26.6 C
Jakarta
Array

Tiga Kelompok Salafi, Siapa yang Paling Berbahaya?

Artikel Trending

Tiga Kelompok Salafi, Siapa yang Paling Berbahaya?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Tangerang Selatan. Dosen Fakultas Ilmu Politik dan Sosial UIN Jakarta M Zaki Mubarak mengatakan, ada tiga kelompok Salafi. Pertama, Salafi murni. Kelompok pertama ini bersifat non politik karena mereka menghindar untuk terlibat dalam politik.

“Kedua, Salafi politik. Mereka melakukan islamisasi dan menyebarkan ajarannya melalui parleman seperti Ikhwanul Muslimin di Mesir,” kata Zaki pada kajian diskusi di Sekretariat Islam Nusantara Center (INC), Sabtu (16/12).

Ketiga, Salafi jihadis. Kelompok ketiga ini menganggap dua kelompok sebelumnya sebagai kelompok yang lemah. Diantara Tiga kelompok tersebut, Salafi jihadis adalah yang paling keras dan kaku. Mereka menganggap sesuatu yang tidak ada pada zaman Nabi Muhammad adalah bid’ah. Kelompok ketiga ini adalah yang paling berbahaya karena menyerang siapa saja yang tidak sepaham dengan mereka.

“Mereka tidak mungkin menggunakan parlemen (untuk berjuang) karena tidak ada pada zaman nabi,” kata Pengamat Gerakan Islam itu.

“Yang paling berbahaya adalah salafi jihadis,” lanjut penulis buku Genealogi Islam Radikal di Indonesia itu.

Salafi jihadis memiliki lima doktrin dan praktik, yaitu tauhid, akidah, takfir, al wala wal bara, dan jihad. Mereka ini akan memerangi siapa saja yang tidak sepaham dengan mereka. Bahkan jihadis modern memerangi pemerintah yang tidak menerapkan syariah Islam.

Meski sama-sama Salafi, imbuh Zaki, ketiga kelompok ini juga saling mengafirkan antar satu dengan yang lainnya karena mazhab yang tidak sama. Ada yang pusat mazhabnya Arab Saudi, Kuwait, Bahrain, dan lainnya. Bukan hanya saling mengafirkan, mereka juga saling membunuh meski sama-sama beraliran Salafi.

“Antar kelompok jihadis juga saling membunuh karena saling mengafirkan,” imbuhnya.

Salafi diidentikkan kepada sekelompok umat Islam yang kaku dan rigid dalam memahami teks-teks keagamaan. Mereka mengusung slogan kembali ke Al-Qur’an dan hadist dan memahaminya secara tekstual. (Muchlishon Rochmat)

NU Online

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru