27.6 C
Jakarta
Array

Pendidikan Berbasis Pancasila Memperkuat Persatuan Bangsa

Artikel Trending

Pendidikan Berbasis Pancasila Memperkuat Persatuan Bangsa
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Nelson Mandale pernah berujar: “Pendidikan adalah senjata paling kuat yang dapat Anda gunakan untuk mengubah dunia”. Presiden Afrika Selatan periode 1994-199 ini hendak menekankan  pentingnya sebuah pendidikan dalam mengubah tatanan masyarakat dunia. Pendidikan yang baik dan benar serta berbasis—dasar—Pancasilaharus ditanamkan sejak se-dini mungkin untuk menjaga persatuan dan perdamaian NKRI. Sebab, NKRI sebagai negera kepulauan yang terdiri dari berbagai ras, suku, agama, dan budaya sangat rawan akan gesekan dan pertikaian antar sesama, dengan begitu perlu adanya penguatan karakter Pancasila sejak dini untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara merupakan upaya untuk memajukan budi pakerti, pikiran, serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakat. Dalam hal ini, pendidikan dapat kita artikan kedalam berbagai macam, kalau dalam segi formal ada tingkat SD sampai Perguruan Tinggi, sedangkan yang non formal bisa melalui orang tua, keluarga dan masyarakat sekitar.

Pentingnya pendidikan berbasis atau berdasar pada nilai Pancasila sejak dini menjadi hal yang harus dilakukan, baik di ranah pendidikan formal maupun non formal. Sebab, dengan nilai Pancasila akan lebih mudah mencapai tujuan Negara Indonesia—memajukan kesejahteraan umum—serta dengan nila Pancasila tersebut pula kehidupan sehari-hari masyarakat, akan tercipta suasana cinta kasih, harmoni, dan damai. Namun, perdamian tersbut sangat sulit dicapai, bila masyarakat Indonesia hanya mengedepankan nafsu menguasai sehingga memicu adanya konflik, penindasan, dan intimidasi dll.

Di era digital ini, pendidikan literasi berbasis Pancasila juga harus diperjuangkan di dunia maya. Sebab, menurut lembaga pasar e-Market, pengguna internet di seluruh alam mini diperkirakan mencapai 3 miliar pada 2015 dan tiga tahun setelahnya, yakni 2018 diperkirakan akan mencapai 3,6 miliarpengguna internet. Perlu kita ketahui, bahwa pengguna internet atau user tentu tidak hanya menerima informasi di media, malainkan mereka juga memproduksi. Dengan demikian, perlu orang-orang yang terdidik untuk meminimalisir berita yang bersifat hoax, kebencian, fitnah, adu domba, dll yakni generasi yang memiliki kepribadian nilai-nilai luhur Pancasila.

Kekuatan Pancasila diuji kembali

Dewasa ini, terjadi kasus teror dan kasus yang membelot dari nilai Pancasila, sebut saja peristiwa Ibu yang meledakan dirinya dengan bayinya yang berumur 2 tahun. Ibu tersebut adalah Mak Abu, yang merupakan Istri dari Husain—Abu Hamzah— yang pada hari selasa, 12-03-19 ditangkap oleh Densus 88/Anti terror Polri, karena terduga sebagai teroris. Mabes polri telah menyelidiki, bahwa Mak Abu dan anaknya yang berusia 2 tahun telah meledakan diri di kediamanya sekitar pukul 01.20 pada hari Rabu, 13-03-19. (Tribun Jateng: 14-03-19).

Peristiwa tersebut tidak bisa dipandang sebelah mata. Perlu adanya upaya dan peran dari lembaga pemerintahan yang konkrit untuk membasmi teroris dan paham radikal. Tentu peran sekolah dalam penenaman nilai-nilai Pancasila dan anti paham radikalisme juga menjadi faktor penentu. Penanaman tersebut dapat dilakukan dengan memberi mata pelajaran Pancasila, Pendidikan Agama, dan Kewarganegaraan. Dan yang paling urgen lagi adalah bagaimana sistem pendidikan sekolah tidak hanya dalam ranah teori saja, melainkan juga diranah praktek sehari-hari.

Senada dengan itu, penanaman pendidikan berbasis Pancasila juga harus dipraktekan di masyarakat. Lemahnya praktik dan pendidikan Pancasila di masyarakat akan berimplikasi kepada kualitas generasi penerus bangsa, karena lingkungan masyarakat juga ikut andil dalam membentuk kepribadian seorang anak. Dengan demikian, perlu upaya-upaya untuk mengatasi hal tersebut, di antaranya adalah dengan memasang poster-poster yang bersifat nasionalisme di lingkungan sekitar, mendirikan kampung perdamaian dll.

Maka dari itu, perlu adanya sinergitas dari seluruh elemen masyarakat untuk mendidik generasi penerus estafet kepemimpinan bangsa agar mereka memilki kepribadian dan kualitas berkepribadian Pancasila, sehingga akan mampu menjaga kesatuan dan persatuan bangsa. Mari, kita berbondong-bondong mempraktikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, dan kita juga harus ikut andil dalam menyalurkan nilai tersebut ke generas berikutnya, agar persatuan dan perdamian Indonesia senantiasa terjaga.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru