30.8 C
Jakarta

PM Israel Bersikukuh Tolak Pengakuan Internasional Terhadap Negara Palestina

Artikel Trending

AkhbarInternasionalPM Israel Bersikukuh Tolak Pengakuan Internasional Terhadap Negara Palestina
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Tel Aviv – Perdana Menteri IsraelBenjamin Netanyahu mengatakan bahwa ia menolak rencana pengakuan internasional atas negara Palestina. Dia mengatakan bahwa inisiatif semacam itu akan memberikan imbalan yang sangat besar bagi terorisme.

Komentar Netanyahu mengikuti penolakan serupa dari menteri sayap kanan berpengaruh Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich yang menanggapi laporan rencana tersebut di The Washington Post. Laporan surat kabar tersebut mengutip beberapa diplomat AS dan Arab, mengatakan bahwa Amerika Serikat, sekutu utama Israel, bekerja sama dengan beberapa negara Arab dalam rencana komprehensif untuk perdamaian jangka panjang antara Israel dan Palestina.

Rencana tersebut mencakup batas waktu yang pasti untuk pembentukan negara Palestina, lapor surat kabar tersebut. “Israel akan terus menentang pengakuan sepihak atas negara Palestina,” kata Netanyahu dalam sebuah postingan dalam bahasa Ibrani di platform media sosial X, seperti dikutip AFP, Jumat 16 Februari 2024.

“Pengakuan seperti itu, setelah pembantaian 7 Oktober, akan memberikan imbalan yang sangat besar bagi terorisme yang belum pernah terjadi sebelumnya dan akan menghalangi perjanjian perdamaian di masa depan,” ucap Netanyahu.

BACA JUGA  Bela Palestina, Houthi Ancam Tenggelamkan Lagi Kapal Inggris

“Israel dengan tegas menolak diktat internasional mengenai penyelesaian permanen dengan Palestina,” tambah Netanyahu, seraya mengatakan bahwa perjanjian perdamaian hanya dapat dihasilkan dari ‘negosiasi langsung tanpa prasyarat’.

The Washington Post melaporkan bahwa rencana tersebut akan dimulai dengan gencatan senjata ‘diperkirakan akan berlangsung setidaknya enam minggu’. Para pejabat berharap bahwa kesepakatan dapat dicapai sebelum dimulainya bulan suci Ramadan pada 10 Maret.

Perjanjian tersebut akan mencakup jeda dalam pertempuran, pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza sejak serangan 7 Oktober, dan jadwal pembentukan negara Palestina.

“Kami tidak akan pernah menyetujui rencana seperti itu, yang pada kenyataannya mengatakan bahwa orang-orang Palestina pantas mendapat imbalan atas pembantaian mengerikan yang telah mereka lakukan,” tulis Smotrich di X, menggambarkan negara Palestina sebagai ‘ancaman nyata terhadap Negara Israel’.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru