesia di Afghanistan.
Para ulama Afghanistan juga beberapa kali datang ke Indonesia. Mereka juga pernah berkunjung ke Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk lebih mendalami Pancasila.
Dalam waktu dekat, Indonesia akan menggelar upaya rekonsiliasi bersama ulama Afghanistan dan Pakista. Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah ditunjuk sebagai penyelenggara kegiatan yang bakal digelar pada pertengahan Maret tersebut.
Wakil Presiden Jusuf Kalla beberapa hari lalu bersama Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengunjungi Afghanistan. Sebelumnya, Presiden Jokowi juga telah berkunjung ke wilayah yang berkonflik selama 40 tahun itu.