Harakatuna.com. New York. Berdasarkan hasil survei besar yang dilakukan sebuah perusahaan swasta di bidang intelijen keamanan, terungkap bahwa ada ribuan pengikut ISIS yang kini pulang dari Suriah dan Iraq ke tanah air mereka masing-masing.
Mereka adalah orang-orang yang terlena dengan misi pendirian “khilafah Islam” yang dipropagandakan ISIS lewat berbagai media dan mendorong mereka berbondong-bondong menuju Iraq dan Suriah.
Laporan tersebut dirilis oleh perusahaan The Soufan Group yang berbasis di New York, Selasa (24/10), sebagaimana dilansir Washington Times. Temuan ini juga menyebut Rusia sebagai sumber nomor satu para anggota ISIS asing.
“Sekarang ada setidaknya 5.600 warga atau penduduk dari 33 negara yang kembali ke kampung halaman,” kata laporan itu. Menurutnya, situasi ini menjadi tantangan besar bagi keamanan negara-negara di dunia.
Tentang apakah pengikut ISIS yang kembali tersebut akan mengalami radikalisasi dan menimbulkan ancaman di kampung halaman mereka telah menjadi sumber perhatian utama petugas keamanan dan intelijen di pemerintahan di Timur Tengah, Eropa, Asia, dan Amerika Utara.
Menurut laporan itu juga, beberapa alasan yang membuat gerakan ISIS menurun adalah gencarnya kampanye internasional melawan kelompok teroris ini, ditambah ketatnya kontrol perbatasan oleh Turki.
Tapi ada peningkatan jumlah perempuan asing yang berangkat ke kawasan yang dikuasai ISIS. Juga peningkatan jumlah anak lantaran angka kelahiran di sana.
Pejabat pertahanan Amerika Serikat mengatakan bahwa pihaknya mengetahui masalah tersebut namun berhasil mencegah pasukan ISIS untuk mencari perlindungan di negara lain. (Red: Mahbib)