Dengarkan artikel ini
Harakatuna.com. Jakarta – Eks Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman ada indikasi terlibat jaringan teroris. Mantan pengacara Abu Bakar Ba’asyir ini telah Densus 88 tangkap sejak beberapa hari lalu. Piihaknya tersandung kasus dugaan terorisme.
Saat ini pihak Polri tengah mendalami kaitan Munarman dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Makassar. Menurut beberapa rilis media, yang bersangkutan pernah menjadi jubir Ba’asyir. Realita ini tidak mengherankan. Sebab ia pernah menjadi murid dari macan teroris Asia ini.
Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono menjelaskan bahwa aparat kepolisian sedang melakukan pengembangan kasus. Aparat akan terus membongkar jaringan teroris JAD hingga afiliasinya dengan Munarman. “Itu masih dalam pendalaman dari penyidik Densus,” ujar Argo Yuwono, Kamis (6/5/2021).
Hal itu disampaikan Argo saat ditanya apakah Munarman terkonfirmasi sebagai anggota JAD atau belum. Pertanyaan tersebut terkait penangkapan tiga eks petinggi FPI di Makassar. Munarman sebelumnya juga telah berbaik kepada Isis. Ini menjadi saksi jelas bagi Polri untuk menetapkannya berjejaring dengan teroris.
Penangkapan ketiga eks petinggi FPI Makassar itu disebut masih terkait Munarman. Polisi kini melakukan pendalaman kaitan tiga eks petinggi FPI Makassar dengan bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar.
Pendalaman dilakukan setelah salah satu terduga teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD ) Sulsel dari kelompok kajian Vila Mutiara yang diamankan beberapa waktu lalu mengaku pernah dibaiat oleh FPI. Saat itu, Munarman selaku Sekjen FPI turut hadir.
“Kita tunggu saja bagaimana Densus menyampaikan perkembangannya,” katanya.
 Munarman ditangkap Densus 88 Antiteror terkait dugaan terorisme){kind=link}