27.6 C
Jakarta
Array

Mengundang Kebencian Allah

Artikel Trending

Mengundang Kebencian Allah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Barangkali kita berfikir bahwa hanya orang kafir saja yang akan membuat Allah SWT benci kepada mereka. Sebagai orang beriman, mungkin kita akan merasa aman. Tak mungkin Allah membenci orang beriman.

Namun ternyata pemikiran demikian tidak sepenuhnya benar. Ada saat dimana Allah SWT benci kepada orang beriman atas apa yang dilakukannya.

Perilaku Tercela Mengundang Benci

Satu perilaku yang bisa membuat Allah SWT benci adalah sebagaimana disebutkan dalam surat Shaf ayat 2 dan 3, yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”

Dalam ayat tersebut, jelas disebutkan bahwa perilaku orang beriman yang membuat Allah SWT benci adalah tatkala mereka mengatakan akan melakukan sesuatu namun faktanya mereka tidak melakukannya.

Dalam Asbabun Nuzul disebutkan beberapa riwayat yang menjadi sebab turunnya ayat-ayat ini. Dalam salah satu riwayat dikatakan bahwa para sahabat Nabi SAW ingin mengetahui amal yang paling dicintai Allah dan paling utama. Maka Allah SWT memberitahukan bahwa amal yang paling utama adalah berjihad. Tetapi setelah mengetahui hal ini beberapa orang dari kaum mukminin saat itu merasa enggan untuk berjihad. Oleh karenanya mereka diberi peringatan oleh Allah SWT melalui ayat 2 dan 3 surat as Shaf ini karena mereka menyalahi ucapan mereka sendiri.

Apa yang mereka katakan tidak selaras dengan apa yang mereka lakukan. Mereka mengatakan ingin beramal dengan amalan utama, namun setelah ditunjukkan amalan utama tersebut mereka urung melakukannya. Ini merupakan perilaku Dusta dan Ingkar Janji. Perilaku seperti inilah yang mengundang kebencian Allah SWT.

Dusta dan Ingkar Janji Berbuah Bencana

Kaum Mukminin seharusnyalah menjadi orang-orang yang benar dalam ucapannya dan perilakunya pun sesuai dengan apa yang dikatakan. 

Sebaliknya, mengatakan apa yang tidak dilakukan, adalah dusta dan ingkar janji. Kaum Mukminin tidak seharusnya berbuat seperti ini karena perbuatan ini akan mendatangkan berbagai bentuk bencana.

Pertama perilaku ini mengundang kebencian Allah SWT, sebagaimana disebutkan dalam ayat 3 surat Shaf. Tentu saja kebencian Allah SWT ini menjadi pertanda adanya dosa besar. Syekh Ahmad Musthafa al Maraghi dalam Tafsir al Maraghi menyebutkan, “Amat besarlah dosanya di sisi Allah bila kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan.”[i]Dosa akan mendatangkan bencana berupa siksa dari Allah SWT. 

Kedua, perilaku ini berpotensi menjadikan seseorang termasuk ke dalam golongan kaum Munafik. Sedangkan bagi orang munafik, di akhirat nanti mereka akan dimasukkan di dalam dasar neraka. Hal ini disebutkan dalam firman Allah SWT surat An Nisaa ayat 145 yang artinya, “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.

Ketiga, perbuatan Dusta dan Ingkar Janji meruntuhkan kepercayaan orang lain di sekelilingnya. Hilangnya rasa percaya antar anggota masyarakat karena perbuatan dusta dan ingkar janji yang dilakukan oleh sebagian orang akan membuat ikatan-ikatan di dalam masyarakat menjadi rapuh, yang pada ujungnya mengancam keberadaan masyarakat secara keseluruhan.

Menghindari Bencana

Potensi bencana di atas merupakan kemungkinan yang bisa terjadi bila kita melakukan perbuatan tercela dengan mengatakan apa yang tidak kita lakukan. Tentu saja kita bisa menghindarinya dengan menjadi mukmin yang perkataannya benar dan selaras dengan perbuatan. 

Mudah-mudahan Allah SWT memberi kita kekuatan untuk terus istiqomah dalam melakukan apa yang kita katakan.

Aamiiin.

Bekasi, 8 Agustus 2018

[i] Ahmad Musthafa al Maraghi, Tafsir al Maraghi, Juz 28, Tohaputra, Semarang: 1989, h. 134.

[zombify_post]

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru