27.3 C
Jakarta

Kisah Ummu Hani’, Wanita yang Sempat Menolak Cinta Nabi

Artikel Trending

Asas-asas IslamSirah NabawiyahKisah Ummu Hani’, Wanita yang Sempat Menolak Cinta Nabi
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Perempuan-perempuan seperti Khadijah, Aisyah, atau Hafsah, mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Perempuan-perempuan itu adalah para ummul mukminin, para isteri-isteri Rasulullah Saw. Tetapi sudah kah mendengar nama Ummu Hani’ binti Abi Thalib?

Ummu Hani’ bin Abi Thalib adalah sepupu Nabi Muhammad Saw. layaknya Ali bin Abi Thalib. Lalu apa istimewanya perempuan ini? Dalam kitab an Nisa Haula ar Rasul, menceritakan mengenai sosok perempuan satu ini. Ummu Hani’ adalah wanita yang pernah menolak lamaran nabi.

Sebelum diangkat menjadi nabi, bahkan sebelum nabi bersama Khadijah, nabi sempat menyampaikan lamarannya kepada sepupunya tersebut. Rasulullah membicarakan perihal lamarannya ini kepada pamannya, Abi Thalib. Namun pinangannya ditolak.

Dalam tradisi bangsa Arab, tedapat suatu tradisi membalas lamaran dari suku atau bani lain yang sebelumnya telah melamar salah satu dari anggota keluarganya. Sebelum melamar Ummu Hani’, keluarga Bani Makzum pernah menikahkan salah seorang anak perempuannya dengan laki-laki dari keluarga Abi Thalib. Oleh karena itu, Fakhitah ( nama asli Ummu Hani’) akan dinikahkan dengan Hubaira bin Wahab. Cinta nabi tertolak.

Setelah tertolaknya lamaran Rosulullah, Allah mengganti cinta Rosul yang bertepuk sebelah tangan, dengan wanita janda yang kaya raya, yakni Khodijah.  Seperti yang sudah diketahui, Khodijah adalah wanita pertama yang masuk Islam, seluruh hartanya didedikasikan untuk perjuangan Islam.

BACA JUGA  Ini 8 Pesan Penting Khutbah Ramadhan Rasulullah

Ketika peristiwa Fatkhul Makkah, Ummu Hani’ memutuskan menjadi muslimah. Namun suaminya, Hubaira tetap kafir. Maka hukum pernikahannya rusak dan bercerailah kedua pasangan tersebut. Ummu Hanik menjadi janda dengan 4 orang anak.

Melihat Ummu Hani’ yang sudah menjadi muslimah, Nabi Muhammad Saw. Mencoba datang kembali dan menyampaikan lamaran keduanya. Maksud kedatangan kedua, Nabi merasa iba dengan Ummu Hani’ serta agar anak-anaknya tidak terlantar.

Ummu Hani’ berkata, “ Wahai Rasulullah, saya mencintaimu melebihi mata dan telingaku. Akan tetapi, bukan kah hak seorang suami itu besar? Saya khawatir jika saya menerima engkau sebagai suami, perhatian saya terhadap diri saya dan anak-anak akan terabaikan. Namun apabila saya lebih mementingkan anak-anak saya, saya khawatir tidak bisa memenuhi hak-hak Baginda Rasul sebagai suami. “

Mendengar jawaban Ummu Hani’, Rasulullah tidak kecewa apalagi marah. Beliau bersabda, “ Sebaik-baik wanita yang menunggangi unta adalah wanita Qurays. Karena dialah orang yang paling sayang kepada anak-anaknya dan pada saat yang sama dia juga yang paling perhatian kepada suaminya. “ (HR Bukhari-Muslim dan Imam Ahmad).

Ummu Hani’ menolak cinta Rasulullah untuk yang kedua kalinya karena ia lebih memilih anak-anaknya dari pada menelantarkan calon suaminya.

Rasulullah memang tidak mendapatkan Ummu Hani’, tetapi Rasulullah telah mendapatkan cinta Ummu Hani’.

[zombify_post]

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru