26.1 C
Jakarta
Array

Pemilukada dalam Nuansa Lebaran

Artikel Trending

Pemilukada dalam Nuansa Lebaran
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Nuansa lebaran hari raya idul fitri masih terasa. Keharmonisan identik dengan hari raya ini, hal ini bisa kita lihat dari kebiasaan masyarakat yang saling berkunjung kerumah sanak saudara dan tetangga untuk bersilaturrahim dan saling bermaaf-maafan. Namun pada lebaran ini ada sesuatu yang berbeda yaitu akan diaadakannya Pilkada khususnya daerah Jawa.

Selang beberapa hari setelah lebaran pemerintah khususnya daerah Jawa akan mengadakan pemilihan Gubenur dan wakilnya. Tak bisa di pungkiri bahwa dalam setiap pemilu mengundang sikap fanatisme yang terlalu dan akan menimbulkan blok-blok yang saling menjatuhkan. Segala cara akan ditempuh agar jagoan atau pasangan calon yang di usung bisa terpilih. Bahkan para pendukung mereka saling bermusuhan dengan tetangga bahkan sanak saudara jika diketahui saling berbeda pilihan.

Hal ini bisa menghilangkan nilai esensi lebaran yang sejatinya sebagai ajang siaturrahim antar saudara atau tetangga yang dekat maupun juga yang jauh. Bahkan sebagian orang beranggapan bahwa pulang ke kampong halaman setelah merantau atau bermukim di luar daerah untuk berkumpul dengan sanak saudara atau keluarga merupakan hal yang wajib. Karena mungkin hanya di moment inilah semua saudara akan berkumpul. Namun jika terjadi sikap fanatisme yang terlalu akan mengurangi bahkan menghilangkan nilai keharmonisan hari lebaran.

Spirit idulfitri yang identik dengan silaturrahim seharusnya di bawa dalam pilkada. Hal ini bisa menjadi counter terhadap anggapan bahwa pemilu yang selalui dentik dengan sikap fanatisme yang terlalu, bisa berubah menjadi pemilu yang saling menghormati dan menghargai dan menjunjung nilai etik. Pada saat inilah masyarakat harus membangun nilai keharmonisasian dan kekeluargaan. Walau saling berbeda pilihan tapi saling menghormati dan berbeda pilihan bukan berarti memutus tali silaturrahim atau persaudaraan, karena pada dasarnya semua memilih untuk kebaikan bersama.

Dalam pilkada tahun ini masyarakat harus menyukseskan acara lima tahun-an ini. Dengan cara seluruh elemen masyarakat yang mempunyai hak pilih harus datang dan menunaikan kewajibannya sebagai pemilih ke TPS yang telah ditentukan. Dan masyarakat berhak memilih paslon dengan hati nurani bukan dengan hati yang terzalimi.

Semua pihak yang terlibat dalam pilkada harus berkomitmen menjaga kesejukan pilkada dalam nuansa lebaran hari raya idul fitri. Pesta demokrasi harus berjalan dengan baik dan benar tanpa meninggalkan kode etik agar pilkada tahun ini menjadi pesta demokrasi yang sesungguhnya bagi masyarakat.

*Moch Rosyad AR, Mahasiwa Universitas Negeri Walisongo Semarang

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru