31.2 C
Jakarta
Array

Meninjau Makna Taqwa Dari Berbagai Aspeknya

Artikel Trending

Meninjau Makna Taqwa Dari Berbagai Aspeknya
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Taqwa berasal dari akar kata waqa–yaqi–wiqayah yang artinyaberhati-hati, waspada; menjaga sesuatu dari apa yang menyakiti, mencederai, dan membahayakan; menjaga diri dari perbuatan buruk; menyadari keberadaan Tuhan; memelihara kewajiban dan melaksanakan perintah Tuhan; menjaga diri dari siksa Allah dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.

Takwa ialah memelihara hubungan yang baik dengan Tuhan, bukan saja karena takut, tetapi lebih lagi karena ada kesadaran diri sebagai hamba. Orang yang bertakwa memiliki mekanisme atau daya tangkal terhadap kejahatan yang merusak diri sendiri dan orang lain. Mukmin memelihara diri jangan sampai terperosok pada perbuatan yang tidak diridhai-Nya. Ia pun menjalankan perintah Allah dan memelihara kaki jangan terperosok ke tempat berlumpur  atau berduri.

Takwa ialah melakukan ketaatan sepenuh kemampuan; menghindarkan sebab-sebab yang merintangi kesempurnaan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat menurut sunatullah, menjadikan kalimat Allah menjulang tinggi di muka bumi dan kalimat orang kafir terpuruk.

“Bertakwalah kepada Allah sepenuh kemampuanmu.” (QS At-Taghabun/64:16). Artinya, “Bertakwalah sedemikian rupa, sehingga kamu tidak meninggalkan satu hal pun yang sebenarnya kamu mampu.”

Taqwa ialah takut kepada Allah; menahan atau menjaga lidah, tangan dan hati dari segala kejahatan. Bertakwa kepada Allah ialah takut melanggar ketentuan-Nya yang suci. Takut demikian sama dengan cinta, sebab dengan itu timbul pula kesadaran tentang kecintaan Allah kepada semua makhluk-Nya.

Allah swt berfirman dalam Al-Quran,

Alif Lam Mim. Inilah Kitab yang tiada diragukan; suatu petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Mereka yang beriman kepada yang gaib, mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami karuniakan. Dan mereka yang beriman kepada wahyu yang disampaikan kepadamu dan yang disampaikan sebelum kamu, dan dalam hati mereka yakin akan Hari Akhir. Merekalah yang mendapat petunjuk, dari Tuhan dan mereka yang akan berhasil. (QS Al-Baqarah/2:1-5).

Pembukaan surat Al-Baqarah terebut menjelaskan sebagian karakter orang-orang yang bertaqwa, yakni beriman kepada Allah yang ghaib, mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rezeki yang dikaruniakan Allah swt, serta beriman kepada Al-Quran dan hari akhir.

Dalam ayat yang lain Allah swt menyeru manusia agar bertaqwa kepada-Nya dengan menghayati bahwa Dialah yang telah menciptakan seluruh umat manusia dan menganugerahkan pasangan hidup serta anak keturunan. Siapa yang bertaqwa kepada Allah swt niscaya Dia akan menjaganya.

Wahai umat manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri dan menciptakan pasangannya darinya, dan dari keduanya Ia memperkembangbiakkan sebanyak-banyaknya laki-laki dan perempuan. Bertakwalah kamu kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu meminta, dan hormatilah rahim yang mengandung kamu. Sungguh, Allah selalu menjagamu. (QS An-Nisa`/4:1).

Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang ingin menjadi orang paling mulia (terhormat) hendaklah bertakwa kepada Allah; siapa yang ingin menjadi orang paling kuat hendaklah bertawakal kepada Allah; siapa yang ingin menjadi orang paling kaya, hendaklah lebih yakin kepada apa yang di tangan Allah daripada apa yang ada di tangannya.”

Sahabat Ali ra berkata, “Takwa ialah menghentikan dari maksiat dan meninggalkan hal-hal yang sia-sia dengan melaksanakan ketaatan.” 

Ibrahim bin Adham berkata, “Takwa ialah bilamana orang tidak menemukan aib pada ucapanmu; dan para malaikat tidak menemukan aib pada perbuatanmu; dan penjaga arsy tidak menemukan aib dalam kesendirianmu.

Al-Waqidi berkata, “Takwa ialah menghias diri di kala sepi untuk Khaliq sebagaimana engkau menghias diri dalam keramaian untuk makhluk.”

Ketika Abu Hurairah ra bertanya tentang takwa, Rasulullah saw menjawab, “Pernahkah engkau bertemu jalan yang banyak duri dan bagaimana tindakanmu waktu itu?” Abu Hurairah menjawab, “Apabila aku melihat duri, aku mengelak ke tempat yang tidak ada durinya atau aku langkahi, atau aku mundur.” Rasulullah pun berkata, “Itulah takwa.” (HR Abud-Dunya).

Siapa yang mengikuti petunjuk, Allah swt akan menambah petunjuk dan memperkuat ketakwaannya. (QS 47:17). Mereka yang bertakwa dan memperbaiki diri, tak perlu khawatir, tak perlu sedih. (QS 7:35). Allah bersama mereka yang bertakwa dan mereka yang mengerjakan amal kebaikan. (QS 16:128). Mereka yang bertakwa kepada Tuhan akan dibawa ke dalam surga berbondong-bondong. (QS 39:73). Siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, takut kepada Allah, dan bertakwa kepada-Nya, itulah orang yang menang pada akhirnya. (QS 24:52).

Kebudayaan Islam ialah kebudayaan takwa. Takut hanyalah sebagian kecil dari takwa. Dalam takwa terkandung cinta, kasih, harap, cemas, tawakkal, ridha, sabar dan berani. Takwa adalah pelaksanaan iman dan amal saleh.

Orang bertakwa bersih jiwanya sehingga dapat mencapai petunjuk Allah, siap sedia mengikuti kebenaran dan beramal demi keridhaan Allah sesuai dengan tingkat kesanggupan dan kemampuan berpikirnya. (Ahmad Musthafa Al-Maraghi).

Orang yang bertaqwa memelihara fitrahnya dari segala yang dapat merusaknya dan mendindinginya dengan pancaran kebenaran. (Mahmud Syaltut).

Orang yang bertaqwa menghindari segala yang membahayakannya dalam jangka pendek dan jangka panjang; menghindari penghalang antara dirinya dan maksud-maksud yang mulia, tujuan-tujuan yang baik serta kesempurnaan yang dapat dicapai. (Muhammad Rasyid Ridha).

Buah takwa ialah tercapainya kemampuan untuk membedakan dan memisahkan secara tegas antara apa yang harus diterima dan apa yang harus ditolak; antara apa yang harus dilakukan dan apa yang harus ditinggalkan. Kepada setiap muttaqin Allah memberi kemampuan untuk membedakan. Takwa membersihkan jiwa dan memberikan kemampuan untuk melakukan perbaikan di bumi.

Siapa yang bertakwa kepada Allah, Dia membukakan jalan ke luar dan membukakan rezeki baginya dari sumber yang tak diduga-duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah cukuplah Dia baginya. Pasti Allah menyelesaikan tujuan-Nya. Allah mengatur segala sesuatu menurut ukuran. Siapa yang bertakwa kepada Allah, Dia akan memberikan jalan kemudahan. (QS Ath-Thalaq/65:2-4).

Semoga kita termasuk orang-orang yang mulia dalam pandangan-Nya.

[zombify_post]

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru