28.1 C
Jakarta

Stafsus Menag Ingatkan Mahasiswa Cirebon Bahayanya Isu Keagamaan Bernada Intoleransi dan Radikalisme

Artikel Trending

AkhbarDaerahStafsus Menag Ingatkan Mahasiswa Cirebon Bahayanya Isu Keagamaan Bernada Intoleransi dan Radikalisme
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta – Staf Khusus Menteri Agama Bidang Kerukunan Umat Beragama, Muhammad Nuruzzaman mengingatkan bahayanya isu keagamaan bernada intoleransi dan radikalisme ke ratusan mahasiswa Institut Agama Islam (IAI) Cirebon, Sabtu (16/9/2023).

Kegiatan yang digelar di kampus setempat itu, Muhammad Nuruzzaman menyebut, masih banyaknya konten di media sosial yang mengandung isu tersebut.

“Hasil survei yang dilakukan oleh mabes polri menyatakan 87 persen konten keagamaan itu isinya adalah isu toleran dan radikal,” ujar Muhammad Nuruzzaman selepas memberikan materi di depan ratusan mahasiswa IAI Cirebon pada Sabtu (16/9/2023).

Hal itu membuat, kegiatan yang diinisiasi oleh lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang) DKI Jakarta dengan mendatangi kampus-kampus yang ada di Indonesia perlu dilakukan.

Tak hanya kampus berbasis Islam, kampus non muslim juga menjadi sasaran untuk mengajak para mahasiswa bersama-sama menangkal isu keagamaan intoleransi dan radikalisme.

“Bukan hanya Islam, semua agama sebenarnya program ini dilakukan yang kebetulan hari ini di IAIC jadi ya untuk mahasiswa Islam, tapi ada di perguruan tinggi ke atas kristen,” ucapnya.

BACA JUGA  Bupati Banjar Bersama Satgas Densus 88 Cegah Radikalisme

Menurutnya, mahasiswa menjadi salah satu komponen penting dalam mengantisipasi isu-isu yang bisa memecah belah umat.

Sebab walau bagaimanapun, mayoritas penduduk Indonesia merupakan kaum milenial yang paling sering mengakses media sosial.

“Maka penting memberikan pemahaman atau awareness kepada mahasiswa yang terbiasa mengakses media sosial, untuk mengantisipasi juga kalau ada bahaya di media sosial,” ucapnya.

Nuruzzaman menyampaikan bahwa kedatangannya ke depan para mahasiswa juga merupakan hal yang penting untuk menguatkan pencegahan isu tersebut.

Pihaknya memberikan pemahaman bahwa beragama harus lebih moderat.

Yang mana, bisa berpikir dan mempraktekkannya bahwa beragama harus mementingkan kemaslahatan bersama dan kemanusiaan.

“Ini penting dilaksanakan karena mahasiswa itu kan milenial, kemudian seperti yang kita tahu mayoritas penduduk Indonesia itu milenial generasi z, akses mereka media sosial,” jelas dia.

Ahmad Fairozi
Ahmad Fairozihttps://www.penasantri.id/
Mahasiswa UNUSIA Jakarta, Alumni PP. Annuqayah daerah Lubangsa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru