27.2 C
Jakarta

Ulama, Umara, dan Umat Itu Tiga Pilar NKRI, Mengapa?

Artikel Trending

KhazanahOpiniUlama, Umara, dan Umat Itu Tiga Pilar NKRI, Mengapa?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Memang tidak bisa dipungkiri, ulama, umara, dan umat memang memiliki peran sangat signifikan dalam menjaga stabilitas bangsa Indonesia. Bisa dikatakan tiga pilar ini menjadi salah satu simbol kerukunan yang harus selalu dijaga dan dirawat. Karena ketiganya menjadi kesatuan yang mampu saling melengkapi dalam menjaga NKRI.

Hal ini bisa dilihat dalam catatan sejarah, bahwa dalam membebaskan diri dari cengkeraman penjajah, bangsa Indonesia membutuhkan ulama dan umat untuk bersatu dalam satu payung perjuangan.

Semua memiliki tujuan yang sama, baik umara, ulama dan umat bertekad melepaskan bangsa Indonesia dari perbudakan. Semua bersepakat, bahwa sebuah kebersamaan akan melahirkan kebebasan. Juga, kebersamaan akan memberikan pemahaman pentingnya persatuan dan kesatuan dalam menjaga keutuhan NKRI.

Sejalan dengan itu, kita juga harus memahami bagaimana negara Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Banyak keanekaragaman di bangsa ini yang harus dijaga dan dilestarikan.

Bisa dikatakan perbedaan di bangsa Indonesia adalah corak atau ciri khas yang tidak dimiliki negara-negara lain. Sebab, tidak sedikit juga negara asing yang mengamini bahwa Indonesia bisa hidup dengan damai dan rukun, meskipun banyak perbedaan di dalamnya.

Pemahaman ini seharusnya menjadi salah satu alasan kuat bahwa perbedaan di bangsa Indonesia mengajarkan tentang pentingnya solidaritas kemanusiaan. Yang kemudian termaktub dalam ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Sebuah simbol yang mengajarkan pentingnya memahami perbedaan, kemanusiaan sampai dengan pesatuan serta kebersamaan.

Inilah salah satu alasan mengapa Indonesia tidak menjadi negara Islam meskipun mayoritas penduduknya Islam. Karena perbedaan di bangsa Indonesia mengajarkan tentang pentingnya kemanusiaan.  

Sebagaimana yang dikatakan Gus Dur dalam salah satu ceramahanya yang mengatakan,

Negara Indonesia kalau diserang bangsa lain harus dipertahankan sebagai perintah agama wajib hukumnya! Mati di situ surga imbalannya. Maka dari itu, kita tidak perlu bingung jika diserang pertanyaan-pertanyaan kok nggak bikin negara Islam? Jawabnya mudah, “La tidak wajib kok” bikin (negara Islam) itu bagus, nggak bikin ya nggak papa. Kalau Indonesia lebih baik nggak bikin (negara Islam) karena apa? Karena agamanya beragama, ada Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu, dan macam-macam. Jadi itu sebab-sebab berdiri negara yaitu mempertahankan keragaman kebhinekaan.

BACA JUGA  Memupuk Akar Moderasi Beragama di NKRI

Singkatnya apa yang disampaikan almarhum Gus Dur ialah NKRI harga mati. Baik umara yang memiliki kedudukan di pemerintahan, ulama yang berperan membimbing keagamaan sampai dengan umat yang berperan sebagai masyarakat harus bersatu padu dalam menjaga keutuhan bangsa Indonesia.

Baik itu dari kejahatan intoleransi, radikalisme sampai dengan terorisme dan lain sebagainya. Karena tiga pilar inilah yang menjadi jembatan dalam membingkai masyarakat yang santun, cerdas, dan cinta tanah air.

Keanekaragaman yang ada di Indonesia menjadi salah satu bukti nyata, bahwa Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi peradaban yang damai. Di mana meskipun kita berbeda-beda, tapi kita tetap satu tujuan, yaitu mengedepankan kebersamaan serta menjunjung tinggi nilai-nilai solidaritas kemanusiaan.

Untuk itu, ulama, umara dan umat harus menjadi alternatif dalam menangkal radikalisme dan tindakan yang menyimpang dari etika bangsa. Serta menjadi pilar agar kita selalu menjunjung tinggi ideologi Pancasila sebagai paham yang membawa generasi cinta terhadap tanah air.

Sehingga pemahan positif ini mampu menjadi solusi untuk kemajuan bangsa yang lebih beradab. Mereka akan mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan penuh santun dan menyenangkan.

Dari sini sudah seharusnya negara Indonesia menjadi teladan negara-negara di dunia. Sebab, Indonesia mengajarkan bagaimana perbedaan menjadi jalan untuk mencapai kerukunan dan pentingnya menghargai kemanusiaan.

Mengajarkan penghuninya untuk menjadi manusia yang beradab dan mengajari pentingnya kebersamaan. Hingga perbedaan dan keanekaragaman yang ada di dalamnya akan terjaga dengan baiknya. Dengan demikian penting kiranya relasi ulama, umara dan umat dijadikan salah satu jembatan dalam mengenalkan Indonesia yang majemuk.

Serta menjadi wadah untuk melahirkan generasi yang cinta tanah air. Generasi yang siap menjaga serta mengelola Indonesia menjadi lebih baik lagi. Menjadi Indonesia yang berkedaulatan dan bersatu untuk negara yang damai dan mendamaikan.

Suroso, S.Ag
Suroso, S.Ag
Alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru