Dengarkan artikel ini
Islam Satu-satunya Agama yang Benar (2)
Oleh: Prof. Dr. Muhammad Machasin, MA*
Kekaprahan tidak dapat dijadikan pembenar. Karena kebanyakan pemeluk agama mengklaim (mendaku) bahwa agamanyalah yang benar, sementara agama lain tidak, maka tidak menjadi soal kalau aku pun merasa bahwa hanya agamaku yang benar. Ada yang bahkan menyatakan lebih jauh lagi: tanpa truth claim sebuah ajaran keimanan bukan agama.
Meyakini agama sendiri benar bukan truth claim. Truth claim melihat kebenaran hanya satu dan itu ada pada agama yang aku peluk, bukan pada agama lain. Tidak ada agama tanpa keyakinan mengenai kebenarannya. Ini tidak berarti bahwa yang di luar agama itu tidak benar.
Bukankah ada kemungkinan bahwa agama lain juga benar? Apakah sudah cukup informasi mengenai agama lain sehingga boleh dinyatakan bahwa ia salah?
Pangkal soalnya adalah paham tentang ketunggalan kebenaran: hanya ada satu jalan kebenaran. Akan tetapi agama berkaitan dengan keseluruhan hidup manusia, mengenai keyakinannya, perbuatannya, harapan-harapannya, konsepnya mengenai baik-buruk, pandangan hidupnya dan sebagainya. Kebenaran mengenai masalah-masalah ini sering kali tidak tunggal. Apa yang baik bagiku mengenai kedisiplinan diri tidak jarang dirasakan kurang pas olehmu untuk dirimu. Ibadah bagi yang satu dimaknai sebagai kewajiban semata, sementara bagi yang lain adalah latihan kerohanian. Membantu orang yang dalam kesulitan bagi yang satu merupakan kewajiban agama, sementara bagi yang lain adalah kewajiban kemanusiaan.
Kalau kebenaran tidak tunggal, kebenaran agama lain tak mengurangi kebenaran agama sendiri.
Lalu mengapa mesti mendaku kebenaran?
*Penulis adalah Guru Besar UIN Sunan Kalijaga, tinggal di Yogyakarta
