27.2 C
Jakarta

Ketakutan Bikin Kita Mangkrak Menulis, Solusinya?

Artikel Trending

KhazanahLiterasiKetakutan Bikin Kita Mangkrak Menulis, Solusinya?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Hal yang sering kali dirasakan oleh seorang penulis pemula adalah ketidakyakinannya terhadap diri sendiri. Mengapa keyakinan itu begitu penting bagi seorang penulis? Hal tersebut dapat dijadikan sebagai modal untuk menyiarkan tulisan-tulisan yang dimilikinya. Apakah ketidakyakinan akan membuat tulisan cenderung stuck alias mangkrak?

Selain itu, penulis pemula juga kerap kali merasakan krisis kepercayaan diri terhadap karya yang dihasilkannya, sehingga lebih memilih untuk mengurungkan niat menerbitkan tulisan. Entah diterbitkan dalam bentuk buku, maupun dikirim ke media massa.

Tak dapat dipungkiri bahwa untuk berani menampilkan karya yang selama ini tersimpan rapi membutuhkan dorongan yang kuat dari dalam diri. Terlebih jika penulis tersebut cukup ‘pemalu’. Adapun dalam hal ini malu untuk mempersembahkan tulisannya kepada khalayak umum. Tentu saja bila diendapkan tanpa dipublikasikan, maka tak ada orang yang tahu bahwa kamu adalah seorang penulis.

Salah satu hal yang membuat seorang penulis pemula enggan bergerak mempromosikan karyanya adalah rasa takut. Ketakutan inilah yang menciutkan penulis dan membuat dirinya tidak bisa berkembang. Padahal, setiap penulis pastinya memiliki keunikan tersendiri dan kamu tidak perlu membandingkan dengan penulis lain.

Setiap penulis memiliki bahan bacaannya sendiri dan perbedaan itulah yang justru yang membuat dunia tulis-menulis semakin menarik. Bahwasanya menulis itu bukan hanya tentang puisi dan cerpen saja, tetapi ada juga jenis tulisan lain yang bisa dinikmati dan ditulis. Penulis pemula bebas memosisikan dirinya di mana sesuai dengan bidang keahliannya atau minatnya.

Apakah kamu sudah menemukan minat dalam menulis? Jika belum, yuk gali lagi minatmu, sehingga hal tersebut setidaknya bisa membuat kepercayaan diri satu tingkat lebih baik. Kamu tidak akan pernah berjalan jika tak melakukan satu langkah saat ini. Perjalanan dimulai bukan esok atau lusa, tetapi saat ini juga untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Takut melangkah diawal itu wajar, mungkin kamu belum cukup ilmu untuk berbagi kepada orang lain. Akan tetapi, hal ini bisa diatasi dengan banyak belajar dari membaca buku atau artikel yang kamu temukan di mana saja. Siapa yang bisa menghalau ketakutan? Tentunya kamu sendiri, bukan orang lain yang mengendalikannya.

Kira-kira, apa saja hal yang membuat penulis pemula takut untuk menulis dan menyiarkan tulisannya kepada khalayak umum? Di bawah ini beberapa ketakutan yang acap kali terjadi:

  1. takut tidak ada yang membaca,
  2. takut tulisannya dianggap buruk,
  3. takut terhadap sebuah kritikan,
  4. takut diremehkan atau diolok,
  5. takut memulai, dan
  6. bingung harus memulai dari mana.
BACA JUGA  Mengenal Karakteristik Kejahatan Siber dengan Memahami Literasi Digital

Lantas, hal apa saja yang perlu dilakukan penulis pemula agar bisa meminimalisir ketakutannya sehingga mampu berada di permukaan dan dikenal oleh pembaca? Beberapa cara di bawah ini bisa kamu terapkan, ya.

Berdialog dengan diri sendiri

Mengapa hal pertama yang saya tuliskan adalah berdialog dengan diri sendiri? Yes, karena ini menjadi urgensi dalam menulis. Ketika bisa berdialog dengan diri sendiri, maka seseorang akan menemukan poin-poin tertentu sebelum menulis. Seperti, apa tujuan menulis, apa yang hendak ditulis, apakah siap dengan lika-liku menjadi penulis, bagaimana kesiapan diri menghadapi sesuatu yang tidak sejalan, bagaimana cara menanggapi para warganet yang suka mengkritik, bagaimana menjaga mental agar tahan banting dengan situasi kondisi apapun, dan sebegaianya.

Dengan begitu, seseorang bisa mengajak dirinya berbincang ikhwal keyakinan, keberanian, kesiapan, sebelum mempublikasikan tulisannya. Setidaknya, hal ini bisa menjadi kekuatan/fondasi dalam menulis sebelum rasa takut itu menyerbu begitu saja.

Mulai beraksi

Teori saja tidak cukup untuk membuat seseorang menjadi penulis. Ia yang hanya memiliki ide dalam kepala akan kalah dengan yang mempunyai ide dan menuliskannya. Dengan kata lain, seorang penulis harus mulai beraksi setelah berdialog dengan diri sendiri. Menulis, menulis, menulis. Hal itulah yang dilakukan oleh penulis.

Jangan lupa pula diimbangi dengan banyak membaca. Aksi nyata itu penting. Dimulai dari menuliskan hal-hal yang paling dekat dengan diri sendiri. Mungkin, seseorang memiliki kecenderungan curhat, maka tuliskan saja perasaan yang dialami saat itu. Atau, seorang penulis suka menjadi raja/ratu gombal, tulis saja gombalannya.

Tidak ada kata berhenti

Selesaikan apa yang sudah dimulai, lalu teruskanlah menulis selagi masih diberikan kesempatan dan panjang usia. Menulis memiliki manfaat yang sangat banyak, jika menulis sudah menjadi bagian dalam hidupmu, maka semua akan terasa ringan tanpa beban.

Sejatinya, menulis adalah bagian dari belajar sepanjang hayat, kamu akan menemukan berbagai hal tak terduga dari menulis. Di antaranya bisa tergabung dengan komunitas penulis, mengenal orang-orang hebat dibalik buku best seller, kopdar sesama penulis, dan benefit lainnya.

Ketakutan yang kamu miliki saat ini akan tetap menjadi ketakutan jika tidak mau menaiki tangga keberanian. Oleh sebab itu, beranikan diri dan yakinkan diri sendiri untuk keluar dari rasa takut dan jadikan hal itu sebagai tantangan untuk bertumbuh. Semoga artikel ini bermanfaat dan bagikan kepada rekanmu, ya.

Devi Ardiyanti
Devi Ardiyanti
Penulis profesional dan tercatat sebagai mahasiswa Pascasarjana Universitas Indraprasta PGRI Jakarta. Puluhan bukunya sudah tersebar di Gramedia seluruh Indonesia. Sangat menyukai dunia literasi dan travelling.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru