27.5 C
Jakarta

Lunturnya Bhinneka Tunggal Ika dan Pesatnya Radikalisasi Agama

Artikel Trending

KhazanahOpiniLunturnya Bhinneka Tunggal Ika dan Pesatnya Radikalisasi Agama
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Bhineka Tunggal Ika menjadi semboyan luhur bangsa Indonesia yang masih terus bertahan sampai saat ini, memiliki arti berbeda-beda tapi tetap satu jua, Bhineka Tunggal Ika terbukti berhasil mempersatukan semua perbedaan yang ada di negara kita.

Makna yang terkandung dalam Bhineka Tunggal Ika sebagai simbol integrasi nasional mampu menghubungkan semua kepercayaan yang ada di Indonesia sehingga berbagai agama dan kepercayaan yang berada dalam naungan negara Indonesia mampu hidup berdampingan dengan rukun.

Namun dewasa ini Bhineka Tunggal Ika terus mengalami degradasi makna, masifnya penyebaran paham radikalisme yang berusaha mengganti sistem negara Indonesia menjadi negara khilafah mulai melunturkan makna persatuan yang sudah terjalin selama ratusan tahun lamanya.

Cara pandang beragama yang berkiblat pada sistem pemerintahan teroris seperti ISIS dan sejenisnya memunculkan konsekuensi fatal timbulnya tindakan yang melampaui batas, menghalalkan segala cara agar tujuan tercapai. Bahkan kekerasan dan pembunuhan akan dilakukan seperti yang dicontohkan oleh ISIS.

Radikalisasi Agama Hancurkan Kerukunan

Permasalahan radikalisme di Indonesia dari tahun ke tahun semakin mengakar kuat dan menjadi besar karena pendukungnya yang semakin banyak. Paham radikalisme yang ada di masyarakat terkotakan menjadi beberapa tujuan, ada yang hanya memperjuangkan penegakan syariat Islam saja tanpa harus berdiri sebuah negara Islam. Namun terdapat juga kelompok yang ingin mengubah negara Indonesia menjadi negara Islam atau khilafah.

Guru Besar Hukum Islam Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta, M Atho Mudzhar mengatakan, konsep khilafah yang diusung oleh kelompok Islam radikal seperti Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) dan Hizbut Tahrir (HT) sangat bertentangan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Bahkan konsep tersebut akan menimbulkan benturan antarkelompok di Indonesia dan mengancam kelangsungan NKRI sebagai hasil konsensus nasional para pendiri bangsa Indonesia.

Kelompok yang masif memperjuangkan pembentukan khilafah di Indonesia berpotensi menghancurkan kerukunan dan toleransi yang sudah tercipta di Indonesia.

Munculnya kelompok radikal dengan konsep dan praktek yang melenceng dari ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat agama jelas membuat penganutnya menjadi agresif, kelompok radikal ini merasa bahwa merekalah yang paling benar serta menganggap ajaran lainnya harus dihancurkan demi tegaknya syariat Islam.

Sebagai akibat dari stigma ekstrem tersebut maka munculah tindakan-tindakan berbahaya yang melampaui batas terhadap kepercayaan yang lain, seperti upaya saling serang, saling membunuh, membakar rumah-rumah ibadah dan tempat-tempat bernilai bagi masing-masing pemeluk agama.

Akibatnya ketegangan antar umat beragama semakin meningkat, munculnya rasa curiga dan ketakutan di tengah masyarakat tidak dapat terhindarkan.

Jika sudah terjadi pada titik situasi tersebut, maka jelas bahwa semboyan bhineka tunggal ika hanya akan menjadi simbol saja dan semakin kehilanggan maknanya.

Padahal Indonesia sejatinya adalah rumah yang aman bagi berbagai agama dan kepercayaan yang tinggal didalamnya. Namun dengan timbulnya rasa curiga dan pertikaian antar penghuninya maka rumah tersebut pasti terancam hancur.

Ibaratnya pendatang baru yang masuk dan diterima oleh penghuni rumah, namun dengan egois pendatang baru tersebut ingin menguasai rumahnya sendiri dan menyingkirkan penghuni lain yang sudah menerimanya.

BACA JUGA  Film Horor Berlatar Agama, Seberapa Berbahaya?

Sudah banyak bukti kasus rusaknya rasa percaya antar umat beragama yang berujung pada tragedi. Salahsatu contohnya adalah konflik Tanjung Balai, dimana Umat Islam dan Buddha di Tanjung Balai Sumatera Utara saling bertikai dan menyebabkan beberapa tempat ibadah Umat Buddha terbakar.

Bhinneka Tunggal Ika padahal sangat menjunjung tinggi rasa kasih sayang antara sesama sehingga semua agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia dapat hidup damai. Di bawah naungan Bhinneka Tunggal Ika setiap agama Sudah terjamin aman untuk melaksanakan ibadah mereka masing-masing.

Akan tetapi justru yang dilakukan oleh kelompok radikal ini telah mencederai nilai-nilai kasih sayang yang sudah dijunjung tinggi oleh Bhineka Tunggal Ika, dengan mencontoh ISIS dan organisasi teroris ekstrim lainnya mereka tak segan untuk mengkat senjata dan menumpahkan darah.

Dengan sadisnya membantai kelompok mana pun yang tidak sependapat serta tidak mau mengikuti daulah yang ingin didirikannya.

Padahal sudah jelas dalam sila pertama Pancasila sudah dibeberkan bahwa setiap kepercayaan di Indonesia terjamin keamanannya untuk melakukan ibadah sesuai kepercayaan masing-masing serta tidak ada pemaksaan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

Berangkat dari hal tersebut mereka dengan gencar ingin mengubah dasar negara dengan menolak Pancasila dan segala sistemnya karena sangat bertentangan dengan visi dan misi dan misi yang mereka perjuangkan

Perkuat Bhinneka Tunggal Ika, Selamatkan Indonesia

Makna Bhinneka Tunggal Ika harus kembali ditanamkan di hati masyarakat Indonesia secara menyeluruh,karena saat ini kondisi Indonesia tengah mengalami situasi dimana perpecahan dapat terjadi.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang mampu menyatukan berbagai kepercayaan dan budayanya dalam satu naungan yaitu bhineka tunggal ika. Di sini perlu kita pahami bahwa setiap perbedaan yang ada dalam kehidupan merupakan takdir yang sudah ditetapkan oleh Allah Swt.

Seperti Firman Allah Swt dalam Q.S Al-Hujurat ayat 13 yaitu :

Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.

Disini Allah memang menciptakan manusia dengan segala perbedaan agar mereka saling mengenal dan menghargai satu sama lain, bahkan terciptanya piagam Madinah pada jaman Nabi Muhammad Saw sendiri karena kondisi masyarakat Madinah yang majemuk dan terdiri dari banyak suku dan agama.

Pertanyaannya bagaimana cara kita untuk menanamkan dan menyebarkan makna Bhineka Tunggal Ika tersebut? bukankan akan sangat sulit melakukannya.

Kita bisa mencontoh bagaimana paham radikalisme disebarkan, salahsatunya adalah dengan bantuan tekhnologi. Saat ini perkembangan dunia digital dan sosial media sangatlah cepat, semua kalangan baik yang kecil bahkan yang tua pun sekarang memiliki sosial media.

Dengan sosial media penyampaian informasi menjadi sangat cepat dan tepat sasaran, maka mari kita yang sudah menyadari pentingnya makna Bhinneka Tunggal Ika berkontribusi salahsatunya dengan pembuatan konten-konten mendidik secara masif dan konsisten sehingga masyarakat akan sadar bagaimana pentingnya pengamalan Bhineka Tunggal Ika.

Muhamad Andi Setiawan
Muhamad Andi Setiawan
Sarjana Sejarah Islam UIN Salatiga. Saat ini aktif dalam mengembangkan media dan jurnalistik di Pesantren PPTI Al-Falah Salatiga.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru