28.2 C
Jakarta

Ken Setiawan Buka Modus Operandi Ponpes Al-Zaytun Indramayu

Artikel Trending

AkhbarDaerahKen Setiawan Buka Modus Operandi Ponpes Al-Zaytun Indramayu
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Indramayu – Kontroversi Ponpes Al-Zaytun Indramayu terus bergulir dan menuai respons dari berbagai kalangan dengan harapan pemerintah dapat mengambil sikap tegas.

Seperti disampaikan pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan. Dia mengungkapkan informasi terkait kegaduhan yang terjadi antara Ponpes Al-Zaytun terkait dengan Negara Islam Indonesia (NII).

Ken Setiawan mengungkapkan, bahwa visi misi NII mendirikan negara islam, melanjutkan perjuangan DI TII Kartosuwiryo.

Ken Menjelaskan, ada 9 komandemen wilayah (KW), KW 1 Priangan Utara. Kemudian KW2 Jateng pimpinan Abu Bakar Ba’asyir & Abdullah Sungkar, KW 3 Jatim, KW 4 Makassar pimpinan Kahar Muzakkar.

Selanjutnya, KW 5 Kalimantan pimpinan Abdul Ibnu Hajar, KW6 Aceh yang menjadi GAM, KW7 Jabar Priangan selatan, KW8 Lampung, KW9 Jakarta Raya.

“KW 9 Paling eksis karena korbannya anak muda. Ada juga yang jadi pelaku terorisme, JAD, JAT. KW9 ini di Jakarta, Panji Gumilang dekat dengan tokoh NII, dianggap cerdas karena lulusan Gontor. Makanya dia ada juga lembaga kerasulan, siasat perang. Cover nya perdamaian dan toleransi agar tidak ketahuan. Kelihatan pro pemerintah padahal aslinya tidak,” ungkap Ken Setiawan dalam Webinar Mewaspadai Penyimpangan Agama melalui Doktrin Radikalisme” yang diselenggarakan oleh NII Crisis Center (18/6) di Pondok Pesantren Ponpes Hidayatuttholibin, Desa Karanganyar, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Minggu (18/6/2023).

Namun demikian, kata Ken, jika memiliki niatan mendirikan negara dalam negara. Maka bertentangan dengan agama dan negara.

Mereka, kata Ken, memiliki tujuan gerakan bawah tanah untuk mendirikan negara Islam dengan modus memanfaatkan isu agama sebagai tamengnya.

BACA JUGA  Dukung Pemilu Damai, FKUB Papua Barat Gelar Doa Bersama Lintas Agama

“Orang yang mau belajar dimanfaatkan Panji Gumilang, UUD alias ujung-ujungnya duit. Boleh mencuri, merampok ataupun menghalalkan segala cara. Terbitnya Novel ‘Tuhan Ijinkan Aku Jadi pelacur’ itu NII. Jadi merampok orang kafir itu tidak apa-apa kata mereka,” bebernya.

Setiawan mengatakan, Ponpes Al-Zaytun dipastikan keluar dari rukun Islam. Menurutnya, jika tidak negara islam maka disebut kafir.

Pancasila, kata Ken dianggap Al-Zaytun sebagai thogut. Ken Setiawan menyebutkan, pengikut Ponpes Al-Zaytun dididik untuk menjadi pemimpin negara.

“Jadi mereka cari uang. Mereka zakatnya bukan beras tapi uang. Memberi harta itu boleh, karena nanti kalau NII dan Al Zaytun menang nanti dikembalikan,” sebutnya lagi.

Dia juga menyebutkan bahwa Pengikut Pondok Pesantren Al Zaytun itu ada ketentuan pelaksanaan ibadah haji sendiri. Tiap 1 Muharam mereka satu Indonesia yang bergabung dalam kelompok NII itu berada Makkah.

“Thawaf bukan keliling Ka’bah, tapi keliling Al Zaytun 1.200 Ha pakai mobil. Melempar jumrah bukan pakai batu tapi pakai sak semen, semakin besar semakin soleh. Mereka juga mengatakan Al-Qur’an ini bukan dari Allah melainkan perkataan Nabi Muhammad, berarti ini kan menodakan agama,” tambahnya.

Dari polemik tersebut, Ken menilai keberadan Al-Zaytun membuat nama pondok pesantren memiliki citra buruk.

Ia berharap pemerintah segera mengambil sikap tegas terhadap polemik ini.

“Saya juga berharap MUI agar segera mengeluarkan fatwa. Kemenag dengan bukti-bukti yang ada agar menindak Al Zaytun,” harap Ken Setiawan.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru