28.4 C
Jakarta

Jejak Masuknya Islam di Sudan

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahUlasan Timur TengahJejak Masuknya Islam di Sudan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Sudan merupakan sebuah negara di Afrika Timur laut, yang pernah menjadi negara terbesar di Afrika, sebelum Sudan Selatan memisahkan diri dengan Sudan Utara pada 2011 silam. Negeri yang juga sering disebut sebagai negara di kawasan Timur Tengah ini, letaknya berdampingan dengan negara-negara seperti Mesir, Arab Saudi dan beberapa negara Afrika lainnya seperti Libya, Eritrea, Chad, Ethiopia, dan Sudan Selatan.

Sudan juga dikenal dengan sebutan Negeri Seribu Darwish, karena di negeri ini banyak sekali tarekat-tarekat sufi yang menjamur hampir diseluruh pelosok negera. Selain itu, Sudan juga disebut dengan negeri pertemuan dua Nil, karena di ibu kota Khartoum terdapat pertemuan dua sungai Nil yaitu Nil Putih dan Nil Biru.

Secara garis besar, Sudan adalah negara yang wilayahnya adalah padang pasir, namun di Sudan juga terdapat beberapa daerah yang subur. Tepatnya berada di daerah-daerah yang dialiri oleh sungai Nil, yaitu Nil Putih yang berasal dari Uganda dan Nil Biru yang berasal dari Ethiopia. Kondisi Sudan yang tidak sepenuhnya gersang inilah yang memberi andil terhadap pertumbuhan ekonomi di negeri tersebut. Terutama pasca pisahnya Sudan Selatan yang mempunyai potensi tambang minyak yang begitu besar.

Sudan sendiri  merupakan negara yang bertahun-tahun perekonomiannya diembargo oleh Amerika Serikat, dan juga negara yang bertahun-tahun menerapkan Syariah Islam sebagai dasar berhukum dan bernegara walaupundi negara ini hidup beragam etnis atau suku yang tidak memeluk Islam. Mulai dari Arab, Beja dan suku-suku lokal Afrika lainnya. Di Sudan inilah, dua kebudayaan bertemu yaitu kebudayaan Afrika dan kebudayaan Arab-Islam.

Islam yang ada di Sudan sendiri merupakan Islam Sunni, dengan mayoritas masyarakat muslimnya sebagai penganut mazhab fiqh Maliki dan pengamal tasawuf. Walaupun akhir-akhir ini, ideologi-ideologi Salafi Wahabi dan Ikhwanul Muslimin banyak menjamur di Sudan. Namun, hal tersebut tidak menggerus eksistensi kelompok tarekat untuk tetap menjaga budaya asli mereka. Islam sendiri menjadi agama mayoritas di Sudan, adapun sisanya adalah Nasrani dan kepercayaan lokal seperti animisme yang ada di beberapa daerah Sudan.

Sebagaimana dijelaskan oleh Abdullah Mubsir Al-Tharazi, dalam karyanya Intisyar al-Islam fi al-‘Alam fi al-Sittah wa Arba’una, Daulah ‘Aisyiah wa Afriqoh, bahwa masuknya Islam ke Sudan hingga menjadi agama mayoritas tidaklah terjadi seketika. Tetapi secara bertahap (tadrijan), yaitu mulai pada tahun 641 M (21 H) melalui ‘Amr Ibn ‘Ash dari Mesir pada masa khalifah Umar Ibn Khatthab. Kemudian dilanjutkan oleh Abdullah bin Sa’ad pada tahun 625 M (31 H), ketika dia menjadi Wali Mesir pada masa khalifah Utsman bin Affan. Termasuk ketika Sudan berada di bawah Turki Utsmani pada abad 16 M, dan di bawah kekuasaan Mesir pada tahun 1822 M Islam semakin menguat, sehingga akhirnya hampir seluruh warga Sudan Utara menganut agama Islam. Sedangkan Sudan bagian Selatan dulu dan sekarang setelah memisahkan diri, mayoritas penduduknya beragama Nasrani dan sebagian lainnya sebagai penganut ajaran animisme.

Negara yang dulunya dikenal dengan nama Nubia ini, merupakan negara yang banyak menyimpan nilai tersendiri. Nubia sendiri merupakan sebuah peradaban yang ada di Afrika, dan memiliki sejarah panjang 200 SM dan pernah diduduki Mesir. Dari Nubia inilah, Islam masuk ke Sudan. Tepatnya pada saat Mesir berjaya dengan gubernurnya Amr bin Ash, yang pada waktu itu membawa pasukan untuk menyerang bangsa Nubia yang bukan bangsa beragama Islam. Karena pada waktu itu, bangsa Nubia berusaha menginvansi wilayah Selatan Mesir. Namun ketika Nubia berhasil ditaklukan oleh pasukan Islam, mereka tetap berada di bawah naungan kaum muslim sebagaimana dijelaskan oleh Van Houve dalam bukunya Ensiklopedia Islam.

Walaupun berjalan dengan lambat, Islam mulai masuk kembali ke wilayah Nubia di bawah Dinasti al-Murabithun yang mempunyai misi mengislamkan suku-suku pagan yang ada di Afrika. Pada masa inilah, banyak bangsa Arab yang menetap di sana, menikahi penduduk pribumi. Periode ini terjadi kira-kira pada abad ke 13-14 M. Pada masa inilah, kerajaan-kerajaan Kristen mengalami keruntuhan karena adanya perpecahan internal. Di sisi lain, terjadi juga serangan dari bangsa Arab di perbatasan dan berdirinya kerajaan Islam pertama di Sudan yang bernama Funj yang sangat kuat pada abad ke 15 M.

Dalam kurun waktu 30 tahun lebih, Sudan menjadikan Syari’ah Islam sebagai dasar berhukum dan negara. Sehingga undang-undang yang ada di Sudan pun, semuanya bernuansa Islam. Dan penerapan Syari’ah Islam tersebut, mempunyai sejarah yang sangat panjang dan tidak lepas dari kultur masyarakat Sudan yang sebelumnya memang berada di bawah kekuasaan Islam. Apalagi di Sudan masih banyak peninggalan-peninggalan bangsa sebelum Islam masuk, yaitu Nubia. Seperti phyramid-phyramid yang ada di daerah Shendi yang jumlahnya melebihi phyramid yang ada di Mesir.

Berkembangnya Islam di negara Sudan pun mempunyai sejarah yang panjang dari fase ke fase lainnya. Dan di atas adalah sekilas masuknya Islam di negara yang dikenal mempunyai dua kebudayaan yaitu kebudayaan Afrika dan kebudayaan Arab Islam.

Nur Hasan, Alumnus International University of Africa, Sudan. Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta

 

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru