26.1 C
Jakarta
Array

Sebatas Buih

Artikel Trending

Sebatas Buih
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

و ضرر الشرع ممن ينصره لا بطريقه اكثرمن ضرره ممن يطعن فيه بطريقه

“Dan kecelakaan agama dari pembela yang tidak tahu caranya itu lebih besar daripada kecelakaan agama dari pencela yang tahu caranya.”

Al-Ghazali, Tahafut al-Falasifah, tahqiq Sulaiman Dunya (Cairo: Dar al-Ma’arif, 1966), p. 80.

Dulu Islam mencapai zaman keemasan pada abad ke-7 sampai 13 M dan melahirkan bintang-bintang cemerlang seperti  Jabir ibn Hayyan (721-815 M), Al-Fazari (w. 796/806 M), Al-Farghani (w. 870 M), Al-Kindi (801-873 M), Al-Khawarizmi (780-850 M), Al-Farabi (874-950 M), Al-Mas’udi (896-956 M), Ibn Miskawaih (932-1030 M), Ibn Sina (980-1037 M), Al-Razi (1149-1209 M), Al-Haitsami (w. 1039 M), Al-Ghazali (1058-1111 M), dan Ibn Rushd  (1126-1198 M) itu karena sumbangan yang tiada tara bagi ilmu pengetahuan dan perdaban manusia.  Manfaatnya melampaui zaman, tanpa sekat agama dan bangsa. Dunia berterima kasih kepada Islam karena ilmu pengetahuan. Itulah cara membela Islam yang benar.

Kini Islam hendak dibela dengan pekik takbir di jalan-jalan, mengibar-ngibarkan bendera, dengan rasa gusar dan marah. Gairah beragama tidak bergandeng tangan dengan kedalaman ilmu. Jadilah buih, tidak menyisakan apa-apa selain gelembung. Apa yang akan kita wariskan ke anak cucu dari seonggok buih? Apa yang akan kita sumbangkan ke peradaban manusia dari pekik-pekik takbir, dari kerumunan massa? Kosong!

Islam akan jaya dengan ilmu pengetahuan, bukan dengan kerumunan massa. Itulah cara membela Islam yang benar. (M Kholid Syeirazi)

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru