27.2 C
Jakarta
Array

Tausiyah Kebangsaan TGB pada Jawa Barat Bermunajat

Artikel Trending

Tausiyah Kebangsaan TGB pada Jawa Barat Bermunajat
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, assolatuwassalam muala habibi muhammadinil abdillah wa ala alihi wa ashabihi waman tabia hudahu ila yaumil qiyamah, amma ba’du.

Yang sama – sama kita hormati dan kita muliakan, para habaib kita, para guru kita, para tokoh dan sesepuh kita yang hadir bersama. Kehadiran beliau semua dan juga tadi ada Kang Emil, Gubernur kita yang kita doakan, insyaallah bisa menjuarakan Jawa Barat, insyaallah. Kehadiran guru-guru orang tua dan pemimpin kita bersama kita pada hari ini insyaallah membawa berkah untuk kita semua.Bapak Letjen Munir yang juga saya hormati, dan seluruh hadirin sekalian, di depan saya ada santri, coba angkat tangan mana santri, alhamdulillah.

Di depan saya juga da ibu-ibu majelis taklim. Mana ibu-ibu majelis taklim, alhamdulillah kita semua berkumpul pada siang hari ini, dan bahkan saya dengar ibu-ibu mulai dari pagi ya, sudah sehat ibu-ibu masih segar, kita berkumpul hari ini adalah untuk bermunajat. Munajat itu doa, apa keberkahan doa, semalam saya ketemu sama kang emil nih saya mau bagi cerita sama gubernur kita.

Kang Emil bercerita, dulu pada saat beliau berikhtiar untuk maju dalam pencalonan Gubernur, pada saat beliau berjuang, di antara kompetitor beliau, bukan musuh, karena kalau kita pesta demokrasi kita tidak bermusuhan. Di antara kompetitor beliau itu ada yang didukung oleh sebagian tokoh umat. Bahkan kata Kang Emil,  nih kata Kang Emil sama saya semalem, cerita. Ini juga buat santri-santriwati. Kata Kang Emil bahkan ada tokoh yang datang dari Jakarta. Datang dari Jakarta, kemudian berfatwa kemudian mendukung, mendukung kompetitor dari kang Emil. Bahkan ada keluar fatwa, kata Kang Emil, dari Jakarta, dari mana-mana ada dukungan-dukungan bukan kepada saya.

Alhamdulillah, berkat doa ibu saya, berkat doa ibu saya Allah SWT takdirkan bahwa saya menjadi Gubernur Jawa Barat. Itulah kekuatan munajat bapak-bapak dan ibu-ibu, itulah kekuatan doa. Maka ketika kita menghadapi apapun, dalam situasi apapun, negara kita sedang senang kita doa, negara kita sedang susah juga kita doa, dalam setiap keadaan, dalam setiap kondisi, jangan putus kita bermunajat kepada Allah SWT.

Kalau ibu-ibu, bapak, anak-anakku para santri, kita baca dalam Al Quran bagaimana Nabi Ibrahim berdoa, Nabi Ibrahim berdoa saat beliau selesai membangun Kakbah. Di antara doa Nabi Ibrahim AS,robbi ja alhada baladan aminah, itu doa beliau, ya Allah jadikanlah negeri ini menjadi negeri yang aman. Nabi Ibrahim menyambung dengan doawarzukahlahu minal samarak, kasih orang yang tinggal di Makkah ini rejeki. Sekarang terbukti Makkah itu berlimpah rejekinya.

Kemudian doa berikutnya dari Nabi Ibrahim AS., adalah permohonan kepada Allah, ya Allah jadikanlah di antara keturunan saya seorang Rasul yang akan membacakan ayat-ayatmu ya Allah, jadikanlah di antara keturunan saya seorang Rasul yang akan mendidik jiwa manusia ya Allah, jadikanlah keturunanku yang akan tinggal di Kota Makkah ini, seorang Rasul yang mengajarkan ilmu-ilmu yang bermanfaat. Ratusan tahun setelah doaNabi Ibrahim, lahirlah Nabi kita, Nabi besar Muhammad SAW. Makanya ibu-ibu jangan putus berdoa untuk anaknya masing-masing, mudah-mudahan anak kita menjadi anak yang sholeh, mudah-mudahan anak kita menjadi anak yang berilmu, mudah-mudahan anak kita menjadi anak yang menjadi teladan untuk orang lain.

Kalaupun belum kita saksikan pada saat kita hidup, Allah SWT. akan wujudkan kelak pada saat yang ditentukan oleh Allah. Maka semua doa-doa yang baik, jangan putus, kita terus munajatkan kepada Allah SWT. mudah-mudahan Indonesia kita selalu dipelihara lahir batinnya. Provinsi Jawa Barat, yang programnya kata Kang Emil itu Jabar Juara, ternyata juaranya bukan hanya bagaimana anak-anak Jawa Barat berprestasi dalam bidang keilmuan, tapi juga Jawa Barat menjadi tempat anak-anak muda yang memberikan teladan di dalam hal-hal yang mulia, termasuk di antaranya mencintai Al Quran. 1 desa, 1 hafiz.

Saya kebetulan bapak ibu, 10 tahun diamanahkan menjadi Gubernur di NTB. Saya tahu persis bagaimana beratnya tugas sebagai pemimpin, apalagi Jawa Barat, NTB saja penduduknya kurang dari 6 juta, Jawa Barat, hampir 10 kali lipat, hampir 50 juta. Berat, tetapi insyaallah dengan munajat, seperti pada siang hari ini apa yang berat akan dimudahkan oleh Allah SWT.

Bapak, ibu, hadirin dan hadirot sekalian yang dirahmati Allah, kata ulama, doa salah satu musuhnya, adalah perbuatan yang bertentangan dengan doa itu. Jadi kalau kita berdoa bapak-ibu ya Allah, jadikanlah anak-anak saya menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah, tapi kita sebagai orang tua justru menunjukkan perbuatan-perbuatan yang tidak baik. Musuh dari doa kita adalah perbuatan yang bertentangan dengan makna dari doa yang kita munajatkan. Maka kalau kita berdoa supaya Indonesia ini berkah, salah satu syaratnya adalah jauhkan diri kita dari segala macam perbuatan yang bisa mencabut keberkahan dari negara kita.

Salah satu yang bisa merusak keberkahan, yang disebutkan, bahkan di dalam Al Quran sebagai fahizah. Kita tahu di dalam Al Quran bapak-ibu, kalau Allah sudah menyampaikan sesuatu itu fahizah, berarti keburukannya itu sudah tidak ada bandingannya. Di antara yang disebut fahizah oleh Allah itu adalah perzinahan, dan di antara perbuatan buruk yang lain yang juga disebut fahizah oleh Allah adalah membuat dan menyebarkan berita bohong.

Jadi bohong, berita bohong, itu di dalam bahasa Al Quran, itu disebut dengan Al Fahizah. Termasuk kekejian yang luar biasa. Kenapa berita bohong itu disebut kekejian? Karena berita bohong itu menyasar kehormatan manusia biasanya. Berita bohong itu dulu pada masa Nabi kita, Nabi besar Muhammad SAW, itu menyasar orang yang sangat dicintai oleh Rasul, yang namanya syaidah Aisyah. Begitu dilihat, nih, masyarakat yang ada di Madinah, kelihatannya akan kuat, maka dicari-cari oleh orang-orang munafik pada waktu itu, orang-orang yang tidak suka kepada ajaran Rasul pada waktu itu, dicari bagaimana masyarakat Islam, umat yang dibangun oleh Rasul yang kuat ini bisa menjadi umat yang goyah dan bisa dihancurkan.

Maka salah satu caranya adalah dengan menyebarkan berita bohong. Berita bohong yang terkait dengan Syaidah Aisyah, istri dari Nabi kita, Nabi Besar Muhammad SAW. Goncang Madinah, turunlah ayat 11 – ayat 20 dari surat An Nur. Di situlah Allah SWT mengingatkan bahwa berita-berita bohong, apalagi yang terkait dengan kehormatan seseorang, saudara kita sesama muslim, adalah sesuatu yang sangat berat pertanggungjawabannya di sisi Allah SWT.

Maka saya ajak bapak ibu, mari kita renungkan ayat 11 – ayat 20. Silahkan dibaca masing-masing, lihat bagaimana Allah menguraikan, bagaimana hoax itu bisa merusak persaudaraan kita. Bagaimana berita bohong itu bisa menyebabkan rakyat tidak percaya kepada pemimpinnya, dan kalau rakyat sudah tidak percaya pada pemimpinnya, maka apapun yang kita kerjakan tidak akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Itulah yang disasar oleh berita-berita bohong itu.

Maka para santri, yang tadi disampaikan ada gerakan santri literasi. Saya berharap santri-santri bisa menjadi orang-orang yang terdepan untuk membersihkan berita-berita bohong itu. Siap para santri-santri semua. Kita para santri itu diajar al qobariyah tamilu sidqo wal kadzib, tidak semua berita itu dapat dipercaya. Kita nilai, kita ukur, lihat faktualitasnya, benar atau tidak. Bahkan tidak setiap yang benar itu perlu disiarkan. Kalau ada aib pribadi orang, jangan kita syiarkan. Apalagi sesuatu yang tidak benar, apa yang kita sebarkan, yang kita sebarkan adalah kebenaran yang bermanfaat, kebenaran yang bermanfaat.

Bapak ibu, munajat kita adalah bagian dari ikhtiar kita untuk terus menjaga, tidak hanya diri kita, keluarga kita, tapi juga masyarakat kita. Semua hal-hal yang baik, yang telah kita bangun bersama sebagai bangsa. Di tanah Pasundan ini, saya kemarin sempat ziarah ke Pak, Bapak Sepuh, Pak Soligin GP, sebutannya Bapak Sepuh ya, bapak ibu. Bapak Sepuh, lalu kemudian ke Paguyuban Pasundan, beliau-beliau menyampaikan kepada saya bahwa Tanah Pasundan ini, adalah tanah yang kokoh, kuat dengan nilai-nilai Islam. Rahmatan lil alamin. Itulah pilar dari Tanah Pasundan. Maka beliau kemarin, menyampaikan pesan kepada kami semua yang hadir, walaupun saya bukan dari Tanah Pasundan, tapi semua kami dipesankan, bahwa kalau ingin Indonesia ini tetap kuat dan kokoh, maka jagalah agar Islamnya benar-benar mencerminkan Islam yang Rahmatan lil alamin, itu pesan beliau-beliau kepada saya dan kepada kami semua.

Maka itu pula yang saya sampaikan kepada bapak-bapak, ibu dan saudara-saudara. Ini ibu-ibu, ibu-ibu kan punya handphone kan ya, ibu-ibu punya handphone gak? Saya minta, saya berharap, salah satu yang pertama yang ibu-ibu lakukan, juga kita semua, selesai dari majelis ini, kita bersihkan Handphone- Handphonekita dari berita-berita hoax. Setuju bapak ibu, bersihkan, karena kalau kita biarkan, itu sama dengan kita mengantongi kebohongan, ke mana pun kita pergi.

Maka ketika kita mengantongi sesuatu yang batil, maka kita akan bertanggungjawab di depan Allah, buang, ganti dengan hal-hal yang bermanfaat. Jadikan teknologi menjadi jalan kita untuk semakin dekat kepada Allah, bukan semakin jauh dari tuntunan-tuntunan yang mulia.

Itu yang dapat saya sampaikan, terima kasih, dan senang bersilaturahim dengan bapak ibu semua. Tidak hanya saat ini kita bermunajat, setiap saat, kirim doa-doa yang terbaik. Untuk anak kita, untuk keluarga kita, untuk masyarakat kita, doa-doa yang terbaik itulah yang akan menjadi keberkahan, sekarang maupun di masa yang akan datang, untuk kita semua.

Wallahu Mafik wal hadi ila sabilalrasyar, wahuwal muwafiq lilhaqhomitori. Sekaligus saya mohon pamit, Wasalamualaikum, Wr. Wb.

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru